Seperti di Film

Aku baru berumur enam tahun ketika orang tuaku bercerai. Ayahku pindah ke kota, sementara ibuku, kedua adik perempuanku, dan aku tetap tinggal di rumah kami di Hilton, New York. Dua minggu sekali, pada akhir pekan, kami mengemasi beberapa pakaian dan pergi ke apartemen ayah.

Di sekolah, aku mengikuti kelas khusus bagi anak-anak yang orang tuanya telah bercerai. Aku belajar banyak di sana, terutama kita harus memercayai bahwa Allah membuat segala sesuatunya baik. Dulu aku sering berkhayal orang tua kami akan saling memaafkan dan rujuk kembali seperti dalam film-film. Namun setelah beberapa lama, aku menyadari bahwa hal itu mungkin tidak akan pernah terjadi dan aku pun berhenti berkhayal.

Selama dua tahun, aku dan adik-adikku pulang pergi antara rumah ibu dan rumah ayah. Kemudian ayahku pindah ke sebuah apartemen yang lebih dekat dengan rumah ibuku. Tidak ada anak-anak di sekitar tempat itu, jadi kami hanya sendirian. Aku mulai takut pergi ke tempat tinggal ayahku. Aku tahu ia menyayangiku, tetapi di sana tidak menyenangkan.

Satu setengah tahun kemudian, ayahku pindah ke apartemen lain yang jarak tempuhnya hanya lima menit dari rumah ibuku. Aku menyukai apartemen itu dan sangat berharap bisa pergi ke sana dengan ayahku. Semuanya berjalan dengan baik, kecuali satu hal — orang tuaku pergi ke gereja yang berbeda. Karena kami lebih dekat jika pergi ke gereja ibu, kami mulai memohon pada ayah agar mengantar kami ke sana. Kadang-kadang ayah memang melakukannya, tetapi ia lebih memilih pergi ke gerejanya.

Suatu hari, aku dan adik-adikku sedang berada di apartemen ayahku, dan kami menyewa film “The Parent Trap”. Film itu bercerita tentang saudara perempuan kembar yang orang tuanya bercerai, dan si kembar berusaha membujuk orang tua mereka kembali bersama lagi. Di akhir cerita, orang tua mereka bersatu kembali dan semuanya bahagia. Filmnya selesai dan ayahku mulai menangis. Saat aku bertanya mengapa ia menangis, ayahku berkata, “Karena ceritanya berakhir bahagia.”

Tidak lama setelah kejadian itu, ayahku mulai pergi ke gereja ibuku dan sering mengundangnya untuk makan malam di tempatnya. Bulan demi bulan berganti dan yang kami ketahui setelah itu orang tuaku bertunangan. Pernikahannya diadakan pada Oktober, dan adik-adikku serta aku menjadi gadis pembawa bunganya. Pada hari pernikahan, rambut kami ditata dan kami difoto. Kemudian upacaranya dimulai. Setelah acaranya selesai, kedua orang tua kami menangis bahagia.

Pernikahan itu bukanlah acara yang paling mewah atau pun yang paling mahal dari yang pernah kuhadiri. Akan tetapi, peristiwa itu akan menjadi peristiwa yang paling kukenang seumur hidupku. Sekarang sudah satu tahun lebih sejak hari bahagia itu. Orang tua yang telah bercerai selama lima tahun biasanya tidak rujuk kembali, tetapi dalam hal ini mereka rujuk kembali. Seperti di film.

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber: http://sabda.org

Web Kesaksian : www.kesaksian.org
Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment