Surat Kepada Diriku yang Dulu adalah Seorang Gay

Oleh Raphael Zhang, Singapura
Artikel asli dalam bahasa Inggris: A Letter To My Past (Gay) Self

Teruntuk Raphael,

Aku adalah dirimu sendiri di 10 tahun yang akan datang. Sebelum aku mulai berbicara tentang banyak hal, aku ingin kamu tahu bahwa Tuhan begitu mengasihimu dan kamu sangat berharga bagi-Nya.

Aku tahu kalau saat ini kamu tidak merasa kalau Tuhan benar-benar mengasihimu karena Dia memintamu untuk berhenti menjalin hubungan sebagai seorang gay. Kamu merasa bahwa satu-satunya kebahagiaanmu telah dihancurkan. Hatimu terasa sakit dan kamu pun mengeluh, “Bagaimana mungkin sesuatu yang kuanggap wajar ternyata salah?”

Aku mengerti. Perasaan bahwa perbuatanmu itu benar dan wajar tumbuh sejak kamu mulai merasakan gairah seksual terhadap laki-laki. Kamu merasa bahwa menyukai sesama lelaki adalah bagian dari jati dirimu dan kamu berpikir bahwa dengan mengikuti hasrat sebagai seorang gay, kamu dapat menemukan sebuah hubungan yang akan membuatmu bahagia.

Aku juga ingat sesuatu, Raph. Bagaimana mungkin aku bisa lupa tentang kisah cinta pertamamu dulu semasa kuliah? Jantungmu berdebar-debar tatkala lelaki yang kamu suka itu melihat ke arahmu, dan kamu juga membayangkan jika suatu saat dia bisa menggandeng tanganmu.

Aku juga ingat siapa yang menjadi pacar pertamamu. Kamu bertemu dengannya empat tahun kemudian. Aku tahu betapa bahagianya perasaanmu bersama dia.

Pasti ada banyak pertanyaan yang menggantung di benakmu sekarang. “Bagaimana bisa semua ini salah? Mengapa Tuhan melarangku untuk mengejar kebahagiaan? Mengapa Tuhan begitu kejam? Tuhan macam apa yang memintaku untuk menyangkal sesuatu yang kurasa sangat wajar bagiku?”

Mungkin saat ini sulit bagimu untuk percaya, tapi aku ingin memberitahu bahwa Tuhan memintamu berbuat demikian karena Dia begitu mengasihimu. Dia memanggilmu untuk keluar dari jerat hubungan sesama jenis. Tuhan itu tidak kejam seperti yang kamu pikirkan. Dia adalah Bapamu yang ingin menunjukkan kasih, anugerah, dan belas kasih-Nya kepadamu. Dia tidak ingin melihat dirimu perlahan dirusakkan oleh kehidupan yang dipenuhi oleh dosa.

Aku mohon, dengarkanlah aku. Pada akhirnya, aku telah melihat kebenaran di balik apa yang Tuhan telah lakukan selama 10 tahun, dan aku ingin membagikan kepadamu hal-hal apa saja yang telah aku pelajari—hal-hal yang kelak akan kamu lihat sendiri.

Menjadi seorang gay bukanlah dirimu yang sebenarnya. Ketika kamu menjadi seorang Kristen, sesungguhnya kamu telah menjadi anak Allah. Itulah identitasmu yang sejati, dan karena itu jugalah Bapamu selalu memperhatikanmu. Dia memanggilmu “anak”. Ya, kamu memang tertarik kepada sesama lelaki, tapi itu hanyalah apa yang kamu rasakan, bukan dirimu yang sesungguhnya. Kamu memiliki gairah sebagai seorang gay, tapi sejatinya kamu bukanlah seorang gay. Yang pertama, terutama, dan sampai selama-lamanya kamu adalah seorang anak yang begitu dikasihi oleh Allah.

Aku tahu kalau perasaan menyukai sesama lelaki itu terasa wajar bagimu. Aku pun masih bisa merasakan perasaan itu. Akan tetapi, Tuhan telah menunjukkan kepadaku, dan kelak Dia juga akan menunjukkannya kepadamu bahwa hasrat menyukai lelaki itu tidaklah wajar seperti yang ada dalam pikiranmu.

Apakah kamu masih ingat kalau dulu kamu selalu menginginkan untuk memiliki seorang kakak laki-laki yang dapat menjadi teladan ketika kamu beranjak dewasa? Ketika masih di sekolah dasar dulu, kamu mengagumi seorang anak laki-laki yang lebih tua darimu. Kamu menganggapnya sebagai seorang kakak dan kamu ingin diperhatikan olehnya. Lalu, apakah kamu juga ingat kalau dulu kamu begitu membenci masa-masa ketika kamu duduk di bangku SMP? Kamu sangat ingin bergaul akrab dengan laki-laki yang ada di kelasmu, namun ternyata kamu tidak dapat melakukannya. Tidakkah kamu menyadari kalau kedua hal ini ternyata saling berhubungan? Tuhan menunjukkan kepadaku bahwa kedua kisah ini terjadi karena dulu aku ingin seorang laki-laki mengajariku tentang bagaimana caranya menjadi laki-laki yang sejati.

Ketika keinginanmu untuk bergaul akrab dengan laki-laki di kelasmu itu tidak dapat terwujud, kemudian mulai tumbuh rasa suka kepada mereka, itu bukanlah suatu kebetulan. Keinginanmu untuk menjadi seperti mereka, ditambah lagi dengan masa pubertas yang kamu alami kemudian mengubah rasa suka itu menjadi hasrat untuk semakin mendambakan mereka.

Beberapa tahun belakangan ini, Tuhan menolongku untuk mengerti bahwa yang sesungguhnya aku inginkan adalah jati diri sebagai seorang laki-laki dan sebuah hubungan yang intim. Hubungan itu seharusnya aku dapatkan dari ayahku saat aku sedang bertumbuh dewasa. Jauh di dalam lubuk hatimu, sesungguhnya yang kamu inginkan adalah kasih sayang, rasa aman, dan perhatian dari seorang ayah.

Hasratmu untuk menjadi seorang gay bukanlah dirimu yang sesungguhnya. Mengejar hubungan sebagai seorang gay tidak akan membawamu kepada kebahagiaan yang sejati. Kenyataannya, pengejaranmu itu akan semakin menjauhkanmu dari apa yang sesungguhnya kamu butuhkan. Apa yang sesungguhnya kamu butuhkan adalah belajar tentang bagaimana membangun identitasmu sebagai seorang laki-laki sejati, dan menjadi hubungan yang akrab dengan laki-laki lainnya, namun bukan tentang bagaimana berhubungan seksual dengan mereka.

Semua ini mungkin terdengar rumit dan aneh bagimu sekarang, tapi aku akan mencoba menjelaskannya padamu dengan cara yang lain. Kamu tahu kalau selama ini kamu terus berusaha menjalin suatu hubungan yang sempurna dengan seorang laki-laki, tapi kamu tidak pernah mendapatkannya bukan? Awalnya kamu berpikir bahwa dia adalah laki-laki yang tepat, tapi kemudian tatkala kamu semakin dekat mengenalnya, kamu malah merasa bahwa dia bukanlah laki-laki yang tepat. Lalu, apakah kamu juga ingat betapa hancurnya hatimu ketika harapan-harapan yang kamu inginkan itu sirna? Semua itu terasa sulit dimengerti, bukan? Pernahkah terpikirkan olehmu bahwa kegagalan demi kegagalan untuk mendapatkan laki-laki yang tepat itu menunjukkan bahwa sesungguhnya yang kamu butuhkan itu bukanlah seorang laki-laki?

Pada kenyataannya, pencarianmu untuk menemukan laki-laki yang tepat itu justru semakin membawamu kepada putus asa dan rasa frustrasi. Ketika kamu merasa begitu kesepian dan mendambakan sebuah hubungan yang intim, kamu malah melarikan diri dengan meminum alkohol dan melakukan seks bebas dengan harapan kamu bisa menghilangkan rasa pedihmu secara instan. Kamu tahu kalau sesungguhnya pelarianmu kepada alkohol dan seks bebas itu hanya memberimu kenyamanan yang sementara dan akan membawamu ke dalam jurang dosa yang semakin dalam.

Kemudian, rasa bersalah dan malu akan datang menghantuimu sehingga kamu berbalik kepada Tuhan, memohon pengampunan-Nya dan berjanji kalau kamu tidak akan melakukan hal-hal itu lagi. Tapi, tidak lama setelah itu kamu malah terjatuh kembali ke ldalam dosa yang sama. Aku mengerti rasa sakit yang kamu rasakan ketika dirimu terjebak dalam lingkaran dosa itu. Aku tahu betapa dalamnya rasa penyesalanmu setiap kali kamu terjatuh lagi ke dalam dosa. Aku juga tahu betapa muak dan lelahnya dirimu karena terus menerus terjatuh dalam dosa-dosa ini.

Lalu, apakah kamu juga ingat malam-malam ketika kamu menangis sampai akhirnya jatuh tertidur? Aku ingat kalau di suatu malam kamu pernah menangis dengan tersedu-sedu karena kamu merasa begitu kesepian. Sebenarnya, saat itu kamu hanya tidak tahu bagaimana caranya untuk berbahagia. Apakah kamu ingat apa yang Tuhan katakan kepadamu malam itu? Dia berkata, “Percayalah kepada-Ku.” Aku tahu bahwa beberapa tahun setelah itu pun kamu masih tidak percaya bahwa Tuhan dapat memberimu kebahagiaan yang sejatinya kamu dambakan. Aku berada di sini untuk memberitahumu bahwa Tuhan adalah setia. Dia selalu menepati janji-Nya, namun bukan dengan cara-cara seperti yang ada dalam pikiranmu. Dia yang Maha Tahu akan memberimu sesuatu yang jauh lebih baik.

Tuhan akan menunjukkan kepadamu bahwa ada banyak orang Kristen yang juga memiliki hasrat sebagai seorang gay, tapi mereka lebih memilih untuk taat kepada Tuhan dengan cara tidak melakukan hal-hal yang dapat membangkitkan hasrat itu. Ada cara-cara lain yang lebih baik untuk menjalani kehidupan. Tuhan jugalah yang akan membawamu kepada orang-orang Kristen yang dapat berjalan bersamamu dalam perjalanan hidup ini. Aku menjamin bahwa sekalipun tantangan-tantangan akan tetap ada, kamu akan mengalami lebih banyak sukacita dan kedamaian di dalam hidup yang taat kepada Tuhan dan jalan-jalan yang Dia berikan.

Tuhan ingin menyembuhkan setiap bagian hatimu yang terluka dan hancur. Membiarkan dirimu larut ke dalam hubungan sesama jenis tidak akan pernah membuat dirimu merasa utuh; itu hanya akan membuat luka-luka dalam hidupmu semakin dalam. Percayalah kepadaku, aku sudah pernah mengalami itu semua. Sekarang aku menyadari bahwa Tuhan itu penuh belas kasih dan Dia sungguh mengasihimu ketika Dia memintamu untuk berhenti mengikuti hasrat gaymu itu. Ketika kamu membiarkan dirimu larut dalam hasrat gay itu, kamu hanya menyakiti dirimu sendiri. Bagaimana bisa seorang Bapa yang begitu baik memilih untuk diam saja dan membiarkan anak-Nya terus terjatuh ke dalam dosa yang membawa kepada kepedihan?

Tuhan ingin menyembuhkan hatimu yang hancur dan membalut luka-lukamu (Mazmur 147:3). Akan tetapi, kamu harus berhenti menyakiti dirimu sendiri supaya Tuhan dapat membalut luka-luka itu. Berdiam dirilah, jangan melawan, dan kamu akan tahu bahwa Dia adalah Tuhan yang mengampuni dan memulihkanmu (Mazmur 46:11, Mazmur 103:3).

Ya, memang sampai saat itu rasa tertarik kepada sesama laki-laki itu masih ada, tapi aku telah memutuskan untuk tidak lagi mengikuti hasrat itu. Sekarang, aku mampu mengatasi hasrat itu setiap kali ia muncul. Tapi, kamu harus tahu kalau sekarang aku justru merasa jauh lebih berbahagia dan damai daripada dulu ketika aku masih berusaha untuk menjalin hubungan sebagai seorang gay. Mungkin saat ini kamu masih belum mengerti, tapi percayalah. Kamu bisa percaya kepadaku; aku telah mengalami semua itu, Raph. Kamu harus tahu bahwa Tuhan dapat dipercaya. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Dia akan meluruskan jalanmu (Amsal 3:5-6).

Teruslah berpegang kepada Tuhan, karena Dia juga terus memegangmu. Kelak, kamu juga akan merasakan seperti apa yang dirasakan oleh Yakub ketika ia bergulat dengan seorang malaikat Tuhan (Kejadian 32:22-32). Jangan pernah lepaskan Tuhan. Sekalipun kamu merasa begitu banyak pergumulan yang kamu hadapi, atau kamu merasa sangat lemah dan ingin menyerah, jangan pernah lepaskan Tuhan dari hidupmu. Pergulatanmu dengan setiap tantangan dan cobaan yang kamu hadapi akan setimpal dengan hasil yang kamu terima. Sama seperti Tuhan memberkati Yakub, demikian juga Dia akan memberkati kamu lewat setiap pergumulan yang kamu hadapi.

Ketika kamu berpegang pada Tuhan, kamu akan semakin mengenal-Nya lebih dekat. Kamu akan mengetahui bahwa Tuhan bukanlah Tuhan yang tidak peduli atau tidak masuk akal. Dia begitu mengasihimu sehingga Dia tidak akan pernah meninggalkanmu. Dia peduli akan keadaanmu dan Dia selalu ingin memberikan yang terbaik kepadamu. Dia adalah Bapa yang penuh kasih, Dia ingin kamu berada dalam rencana-Nya yang terbaik. Semua itu Dia lakukan untuk menyelamatkanmu dari rasa sakit dan penderitaan.

Jadi, janganlah kamu salah paham terhadap Tuhan. Dia bukanlah Tuhan yang kejam. Lewat campur tangan-Nya yang ilahi dalam kehidupanmu, Tuhan sedang menunjukkan cinta, anugerah, dan belas kasih-Nya kepadamu. Dia memanggilmu keluar dari kehancuran supaya kamu mendapatkan keutuhan. Dia memanggilmu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9).

Maukah kamu mempercayai Tuhan? Maukah kamu berpegang kepada-Nya? Maukah kamu membiarkan-Nya memberkati dirimu?

Dari dirimu sendiri di masa depan

Sumber: warungsatekamu.org

Seringkali kita sebagai manusia ingin melupakan masa lalu, entah karena dosa, kesalahan dan kegagalan kita. Banyak dari kita yang ingin mendapatkan sebuah awal yang baru, Tahukah kamu kalau Tuhan sudah menyediakan fresh start, sebuah anugerah yang sempurna, sehingga kamu menerima pengampunan dan kamu bisa meninggalkan semua dosa, kesalahan dan kegagalan kamu di masa lalu.

Semua kegalauan, keputusasaan, kekosongan yang kamu rasakan dalam hatimu, itu karena Tuhan tidak ada dalam hidupmu. Kita diciptakan untuk punya hubungan dengan Tuhan, tapi karena dosa kita terpisah dari Tuhan.

Tapi sebenarnya Tuhan sudah menyelesaikan masalah ini.
Jawaban dari semua masahmu ada di dalam Yesus, Dia sudah menanggung semua dosa kita di salib. Yesus mati untuk menebus dosa kita semua. Dan Dia bangkit dari antara orang-orang mati . Menang atas dosa.
Yesus melakukan itu semua karena Dia mengasihi kamu.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.

Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment