Menjual Nyawa Untuk ½ Shiling

Ketika melewati beberapa ladang seorang pendeta bertemu dengan seorang penduduk dan berkata kepadanya, “Wah..hari yang indah.” “Ya benar, tuan.” Setelah berbincang-bincang dengan pria tersebut mengenai keindahan alam, maka sang pendeta berkata, “Sungguh kita harus berterimakasih atas kemurahhatian ini. Saya harap Anda tidak pernah keluar dari rumah tanpa berdoa terlebih dahulu.” “Mengapa,” kata pria itu. “Saya tidak pernah berdoa. Saya tidak punya hal yang dapat didoakan.” “Pria yang aneh,” kata sang pendeta; “Tidakkah istrimu berdoa?” “Jika dia ingin berdoa.” “Tidakkah anak-anakmu berdoa?” “Jika mereka ingin berdoa.” “Apakah Anda bermaksud berkata bahwa Anda tidak berdoa?” kata sang pendeta. “Sekarang, jika Anda mau berjanji kepada saya bahwa Anda tidak akan pernah berdoa seumur hidup Anda, maka saya akan memberi Anda ½ shiling.” “Baiklah,” kata pria tersebut. “Saya pikir saya juga tidak punya hal yang dapat didoakan,” kata pria tersebut sambil mengambil uang ½ shiling tersebut.

Tetapi ketika pria tersebut pulang ke rumah, sebuah pikiran terlintas dalam dirinya, “Apa yang telah kulakukan?” Dan sesuatu berkata kepadanya, “John, kamu akan segera mati, dan saat itu pasti kamu akan ingin berdoa; kamu harus berdiri di hadapan hakimmu, dan akan merupakan hal yang menyedihkan jika kamu tidak berdoa sebelumnya.” Pikiran tersebut masuk ke kepalanya dan membuat pria tersebut menjadi sangat sengsara. Semakin lama ia memikirkan hal tersebut, semakin sengsara perasaannya. Istrinya bertanya apa yang terjadi. Pada mulanya sang pria tidak dapat menceritakan apa yang telah terjadi, tetapi akhirnya ia mengaku bahwa ia telah mengambil uang ½ shiling untuk sebuah janji bahwa ia tidak akan pernah berdoa. Ia merasa bahwa si jahatlah yang telah muncul di hadapannya. “John,” kata sang istri. “Tentu saja itu adalah iblis, dan engkau telah menjual jiwamu kepadanya untuk ½ shiling.”

 

Sang pria tidak dapat bekerja selama beberapa hari dan sangat menderita karena merasa bahwa ia telah menjual dirinya sendiri kepada si jahat. Akan tetapi, sang pendeta tahu apa yang terjadi pada pria tersebut. Ada sebuah lumbung padi di dekat situ, dan ia berencana untuk berkotbah di sana. Ia memperhitungkan bahwa sang pria pasti akan hadir di sana untuk meredakan teror dalam pikirannya, dan benar saja, pria tersebut datang ke tempat tersebut pada hari sabat sore dan mendengarkan pria yang sama – yang telah memberinya uang ½ shilling – berkotbah tentang, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? “ “Ya,” katanya, “Apa gunanya bagi seorang pria, yang menjual nyawanya untuk ½ shiling?”

Maka bangkitlah pria tersebut dan berteriak, “Tuan, ambil kembali uang itu! Ambil kembali uang itu.” “Mengapa,” kata sang pendeta. “Anda menginginkan uang ½ shiling, dan Anda berkata bahwa Anda tidak perlu berdoa.” “Tetapi tuan, “ kata pria tersebut, “Saya harus berdoa; jika saya tidak berdoa, maka saya akan terhilang.” Dan akhirnya setelah bernegosiasi, ½ shiling tersebut pun dikembalikan, dan pria tersebut kemudian berlutut dan berdoa kepada Tuhan. Ternyata, peristiwa tersebut merupakan suatu sarana yang menyelamatkan jiwa pria tersebut, yang membuat pria tersebut menjadi seseorang yang berbeda.

 

Renungan

Seringkali kita menganggap bahwa doa adalah hal yang kurang berarti dibandingkan dengan hal-hal lain yang ada dalam kehidupan kita. Padahal, sadarkah kita bahwa sebenarnya doa adalah suatu kehormatan yang Tuhan berikan kepada kita untuk selalu terhubung denganNya? Mari kita belajar untuk selalu melibatkan doa dalam setiap kegiatan kita sehari-hari.

 

Doa bukanlah cara yang kita gunakan untuk memanfaatkan Tuhan; yang lebih sering terjadi adalah doa menempatkan kita dalam suatu posisi di mana Tuhan dapat memakai kita.

(Eric Capaci)

 

 

Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya

 sebagai ganti nyawanya?

(Matius 16:26)

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: BCS

Leave a Comment