Tidak lama setelah saya memulai blog keluarga kami, saya menemukan diri saya meluangkan seluruh waktu luang saya memutakhirkannya dan memikirkan tentang cara untuk membuat itu menjadi lebih kreatif dan menarik. Saya meluangkan waktu cukup lama membaca blog-blog lain juga.
Dalam beberapa minggu, blogging menjadi prioritas melebihi penelaahan tulisan suci harian saya dan pembacaan lainnya. Saya tidak dapat berkonsentrasi sewaktu menelaah, saya tidak ingin banyak membaca lagi, dan saya merasa kekurangan Roh dalam hidup saya. Saya menjadi kurang sabar terhadap anak-anak saya, dan waktu yang seharusnya saya luangkan bersama mereka, saya luangkan di komputer.
Bukan berarti bahwa blogging tidaklah pantas; bagaimanapun, itu adalah cara yang hebat untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman-teman. Namun semenjak saya merasakan fokus saya beralih dari hal-hal yang akan memberi saya landasan rohani yang kuat, saya tahu sesuatu perlu diubah.
Saya memulai dengan mengakui kepada diri sendiri bahwa saya tidak perlu mengerjakan blog setiap hari dan bahwa saya tidak perlu memeriksa blok orang lain setiap hari juga. Saya memutuskan saya masih dapat meluangkan waktu di komputer namun hanya setelah saya menyelesaikan penelaahan tulisan suci saya dan pembacaan lainnya. Pada saat saya telah menyelesaikan hal-hal yang paling penting, biasanya tidak banyak lagi waktu untuk blogging, namun itu tidak apa-apa. Saya telah memiliki banyak waktu lagi—waktu yang sekarang saya luangkan untuk mengurus dan bermain dengan anak-anak saya, membaca, dan menelaah.
Setelah beberapa hari saya menyesuaikan prioritas, saya menyadari bahwa saya merasakan Roh lebih melimpah dalam hidup saya lagi.
Saya tahu bahwa sewaktu saya membuat sebuah prioritas setiap hari untuk melakukan apa yang bermanfaat secara rohani, saya akan merasakan semakin banyak Roh dalam kehidupan sehari-hari. Saya tahu bahwa mencari waktu untuk menelaah tulisan suci, membaca majalah Gereja dan bacaan baik lainnya, serta memikirkan tentang hal-hal yang penting secara kekal dapat menolong saya menjadi istri yang lebih baik, ibu yang lebih baik, dan anggota yang lebih baik dari Gereja Tuhan.
Sumber: https://www.lds.org/liahona/