Puji Andriyani, Alami Penyertaan Tuhan yang Begitu Nyata di Tengah Krisis

Lulusan Arsitektur Universitas Diponegoro ini terlahir sebagai Kristen. Tapi sepanjang perjalanan hidup sampai beranjak dewasa, Puji Andriyani hanya menjalani kekristenannya sebagai rutinitas saja.

Setelah mendapatkan gelar arsitektur, Puji merantau ke Jakarta dan memulai karirnya dari nol. Sebagai wanita Kristen yang gemar bekerja, dia berpikir bahwa menjalankan ibadah sudah cukup. Hal inilah yang membuatnya merasa gak pernah merasakan pengalaman pribadi yang lebih intim dengan Tuhan.

Dengan loyalitas dan kerja kerasnya dalam bekerja, karir Puji pun terus menanjak naik. Dia bahkan dipercayakan sebagai Asisten Direksi di sebuah perusahaan properti besar. Pekerjaan ini pun membuatnya begitu nyaman karena semua hal yang dia butuhkan bisa terpenuhi.

“Saya sempat berpikir bahwa saya butuh Tuhan. Tapi saat itu saya berpikir kalau saya gak punya uang saya pasti pusing. Itulah awal-awal ketika Tuhan mulai menjamah saya dimana pada saat itu setelah jaman-jaman kampanye itu saya terlibat di beberapa kegiatan sosial dan politik. Saya menemukan tentang arti perjuangan hidup,” ucapnya.

Bukan hanya itu, pemikiran untuk lebih dekat dengan Tuhan mulai dia rasakan saat dia harus menghadapi berbagai macam tekanan di tempat kerjany. Masalah di tempat kerja terus bertambah ketika dia merasa kesulitan mendapatkan izin dari perusahaan untuk pergi melakukan perjalanan rohani ke Tanah Suci Israel.

Karena tak ingin kehilangan kesempatan yang sudah diberikan Tuhan, Puji pun mulai bergumul kepada Tuhan. “Akhirnya saya berkata sama Tuhan. ‘Tuhan, pilihannya hanya  adalah ketika aku memutuskan pergi ke Israel, ada risiko besar yang saya hadapi.’ Dan itu muncul tepat sebelum keberangkatan saya ke Israel. Entah tiba-tiba dalam tidur saya, Tuhan berkata, ‘Pilih Aku maka kamu akan sejahtera.’ Entah ada suara dari mana. Saya tidak tahu. Sejak saat itu saya bilang, ‘Oke Tuhan saya ambil.’ Entah risiko kehilangan pekerjaan, saya tidak peduli,” terang Puji.

Saat itulah, Puji benar-benar mendapatkan kekuatan dan memilih percaya saja kepada Tuhan. Di Israel dia mengaku mengalami perjalanan yang lebih dalam dan dekat bersama Tuhan. Karena itulah sekembali dari sana, dia begitu siap menerima risiko dari pilihannya sendiri, yang pada akhirnya berujung pada pengunduran dirinya.

Di tengah masa-masa krisis tersebut, Puji belajar untuk tetap berpegang kepada Tuhan. Sampai pada akhirnya dia ditawari pekerjaan dengan segala benefit yang jauh lebih besar. Pada awalnya, dia mengaku begitu bersyukur. Tapi lagi-lagi, dia harus kembali bergumul karena ternyata ada beberapa ketentuan yang bertolak belakangan dengan prinsip imannya. Sampai akhirnya, Puji pun memilih untuk menolak tawaran tersebut.


Di masa-masa itu, kehidupannya benar-benar diuji. Dia harus menganggur selama empat bulan, tanpa pemasukan, sampai akhirnya uang tabungannya juga harus ikut terkuras. Dia sadar kalau Tuhan pasti sedang melakukan sesuatu atas hidupnya.

“Di bulan Agustus, saya hanya bilang sama Tuhan. ‘Tuhan, saya gak sanggup. Saya minta tolong. Entah bagaimana pertolongan Tuhan tepat. Saya telpon salah seorang teman saya. Saya cerita. Gak pake lama, ‘Oke kamu datang ke kantor.’ Langsung gabung (dapat pekerjaan). Di situ adalah perjalanan Tuhan menunjukkan kuasa-kuasa-Nya,” terangnya.

Puji pun diterima bekerja di salah satu perusahaan properti. Tapi kondisi keuangannya masih tetap dalam krisis karena tiga bulan pertama, dia bahkan tidak digaji.

“Saya gak punya uang. Tapi saya bersyukur saya masih punya pekerjaan. Entah kenapa ada suatu kekuatan yang saya sendiri juga tidak mengerti. Kemarin-kemarin saya bergantung sekali dengan uang, sekarang saya benar-benar sampai satu keadaan nol rupiah. Di sinilah pebukaan. Tuhan benar-benar menguji saya. Saya belajar di sini berjalan dengan iman. Saya ambil dengan segala kesulitan saya,” ungkapnya.

Sekalipun terasa sangat sulit dan bahkan dia tampaknya sengaja ditempatkan di proyek yang sangat mustahil akan laku. Tapi Puji mengerjakan apa yang sudah dipercayakan kepadanya dengan baik serta selalu meminta petunjuk dan arahan dari Tuhan. Sampai pada akhirnya dia merasakan bahwa pemeliharaan Tuhan itu benar-benar nyata.

“Saya hanya bilang sama Tuhan, ‘Tuhan mampukan saya. Saya tidak mampu. Tapi Tuhan pake banyak cara. Akhirnya diberi kepercayaan, saya mengelola. Saya rubah semuanya diproyek itu. Saya hanya bilang, ‘Tuhan Engkau tidak akan mempermalukan anak-anakMu.’ Saya hanya mau membuktikan kuasa Tuhan dan saya berdoa, berdoa. Desember terjadi transaksi. Itu cash,” jelasnya.

Sejak saat itu, Puji terus berjalan dalam iman.Dia terus mengandalkan Tuhan dan melakukan bagiannya untuk mendoakan setiap unit property yang akan dijualnya. Sampai pada akhirnya di awal tahun 2020, transaksi berikutnya kembali terjadi. Penjualan terus berlanjut sampai di bulan berikutnya. Dan sampai memasuki masa pandemi Covid-19 dan pemberlakuan PSBB di bulan Maret, penjualan sempat kosong. Namun dia tetap mengandalkan Tuhan dan percaya sesuatu akan terjadi.

“Maret memang kering karena pada saat itu masa PSBB baru dimulai. Tapi Tuhan gantikan di bulan berikutnya dua transaksi sekaligus. Produk saya yang saya jual itu nilainya tidak ada di bawah 1M. Semua 1M lebih. Sedangkan kalau lihat situasi sekarang, susah untuk menjual rumah-rumah senilai 1M lebih. Tapi inilah kuasa Tuhan. Setiap hari ada konsumen yang datang,” demikian dia menjelaskan kekagumannya pada kuasa Tuhan.

Pengalaman-pengalaman itu pula yang membuatnya sadar bahwa saat dia mengandalkan Tuhan maka apapun yang dia butuhkan atau minta akan diberikan sesuatu dengan waktu-Nya. Menurutnya saat kita mengutamakan dan menyenangkan Tuhan lebih dulu, maka Dia pasti akan menyediakan apa yang kita perlukan. Dan berkat damai sejahtera Tuhan itu sendirilah yang akan memberikan kita kekuatan menghadapi segala situasi dengan tenang.

Apakah kamu pernah atau sedang dalam krisis keuangan? Apakah kamu mulai kuatir dan takut? Yuk belajar mengutamakan hubungan dengan Tuhan dan mengandalkan Dia di atas dari semua masalah kita. Percayalah, Dia akan bertindak dalam kehidupanmu.

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.
Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.
Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.
Untuk kalangan sendiri.

Leave a Comment