Selvi: Kepahitan Sama Mama Mertua Membuatku Jatuh Sakit

Belum lama setelah menikah, Alex dan Selvi masih harus tinggal di rumah ibunya Alex.

Di awal pernikahan, sebagai menantu Selvi masih merasa betah. Tapi setelah beberapa bulan, dia mulai merasakan perlakuan yang gak baik dari mama mertuanya.

Hal ini diungkapkannya kepada suaminya. Namun lantaran kondisi ekonomi mereka yang belum stabil. Alex harus membujuk Selvi untuk tetap bersabar sama mereka bisa pindah ke rumah sendiri.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Selvi pun memutuskan untuk berjualan kue lemper di rumah. Siapa sangka usaha kecil ini berkembang dengan baik dan mampu menutupi kebutuhan mereka. Bahkan bisa mengontrak rumah dan pindah dari rumah mama mertuanya.

“Akhirnya kami pindah dari rumah mama mertua dank ami tinggal di rumah yang kami cicil dari bank. Kami memulai usaha lemper kami yang tadinya hanya sampingan, tapi sekarang jadi penghasilan utama buat kami. Dan hasilnya cukup lumayan,” ungkap Selvi.

Usaha lemper yang dijalankan oleh pasangan ini pada akhirnya menyita seluruh waktu mereka. Untuk pergi ke gereja atau ikut pelayananpun mereka tak lagi punya waktu.

“Sabtu-Minggu kadang kami tidak ke gereja karena memang agak rame pessenan sampai 500. Selvi agak kewalahan. Kita cuman berdua yang ngerjain,’ kata Alex.

Selvi jatuh sakit

Suatu kali di tengah kesibukannya, Selvi merasa kurang enak badan dan tiba-tiba diserang sesak nafas. Kondisi yang dia alami tampak cukup parah. Sehingga suaminya Alex harus melarikannya ke rumah sakit.

Setelah diperiksa, dokter mendiagnosa Selvi dengan penyakit yang cukup langka dan terpaksa harus masuk ruang ICU.

Sejak masuk ruangan ICU, kondisi Selvi malah lebih buruk. Dia sama sekali tak sadarkan diri. Di tengah kondisi kritis itulah dokter yang menangani Selvi mengaku kalau kemungkinan harapan hidupnya sangat kecil.

“Tiap hari saya nemuin si dokter Santoso ini, jawabannya begitu terus. Perkembangannya gak ada karena semenjak masuk ICU kayak orang yang gak sadar,” ucap Alex.

Di tengah kondisi yang dialami sang istri. Alex hanya bisa merenung dan mendengarkan firman Tuhan. Di masa-masa itulah Tuhan seakan mengingatkan dia tentang kisah Ayub dalam Alkitab.

“Firman Tuhannya Ayub aja terus. Ayub aja tiap hari. Kenapa Ayub diambil semuanya sampai harta, anak, menantunya diambil, dia masih bisa bersyukur? Nah dari situ saya (berserah kepada Tuhan) ‘Ya Tuhan kalau Selvi mau diambil saya pun gak akan ninggalin Tuhan’” ungkapnya.

Selama tujuh hari koma, Selvi sama sekali tak tahu apa yang sedang terjadi. Dia mengaku seperti mendengar teriakan seorang anak yang menyuruhnya untuk pulang.

“Dan saat itu juga saya mendengar suara yang seperti berbisik kepada saya yang mengatakan, ‘Anakku semua sakit penyakit yang saya berikan ini bukan untuk menghukum kamu. Tapi karena saya ingin menyatakan mujizat. Tuhan itu masih ada saat ini’” terang Selvi.

Selvi sadarkan diri

Penantian panjang Alex pun membuahkan kabar sukacita. Dokter menyatakan Selvi siuman dan kondisinya mulai perlahan-lahan sembuh.

“Dan ketika mujizat kesembuhan itu terjadi, saya merasa Tuhan mau saya kembali sama Dia,” kata Selvi.

Akar kepahitan disembuhkan

Bukan hanya sembuh secara fisik. Tapi Selvi mulai menyadari kalau ternyata sumber penyakit yang bersarang di tubuhnya berasal dari akar kepahitan dan kekecewaan terhadap mama mertuanya.

Sejak di awal pernikahan, Selvi mengaku kalau perlakuan mama mertuanya membuatnya harus memendam semua perasaan yang dia alami. Tanpa sadar perasaan itulah yang justru tumbuh semakin besar dalam hatinya.

“Dulu tuh bisa dibilang gak bisa mengungkapkan isi hati saya. Saya selalu pendam semuanya. Jadi apa yang saya rasakan, saya pendam, saya tumpuk sendiri. Ya mungkin di situ timbul akar kepahitan saya (kepada mama mertua),” terang Selvi.

Kepahitan Selvi terhadap mama mertuanya gak cukup sampai di situ. Bahkan setelah sembuh, kekecewaan itu semakin mendalam lantaran selama sakit, mama mertuanya bahkan tak mau membantu sang suami dalam mengurus anaknya.

Tapi perlahan-lahan, dia mulai sadar kalau kepahitan itulah yang membuatnya jatuh sakit.“Gak sadar kekecewaan, kepahitan yang saya tumpuk di dalam hati saya justru itu yang bikin saya sakit.”

Lewat sebuah pelayanan, Selvi mulai membuka hatinya untuk mau mengampuni mama mertuanya. Meski sulit, dia mau menyerahkan seluruh hidupnya kepada Tuhan.

“Saya gak mau balik lagi kayak dulu. Saya gak mau menyimpan lagi kepahitan. Saya mau Tuhan pakai saya tanpa syaratlah. Dari komsel itu saya ngerasain gimana cara mengampuni yang sesungguhnya. Mengampuni itu harus dari hati. Buang dulu semua sampahnya, baru Tuhan gempur. Tuhan mau kerjakan sesuatu buat saya,” ungkap Selvi.

Dengan penuh keberanian, Alex dan Selvi pun mendatangi mama mertuanya. Di momen itulah Tuhan mengerjakan sesuatu yang besar atas hidup mereka. Pemulihan pun terjadi.

Setelah hubungan mereka dipulihkan, dia memberikan kepercayaan penuh mama mertuanya untuk melanjutkan usaha lempernya.

“Hari ini saya sudah bebas dari kekecewaan. Dan itu semua karena dari Tuhan Yesus,” kata Selvi.

Apakah kamu pernah mengalami kepahitan atau kekecewaan terhadap orang lain? Entah itu keluarga atau pasanganmu? Kalau saat ini kamu merasa hidupmu gak mengalami kemerdekaan seperti sebelum kamu mengalami hal itu, mulailah minta ampun kepada Tuhan.

 

 

 

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber: jawaban.com

Web Kesaksian : www.kesaksian.org
Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment