Timothy Dan Maura

Pada tahun 304 Masehi, tahun sebelum Dioklesia mundur sebagai penguasa Roma, penganiayaan terhadap orang Kristen mencapai tingkat yang benar-benar biadab. Timothy, seorang diaken gereja di provinsi Mauritania — bagian dari wilayah kekuasaan Roma, adalah seseorang yang bertanggung jawab menjaga keberadaan kitab-kitab Injil dalam gerejanya.

Ia dan istrinya, Maura, menikah beberapa minggu sebelum mereka menghadapi penganiayaan. Mereka ditangkap karena menjadi orang Kristen dan dibawa ke hadapan gubernur provinsi, Arrianus, yang mengetahui peran Timothy di gerejanya. Ia memerintahkan Timothy untuk mengembalikan kepadanya Injil-Injil yang disimpan dalam gereja untuk dibakar.

Timothy kemudian menjawab bahwa jika ia memiliki anak, ia lebih baik menyerahkannya kepada Arrianus untuk dikorbankan daripada mengorbankan Firman Allah. Mendengar jawaban tersebut, Arrianus marah dan memerintahkan agar mata Timothy dibakar dengan besi panas, supaya ia tidak bisa lagi membaca Injil, sehingga nantinya Injil-Injil tersebut akan tidak berguna lagi baginya.

Namun, keberanian Timothy menghadapi kesakitan luar biasa yang dialaminya, membuat Arrianus benar-benar marah sehingga ia memerintahkan supaya Timothy digantung kakinya dengan sebuah pemberat yang diikatkan pada lehernya, dan mulutnya disumbat. Si gubernur berpikir hal tersebut dapat mengalahkan kegigihannya.

Maura, yang dipaksa menyaksikan penganiayaan suaminya, memohon suaminya untuk mengaku bersalah supaya ia tidak menyaksikan peristiwa itu lagi. Sumbat diambil dari mulut Timothy supaya ia dapat menjawab permohonan istrinya. Namun, terjadi hal yang sebaliknya, ia tidak menyetujui permohonan istrinya dan mengatakan kepadanya bahwa ia telah ‘salah jalan’. Ia menyatakan keputusannya untuk mati adalah demi imannya kepada Kristus. Akhirnya, Maura menetapkan hati mengikuti keberanian suaminya dan menemaninya menuju kemuliaan.

Arrianus tidak dapat lagi mengalahkan ketetapan hati Maura sehingga ia memerintahkan agar Maura diberi penganiayaan paling kasar. Setelah penganiayaan mereka selesai, Timothy dan Maura di salib berdampingan.

 

 

 

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber: http://sabda.org

Web Kesaksian : www.kesaksian.org
Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment