Berawal dari keresahan saat membawa sebuah berita di surat kabar tentang seorang anak kecil yang memutuskan bunuh diri gara-gara putus cinta, Yehuda akhirnya terdorong berbuat sesuatu untuk menyampaikan pesan-pesan positif kepada generasi muda di Indonesia. Di saat keadaan sebenarnya sedang serba nyaman karena ia adalah seorang pendeta di satu gereja yang telah melayani 10 tahun, ia bertanya kepada Tuhan akan apa yang harus dilakukannya.
“Ketika saya berdoa, Tuhan ngomong stop melayani empat gedung gereja. Akhirnya saya tanya, ‘Tuhan, apa yang bisa saya lakukan?’ Tuhan bilang, ‘apa yang sudah Kukasih kepadamu?’ dan ingat-ingat, waktu zaman SMP, saya mulai nge-rap, mulai nulis-nulis lagu dan kenapa saya tidak bikin ini,” ujar Yehuda.
Dengan kemampuan yang ada, Yehuda akhirnya terjun langsung ke dunia musik hip-hop sebagai penyanyi, rapper, dan sekaligus produser. Dengan menggunakan nama The Messenger, ia pun berhasil menelurkan sebuah yang diberi judul Positive Life. Namun, Tuhan membawanya tidak hanya sampai di situ.
Ia menyadari bahwa dunia ini perlu diwarnai dengan banyak konten yang membangun. Oleh karena itu, ia pun bertekad membuat sebuah gerakan menyebarkan pesan positif lewat wadah sebuah kompetisi yang diberi nama Indie Gospel Positive Life. Puji Tuhan, sudah dua musim kompetisi berjalan dan dari situ ia bisa membentuk komunitas para musisi, pencipta lagu, band yang memiliki visi yang sama seperti dirinya.
Tuhan pun kemudian membawanya untuk memberikan warna di dunia yang selama ini sukai, yakni dunia hip-hop atau rap. Mengusung tema Raphoria, The Messenger terdorong untuk menemukan para rapper baru yang memiliki pesan yang jauh dari hal-hal yang kasar. Sampai hari ini, gerakan di dunia rap itu masih terus berjalan.
The Messenger tidak pernah hilang pengharapan akan generasi muda. Ia selalu optimis generasi yang ada di bawahnya akan lebih baik dari pada ada generasi sekarang maupun terdahulu.
“Karena saya melihat kalau saya sudah pesimis dengan generasi (muda), gimana nasib anak saya? Jadi harus optimis, tetapi itu juga harus dilakukan,” ungkap The Messenger.
Ia tidak menampik ada perasaan mengapa tidak ada yang mendukung dia dalam gerakan yang Tuhan taruhkan kepadanya. Namun, Tuhan sungguh ajaib. Lewat perusahaan yang ia dirikan, ia bisa menjalankan apa yang Tuhan suruh kerjakan.
Buahnya mungkin masih belum terlalu terlihat, tetapi ia hanya mau berlaku taat kepada Tuhan. Generasi muda dan anak-anak sudah Tuhan taruhkan di dalam dirinya. Ia percaya bukanlah tanpa sebab Tuhan menaruhkan itu kepadanya. Oleh karena itu, sampai kapan pun, ia akan setia mengerjakannya.
Kepada anak-anak muda, Yehuda ‘The Messenger’ punya sebuah pesan penting: “jangan segan mengembangkan talenta kalian, jadilah diri kalian sendiri, dan jadilah seperti yang Tuhan mau, bukan ikutin dunia,” pungkasnya.
Sumber : Yehuda ‘The Messenger’
DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.
https://www.jawaban.com