Setahun Mencari Pekerjaan, Tuhan Akhirnya Menjawab Doaku

Oleh Martha Felica*, Surakarta

Air mataku menetes tatkala aku terdiam. Pusing di kepala dan rasa sakit di dada kurasakan karena diselimuti kekecewaan. Aku tak kunjung mendapatkan pekerjaan pada tahun 2017 yang lalu. Saat masih duduk di bangku kuliah, aku pernah berpikir bahwa hidup akan terasa mudah dan indah setelah selesai kuliah. Lulus dengan nilai bagus, lalu diterima di perusahaan besar di Jakarta. Namun, impianku justru pupus begitu saja.

Hari demi hari, bulan demi bulan, kota demi kota sudah aku sambangi demi mendapatkan pekerjaan. Aku pernah mengikuti wawancara kerja di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Semarang. Namun, tak ada satupun yang akhirnya lolos. Padahal, teman-teman yang lulus bersamaku sudah mendapatkan pekerjaan. Aku didera rasa malu yang tak kunjung berhenti. Setiap kali orang bertanya di mana aku bekerja, lidahku kelu. Hatiku sakit. Aku tak tahu harus menjawab apa. Pun dengan kedua orang tuaku. Sebagai anak tunggal, aku punya kewajiban untuk menjadi satu-satunya tumpuan mereka nantinya. Lalu, bagaimana jika aku tak bisa memiliki pekerjaan dan tidak berhasil membanggakan mereka?

Tapi, rasa frustrasi tidak membuatku berhenti berdoa. Aku menceritakan tentang kegelisahanku selama aku belum mendapatkan pekerjaan kepada seorang hamba Tuhan di gerejaku. Aku memanggilnya dengan panggilan “Romo”. Saat itu, beliau menasihatiku bahwa yang terpenting bukanlah siapa yang tercepat, melainkan kualitas hidup kita karena itulah yang Tuhan lihat. Beliau juga mengutarakan bahwa aku harus diam sejenak dan merendahkan diri di hadapan-Nya. Aku harus menerima kondisiku saat itu dan berdamai dengan kekecewaan yang menggerogoti diriku sendiri sambil tetap berdoa. Aku berusaha melakukan nasihat Romo yang sesuai dengan apa yang tertulis dalam Filipi 4:6-7: “Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”

Ada harapan

Hari demi hari kembali aku jalani. Aku tidak menyerah pada keadaan. Sembari mengirim lamaran ke berbagai perusahaan, aku berusaha untuk terus berkarya di gereja dan menjadi wirausahawan. Aku membuka bisnis kaos dan bakso goreng serta melayani sebagai lektor atau pembaca Alkitab saat ibadah berlangsung. Di tengah-tengah usahaku itu, selalu ada perusahaan yang memanggilku untuk wawancara kerja, entah di Jakarta maupun Semarang, Yogyakarta, Solo, dan Surabaya. Pengharapanku tumbuh kembali, apalagi orang tua, keluarga dan teman-temanku terus mendukungku. Aku beroleh kekuatan melalui Matius 6:26:

“Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?”

Benar, aku adalah manusia ciptaan-Nya yang lebih dari burung-burung itu. Aku tak boleh khawatir selama aku berusaha dengan jujur dan terus mengandalkan-Nya dalam doa-doaku.

Lembaran baru

Waktu demi waktu berlalu. Wawancara demi wawancara kulalui, tetapi aku masih belum berhasil lolos ke tahap selanjutnya.

Bulan Juli 2017, aku iseng mendaftarkan diri ke sebuah perusahaan media yang sedang dibangun di kota tempat tinggalku, Solo. Setelah mengikuti seleksi, kupikir aku gagal kembali. Tapi, tak disangka-sangka, seminggu kemudian aku kembali dipanggil lewat telepon dari Jakarta. Aku diberitahu bahwa aku diundang untuk mengikuti proses seleksi di media yang sama namun dengan fokus yang berbeda yakni di berita seputar entertainment. Yang lebih mengejutkan lagi buatku, aku harus melewati proses wawancara di hadapan 10 petinggi perusahaan sekaligus. Aku sempat pesimis karena menurutku jawaban-jawabanku kurang memuaskan. Namun, aku memiliki nilai lebih karena pernah menulis di blog dan tulisanku pernah dimuat di beberapa media di Indonesia.

Setelah seminggu, aku menerima kabar bahwa aku diterima di media tersebut. Aku menandatangani kontrak selama setahun sampai Agustus 2018. Aku tak bisa menggambarkan betapa bahagianya diriku saat berhasil memperoleh pekerjaan untuk pertama kalinya. Senang, kaget, dan terharu bercampur menjadi satu. Aku sangat bersyukur karena Tuhan akhirnya memberikan jawaban atas doaku. Sebagai ucapan syukur kepada Tuhan, aku memberikan seluruh gaji pertamaku untuk orang-orang yang membutuhkan melalui gereja.

Aku teringat pada perkataan Romo, “Hidup kita itu perjuangan. Jalani dengan penuh keberanian dan harapan. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kamu.”

Aku sungguh tak menyangka bahwa usahaku untuk terus melamar pekerjaan akhirnya berbuah manis seperti halnya firman yang tertulis dalam 2 Tawarikh 15:7, “Kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu!

Kini, satu setengah tahun telah berlalu. Aku masih setia bekerja di perusahaan media tersebut. Aku berusaha disiplin dan menghargai pekerjaanku serta memberikan yang terbaik, karena aku tahu betapa susahnya mencari pekerjaan di luar sana.

Teman, siapa pun kamu dan di mana pun kamu sekarang, jika kamu sedang berjuang mendapatkan pekerjaan, yakinlah bahwa Tuhan akan menolongmu. Ia mendengarkanmu jika kamu bersungguh-sungguh, bersedia berjuang dengan jujur dan tak menyerah. Ingatlah, “Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” (Roma 8:28).

Selamat berjuang dengan tak putus-putusnya berharap pada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati kita semua.

*Bukan nama sebenarnya.

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment