Special Love for You

Dimana kita telah mendapatkan kasih yang special dari Tuhan, dan kita belajar membagikan kasih yang special itu kepada sesama.

Salah satu sifat kasih adalah tidak egois, dimana kasih yang spesial mau Tuhan berikan dengan pengorbanan yang mulia, Nyawa-Nya diberikan bagi manusia agar manusia mendapatkan keselamatan. Ketika saya menyadari akan kasih yang spesial ini maka Tuhan mau saya membagikan kasih yang spesial kepada orang-orang disekeliling saya, bukan dengan pengorbanan nyawa tapi sebuah pengorbanan akan perasaan, jerih lelah, dan kekecewaan, dimana dalam keadaan mengecewakan saya dituntut Tuhan untuk membagikan kasih-Nya dan melalui persoalan yang saya alami, Tuhan memurnikan kasih yang saya miliki kepada-Nya.

Natal terindah dalam hidupku bukan tentang makan malam di restoran mahal bersama teman dan keluarga, atau kado natal dari kekasih dan sahabat. Tetapi ketika Tuhan memberikan hadiah spesial pada bulan desember 2016. Ketika itu saya sedang mengalami tekanan dan pergumulan terhadap pekerjaan, karena saya dipindahkan ke bagian yang memiliki pekerjaan lebih berat dan beresiko besar. Saya yang adalah anak sulung dan harus membantu perekonomian keluarga tidak berdaya dengan keputusan konsultan pajak baru tersebut. Ditengah keputus-asaan Tuhan memberikan sebuah hadiah yang spesial yaitu terbitnya buku rohani pertama saya yang berjudul “True Christianity”. Jika boleh ditarik kebelakang kejadian tersebut bermula pada Oktober 2015 dimana konsultan pajak yang baru memberikan mulai mengatur system pekerjaan di perusahaan dan sekaligus memindahkan pekerjaan saya ke bidang yang lebih sulit.

Saya tidak menyukai pekerjaan tersebut, dengan kekerasan hati saya mencoba untuk mencari pekerjaan lain, tetapi Tuhan punya rencana lain, Ia mengijinkan saya berproses di tempat tersebut dan membuat saya belajar arti kesabaran yang sesungguhnya. Konsultan pajak memberikan seorang kepala bagian baru dimana orang tersebut dipekerjakan untuk membantunya, karena ia tidak selalu ada di kantor. Kepala bagian tersebut adalah seorang wanita yang sudah memiliki keluarga, dan ia adalah orang yang suka iri hati dan sering mencurigai pekerjaan beberapa orang yang tidak di sukainya termasuk saya.

Itulah penderitaan yang sudah tidak sanggup saya tanggung. Setiap hari saya berdoa memohon belas kasihan Tuhan agar bisa pindah dari tempat tersebut. Keinginan saya belum dikabulkan, Tuhan justru memerintahkan agar saya fokus pada buku yang saat itu sedang saya buat. Dengan rasa sakit atas perlakuan tidak menyenangkan dari pimpinan perusahaan, kepala bagian dan konsultan pajak membuat saya belajar akan arti kasih yang sesungguhnya. Kasih yang mengasihi siapapun dengan tulus dan belajar mendoakan orang-orang yang telah menyakiti kita.

Saya belajar mengasihi kepala bagian saya terlebih dahulu, dan dari pembelajaran yang berlinang air mata, saya dapat menyelesaikan buku tersebut. Awalnya saya merasa bahwa buku ini dapat membantu saya untuk keluar dari perusahaan tersebut, namun itu semua salah besar. Desember 2016 saya gembira dan merayakan natal dengan sukacita, januari 2017 saya kembali bersedih karena masih bertemu dengan orang-orang yang membuah darah saya hampir mendidih. Kasih yang saya miliki tidak tulus, karena kasih yang saya berikan adalah kasih dengan syarat dimana ketika saya mengasihi kepala bagian tersebut maka Tuhan akan membuat saya keluar dari penderitaan tersebut.

Sejak 2015 sampai 2018 sudah dua kali kepala bagian yang dipilihkan oleh konsultan pajak terbukti tidak bisa melakukan pekerjaan dengan baik, namun bos masih mempercayai konsultan tersebut. Ketika merenungkan akan hal-hal yang sudah saya alami, sebuah firman mengajarkan akan arti kasih yang sesungguhnya, kasih yang sabar dan kasih yang rela bekorban. Pencobaan dan penderitaan yang sudah saya alami selama tiga tahun membuat saya semakin menjauh dari kasih Tuhan. Kekecewaan yang besar terhadap perlakuan tidak adil dari pimpinan dan konsultan tersebut membuat saya menjerit kepada Tuhan, namun pertolongan agar saya dibebaskan dari tempat tersebut tidak kunjung datang. Kemarahan dimana saya merasa terganggu atas perbuatan mereka membuat diri saya menjadi pribadi yang rapuh dan mudah menangis.

Tetapi pada suatu titik ketika saya tidak dapat berbuat apa-apa lagi Tuhan mengingatkan saya bagaimana mengasihi orang yang telah merendahkan harga diri kita, bagaimana mengasihi orang yang sudah menyebabkan kita mengalami kesulitan dan bagaimana kita dapat mendoakan mereka yang sudah menyiksa jiwa kita. Saat Yesus hendak disalibkan Yesus tetap mengasihi orang-orang yang sudah memukul, menganiaya bahkan meludahi-Nya. Itulah kasih yang Yesus berikan kepada manusia yang penuh dengan dosa.

Saat menerima kado yang terindah tersebut saya tahu itulah salah satu cara Tuhan menghibur saya agar tidak larut dalam kesedihan di pekerjaan ini. Ketika saya telah menerima kado yang terindah, maka sudah selayaknya saya memberikan kado yang terindah bagi Tuhan. Bukan kado berupa harta atau benda berharga yang saya miliki karena semua yang saya miliki adalah milik Tuhan. Kado terindah yang dapat saya berikan adalah kado yang terdapat didalam :

“Jawab Yesus kepadanya: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan pertama. Dan hukum yang kedua , yang sama dengan itu, ialah : Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.“ (Matius 22:37-39)

Ketika saya mengatakan bahwa saya mengasihi Tuhan, maka segala beban, penderitaan, dan masalah yang saya hadapi di pekerjaan seharusnya tidak menjadikan saya sebagai pribadi yang menjauh dari Tuhan, dan bukan alasan untuk saya marah atau kecewa kepada Tuhan. mengasihi Tuhan dengan segenap hati, akal budi, dan jiwa adalah dimana kita mau tetap mengasihi Tuhan dengan melakukan perintah-Nya melalui hati yang rela tanpa ada paksaan. Tetap bersukacita dan bergembira di dalam Tuhan meskipun sekeliling kita adalah lembah kekelaman. Mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah kita yang mau belajar untuk mengasihi mereka yang menyebabkan luka dan kekecewaan dalam diri kita, meskipun secara logika mereka adalah orang-orang yang harus di benci oleh diri kita, tapi kita mau tetap mengasihi perbuatan mereka yang menyakitkan serta kelemahan-kelemahan jasmani yang dimiliki dalam diri mereka.

Tidak ada kado yang spesial yang dapat kita berikan kepada Tuhan selain kasih kita yang tulus dimana kita mau mentaati perintah-Nya dan tidak bersunggut-sunggut ketika melakukannya, dan kita bisa memberikan kasih yang spesial ke teman-teman dan orang-orang yang ada di sekeliling kita. kasih yang spesial karena kita mau mengasihi kelemahan, kelebihan, kebaikan, perbuatan buruk mereka dalam hidup kita, dan tidak ada dendam atau api kebencian dalam hidup kita. Itulah kasih yang spesial dan kini kasih yang spesial ingin saya berikan bagi kalian semua.

 

Oleh Wongso Agnes Riana

 

 

 

Sumber: ebahana.com

Jika Anda ingin berbagi kisah hidup atau minta dukungan doa silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Tuhan Yesus Memberkati
Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment