Terang Orang Percaya Afrika Utara

Kekristenan sedang menyebar di dunia “lain”, khususnya di pegunungan-pegunungan Afrika Utara. Orang-orang Berber — utamanya orang Kabyle — datang kepada Kristus dalam jumlah yang besar. Sebagian besar orang Berber di Algeria dan Maroko adalah suku pengembara, penggembala, dan petani. Mengapa pertumbuhan yang fenomenal ini terjadi di antara orang-orang ini? Seorang kontak kami yang melayani di antara suku Kabyle mengatakan bahwa itu disebabkan oleh keberanian mereka bersaksi. Yang lain berkata itu disebabkan oleh internet dan televisi satelit yang sedang membawa pemikiran-pemikiran dan sukacita ke dalam rumah-rumah orang “agama lain”.

Tidak peduli apa pun, orang Kristen Kabyle yang apa adanya, berpikiran mandiri, membagikan iman mereka dengan yang lain walaupun penganiayaan yang hebat menimpa mereka. Seperti Harun di Imamat 24:2-3, mereka tahu bahwa mereka harus menjaga lampu-lampu itu tetap menyala sebagai kesaksian bagi Tuhan. Firman Allah, pendorong, pertolongan, dan persekutuan adalah minyak yang menjaga lampu mereka tetap menyala terang.

Bulan ini, kami memperkenalkan Anda kepada beberapa anggota keluarga kami di seluruh Afrika Utara. Kami akan memulainya di Mesir, pusat salah satu gereja tertua di kerajaan Kristen, dan berakhir di pantai barat di Algeria, dengan gereja-gerejanya yang baru bertumbuh. Mereka adalah orang-orang percaya yang berani, dan walaupun risiko dan bahaya yang besar, lampu mereka bercahaya layaknya mercusuar di atas sebuah bukit, mengatasi kegelapan di Afrika Utara.

Dibebaskan dari Kegelapan Orang Mesir

Beberapa penganiayaan terburuk terhadap orang-orang percaya berlatar belakang “agama lain” di Afrika Utara sedang datang dari anggota keluarga mereka sendiri. Pemerintah atau pihak yang berwajib biasanya membiarkan penyerangan-penyerangan tersebut karena mereka berpihak pada para penyerang.

L (berusia 19 tahun), dibesarkan di keluarga “agama lain” yang taat. Ia diajarkan untuk membenci orang-orang Kristen. Suatu hari, seorang teman satu sekolah yang “beragama lain” meminta L untuk ikut dengan dia mendengarkan program-program radio Kristen. Mereka berkirim surat kepada pembawa acara untuk memprovokasi dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka yakin orang-orang Kristen tidak dapat menjawabnya.

L mengirimkan sepucuk surat menjelaskan ia adalah seorang gadis “agama lain” yang tidak akan pernah “tergoyahkan dari imannya.” Ia ingin tahu apakah “Kristus adalah Allah, utusan, atau Anak Allah.”

Ia terkejut ketika pembawa acara membalas surat pertanyaannya dengan surat kasih.

“Ia tidak menyerangku dan aku menemukan diriku menyukai apa yang dia tulis. Aku membaca suratnya beberapa kali setiap hari.” Akhirnya L bertemu dengannya; ia memberikan kepada L sebuah Alkitab dan memperkenalkan Yesus kepada L.

“Aku menerima Tuhan di dalam hidupku. Aku merasa Allah sedang memutar jalanku,” kata L.

L memasuki kedamaian dan terang Kristus, tetapi ia mengalami penentangan dari mereka yang memutuskan untuk membawanya kembali ke dalam kegelapan. Untuk pertama kalinya, ayahnya memukulinya dengan brutal. Anggota keluarganya menganggapnya seorang kafir.

Mereka tidak memperbolehkan L makan semeja dengan mereka atau mencampur pakaiannya dengan mereka. Mereka takut peralatan makan mereka dan pakaian mereka terkontaminasi oleh kafir.

Suatu malam, ayah L mengusirnya keluar rumah ketika ayahnya menemukan dia sedang mendengarkan program radio Kristen. Keesokan paginya, ia menelepon ayahnya memohon untuk boleh pulang ke rumah.

“Aku mengatakan kepada ayahku aku tidak punya uang, ke mana aku dapat pergi? Ia memperingatkan aku untuk tidak menghubunginya lagi. Ia berkata putrinya sudah mati.”

L melewati malam-malamnya dengan tinggal di gerbong kereta api karena dia tidak punya dan tidak tahu harus tinggal di mana. Akhirnya, Ia memperoleh pekerjaan di sebuah toko buku Kristen. Suatu hari, seorang pembeli yang berpakaian rapi datang ke toko dan meminta bantuan pada L. Ketika L mengikuti pria tersebut ke luar, tiba-tiba ia mendorong L masuk ke dalam vannya dan menutup pintunya. Ia membawa L ke kantor Keamanan Nasional, tempat ia menahan L selama 3 hari.

“Seandainya aku berteriak di tempat itu, tidak ada seorang pun yang akan mendengar suaraku,” kata L. “Lantainya sangat kotor, dan aku tidak mau duduk di situ.”

Orang itu mendesak L untuk memberitahu siapa orang yang membaptisnya. L adalah orang yang baru percaya dan ia masih belum mengetahui mengenai baptisan. “Aku berkata kepadanya aku tidak tahu apa yang ia sedang tanyakan. Ia memukul aku dengan brutal dan bahkan menggunduli kepalaku. Ia mematahkan kakiku dan aku jatuh ke lantai.”

Pria tersebut meninggalkan L seorang diri. L takut orang itu akan kembali dan memerkosa L. Ia berseru kepada Tuhan dari kegelapan, “Tuhan, apakah aku bukan anak-Mu? Mengapa Engkau membiarkan orang tersebut melakukan hal ini padaku?”

Penganiaya tersebut kemudian kembali dan bertanya mengapa ia tidak mau bekerja sama. L berkata, “Bapak akan mengerti sekali Tuhan menyadarkan Bapak.” Orang itu menjadi marah dan menghantamkan kepala L ke tembok hingga ia jatuh pingsan. Ketika L terbangun, ia kembali berada di dalam perlindungan orang tuanya. Orang tua L dan polisi Keamanan Negara mencoba berkali-kali untuk membawanya kembali ke “agama lain”. L menolak, ia meninggalkan rumah dan sekali lagi bersembunyi dari mereka.

“Aku sedang dalam bahaya besar, tetapi aku percaya Tuhan karena Dia hidup,” kata L. “Di bumi, hidup kita hanya sebentar, tetapi akan ada waktu yang panjang yang aku akan habiskan bersama dengan Dia.”

L bertemu dengan anak-anak muda Kristen yang dengan berani membagikan Kabar Baik kepada yang lainnya; mereka menguatkan satu sama lain dan menatap ke masa depan. Lampu-lampu mereka diisi dengan minyak kesukaan (Ibrani 1:9) dan bercahaya dengan terang di Mesir.

L berkata kepada kami, “Kami tahu akan ada waktunya ketika tidak ada lagi kesedihan atau penderitaan. Ini adalah harapan kami di dalam Kristus.”

Pelayanan kami mendukung program-program Kristen melalui radio dan televisi di seluruh dunia mereka, dan juga menolong orang-orang percaya baru seperti L ketika mereka membutuhkan uang, makanan, dan tempat untuk bersembunyi. Di Mesir, kami juga mendukung toko-toko buku Kristen seperti salah satu toko di mana L dipekerjakan. Toko-toko ini adalah mercusuar di negara mereka.

L dan orang Kristen berlatar belakang “agama lain” memohon dukungan doa dan pertolongan Anda.

 

 

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber: http://sabda.org

Web Kesaksian : www.kesaksian.org
Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment