PENGAKUAN DOSA YANG MEMULIHKAN

Pada bulan April 2002, saya menderita sariawan di lidah. Dua minggu lebih saya menderitanya, saya tidak bisa makan. Saya sangat kesakitan, terasa sakit sampai ke kepala dan ke telinga.

Karena sariawan yang diderita Peggy sangat mengganggu dan tidak kunjung sembuh, Peggy kemudian memutuskan untuk memeriksakan ke dokter THT , namun sariawan yang diderita oleh Peggy tidak sembuh juga, bahkan sampai dua bulan lebih.

Akhirnya saya pergi ke dokter bedah mulut di MMC. Dan oleh dokter disana diisarankan untuk melakukan diopsi. Dan ternyata hasilnya tidak menggembirakan.

Dokter yang memeriksa memberitahukan bahwa Ibu Peggy ini menderita penyakit kanker lidah. Diperkirakan sudah menderita stadium II, dan harus menjalani operasi. Untuk ukuran keadaan seeperti tu, akan dilakukan tindakan pengangkatan sebagian lidahnya.

Saya pulang ke rumah. Kemudian saya kumpulkan anak-anak bersama suami. Saya bilang kepada mereka kalau saya menderita kanker. Saya tidak tahu harus bagaimana, saya suatu saat akan meninggal dalam waktu dekat. Sayaminta maaf kepada mereka semua, kalau ada kesalahan yang saya perbuat. Mereka menangis dan melarang saya ngomong sembarang lagi. Akhirnya saya berdoa, saya bertanya kepada Tuhan mengapa saya diberikan penyakit kanker lidah, mengapa Tuhan tidak memberikan penyakit yang lain saja. Bagaimana cara saya berbicara kalau nantinya lidah saya akan dipotong.

Pada bulan Agustus, seorang diri Peggy pergi mencari dokter lain yang mungkin memberikan jalan lain selain operasi, namun ternyata Peggy mendapatkan jawaban yang lebih mengerikan.

Dokter berkata kepada saya “Kalau kamu sampai pada bulan september tidak mau menjalani operasi, seluruh lidah kamu akan diangkat” Waktu saya mendengar itu, saya gemetaran, tapi malam harinya di saat saya mau tidur. Saya ingat salah satu ayat Firman tuhan yang mengajarkan untuk selalu merendahkan diri. Saya bertanya kepada Tuhan, apa artinya merendahkan diri. Saya bangun, saya berdoa. Malam hari itu saya pergi tidur lagi, akan tetapi sudah tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Hari itu seorang hamba Tuhan datang mengunjungi Peggy, dan Peggy menceritakan pergumulannya. Tuhan berkata kepada saya seperti suara yang mengatakan kepada saya “Kamu jahat. Kamu jahat sama suami kamu, kamu tidak menghormati suami kamu. Kamu selalu meremehkan dan selalu menganggapnya rendah”. Setelah mendengar itu saya langsung berteriak “Papa, Ampuni saya. Saya minta maaf” Waktu itu suami saya ada di dalam. Dia bingung, ada apa saya berteriak-teriak di depan. Lalu dia datang ke depan dan duduk di sebelah saya. Saat duduk di sebelah, saya langsung sujud di hadapannya, menangis dan meminta maaf atas semua kesalahan saya. Kemudian suami saya menyuruh saya duduk kembali.Saya tidak mau beranjak sampai suami saya mau memaafkan saya. Pemulihan itu terjadi.

Sementara Peggy bersiap-siap pergi ke Singapura untuk operasi. Suami Peggy terkena serangan jantung yang akut. Jantung sebelah kirinya sudah rusak dan fungsi jantungnya sudah 39%.

Saya bertanya kepada Tuhan, mengapa begini? Saya sedang dalam keadaan sakit dan akan dioperasi, mengapa suami saya juga sakit? Akan tetapi suami saya tetap tenang. Dia tetap menyuruh saya pergi saja ke Singapura. Akhirnya dengan berat hati saya pergi.

Setelah dioperasi sellama 6 jam, akhirnya saya boleh dipindahkan ke ruang ICU. Waktu saya sadar sudah ada ibu saya disebelah tempat tidur saya sedang berdoa. Saat itu saya minta dibacakan (Mazmur 103:1-5) lalu ibu saya membacakannya. Saya mengucap syukur kalau Tuhan sudah mengampuni dosa saya. Tuhan juga sudah menyemuhkan saya. Setelah operasi saya harus disinar. Saya disinari sebanyak 30 kali. Dan dokter menjelaskan kepada saya kalau setelah penyinaran maka saya tidak mempunyai lagi air liur untuk selamanya.

Dokter Muchilis Ramli menjelaskan bahwa menurut laporan hasil operasi, bahwa separuh lidah dibuang. Ukuran dari spesifikasi operasi yang dibuang sekitar 7 cm, dibagian belakang yang seharusnya lebih buruk akibatnya. Seharusnya pemulihan yang harus dijalani selama 2 tahun dan bisa operasi sampai dua kali, namun apa yang dialami oleh Peggy sudah luar biasa. Jauh dari prediksi Tim dokter.

Saya sungguh bersyukur kepada Tuhan. Saya tahu Tuhan mempunyai rencana yang indah dalam hidup saya. Pemulihan demi pemulihan Tuhan lakukan. Bersama dengan suami, berasa dengan saudara dan orang tua, semua Tuhan lakukan supaya kita saling mengasihi dan bersatu. Saling mendukung satu dengan yang lain dalam doa dan segala hal. Tuhan berikan saya hidup baru dan saya percaya semua ini karena anugerah Tuhan.

Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5:16)

 

Sumber: jawaban.com

Leave a Comment