Aku Dapat Bangkit Karena Kasih Kristus

Saya tinggal di Medan dan sejak kecil juga saya tinggal di sebuah panti asuhan dikarenakan kedua  orang tua saya telah bercerai. Setelah saya menyelesaikan sekolah SMA, saya mengambil keputusan untuk melanjutkan belajar ke sekolah Alkitab yang berada dikota Batam dan selama sekolah tersebut saya tinggal di asrama kampus. Di asrama tersebut saya berjumpa kembali  dengan teman sekolah masa SMA, perjumpaan saya dengan dia ternyata menyebabkan sebuah kejatuhan.

Karena dia teman lama saya, maka saya sangat mempercayainya, termasuk ketika teman saya tersebut  mulai memperkenalkan kepada tempat-tempat  yang tidak pernah saya datangi sebelumnya. Karna rasa ingin tahu yang besar dan saya juga percaya terhadap dia, maka saya mulai berbohong kepada  Pendeta dan  dosen-dosen  yang mengajar di kampus untuk dapat keluar bersama dengan teman saya tersebut. Tidak pernah ada kata cinta yang terucap, namun kami sering bertemu meskipun hanya sekedar berbagi cerita ataupun mentraktir makan dan minum. Namun entah mengapa pada saat dia mulai melakukan hal-hal yang tidak pantas dilakukan kepada  saya, saya tidak bisa menolaknya karena ada sedikit rasa takut saya akan kehilangan dia.

Pada saat libur panjang karena tidak ada kegiatan akademis di kampus, saya meminta ijin kepada dosen untuk boleh keluar asrama dengan alasan saya akan melakukan liburan ke keluarga. Padahal saya berbohong, dan saya pergi ke tempat teman saya itu. Saya dikenalkan dengan teman-teman lain yang berada di kosan tersebut. Tanpa sepengetahuan teman lelakiku, aku berbagi dan bertukar nomor dengan penghuni kos yang lain. Entah mengapa ada seseorang kakak wanita yang membuka kedok teman lelaki saya tersebut. Saya kecewa setelah mengetahui siapa sebenarnya teman lelaki saya tersebut, karena sudah timbul rasa sayang saya kepadanya. Rasa sayang yang telah lama hilang, rasa sayang yang saya rindu dapatkan dari kedua orang tua saya.

Singkat cerita, karena tahu kekecewaan saya, kakak yang membongkar kedok teman lelakiku mengajak saya untuk bertemu dengan pacarya.

“Ayo mari kita berpesta”

Di tengah kekecewaan saya terhadap teman lelakiku, saya akhirnya segera memutuskan mau menerima ajakannya, toh tidak akan rugi jika kami pergi, saya yakin kakak wanita ini adalah orang yang mau menolong saya. Kami pun pergi dan ternyata saya diajak masuk dalam sebuah diskotik, saya yang belum pernah masuk ke dalam diskotik hanya bisa lihat-lihat sebentar dan kemudian pulang.

Semakin lama saya semakin tahu latar belakang teman lelakiku itu dan jujur saya sudah tidak mau untuk tinggal bersama lagi di rumahnya. Kemudian kakak wanita yang membongkar kedok itu menawari saya untuk ikut dia, sebab dia sendiripun akan segera pindah dari kos itu. Setelah tinggal beberapa saat bersama kakak wanita itu, saya mulai mengenal kebiasaannya. Dua minggu sekali pacar kakak wanita itu turun dari kapal, setiap pacarnya turun dari kapal, kami selalu diajak untuk pergi ke diskotik dan dugem.

Setelah beberapa kali masuk ke diskotik dan dugem, entah kenapa saya masih merasa sangat kecewa dan sakit hati dengan teman lelakiku ini. Akhirnya saya memberanikan diri untuk meminta obat yang katanya bisa bikin stress dan sedih hilang, kalau minum obat ini maka semua masalah akan hilang dan menjadi bahagia. Saya mulai menjadi kecanduan terhadap obat ini. Lambat laun keluarga saya yang di Medan tahu kondisi saya yang hancur ketika berada di Batam. Kemudian mereka memaksa saya untuk kembali ke Medan.

Ketika saya kembali ke Medan efek dari obat itu masih terasa, saya menjadi berani melawan keluarga dan kemudian saya bekerja di salah satu Mall demi mencukupi kebutuhan saya. Saat saya berada di Batam, teman lelakiku tidak berhasil menghubungi dan menemuiku. Namun ketika dia tahu saya sedang berada di Medan dia mengajak bertemu. Singkat cerita kami bertemu dan kemudian dia mengajak saya ke hotel. Entah mengapa saya hanya menurut saja ketika dibawa ke hotel dan tidak menolaknya. Dihotel itu kami melakukan perbuatan terlarang, dan setelah melakukan itu dia pergi begitu saja meninggalkan saya.

Setelah kejadian itu saya kembali bekerja seperti biasa, dan apesnya handphone saya hilang, sehingga tidak ada komunikasi lagi diantara kami berdua. Beberapa bulan kemudian saya merasakan ada yang berbeda dengan tubuh saya, saya rasa ada yang tidak wajar. Kemudian segera saya memeriksakan diri ke bidan, dan hasil yang diperoleh cukup membuat saya terkejut: saya hamil 2 bulan.

Saya merasa sangat bingung, lemah dan tidak tahu harus berbuat apa atas kehamilan saya. Saya tidak mempunyai tempat untuk berbagi atas kejadian apa yang saya alami. Pulang dari puskesmas saya memutuskan kembali ke tempat saya bekerja. Setelah jam kerja, saya memutuskan untuk membaca sebuah buku rohani. Tidak sengaja saya membuka sebuah halaman dan Nampak ada sebuah ayat yang seolah sedang berbicara:

“…hidupmu berharga…”

Kemudian saya memutuskan pulang ke rumah dengan rasa takut dan malu yang luar biasa. Saya takut jika orang rumah akan menghakimi dan menghujat kehamilan saya, saya malu karena anak ini akan lahir tanpa seorang ayah. Begitu tiba di rumah saya tidak berani bilang apapun soal kehamilan saya. Namun bibik saya ternyata sudah menaruh curiga terhadap keadaan saya, dan kemudian ia bertanya:

“Kau hamil?”, tanya bibik.

Saya jawab, “Iya bik”.

Kemudian bibik segera memeluk saya. Dalam pelukan itu, bibik mengucapkan sebuah kalimat kepada saya:

“Tuhan mengasihimu..”

Sebuah kalimat yang singkat namun memberi kekuatan yang luar biasa bagi saya. Dan kemudian kekuatan dan pengharapan saya kembali muncul untuk dapat melahirkan anak yang sedang saya kandung dan membesarkannya.

 Beberapa bulan kemudian anak saya lahir, seorang anak laki-laki lahir dari rahim saya, darah daging saya. Namun di usia anak saya yang ke 6 bulan tiba-tiba saya jatuh sakit. Saya mengalami sebuah depresi yang luar biasa. Keluarga memutuskan untuk memasukkan saya ke dalam sebuah rehabilitasi. Di dalam rehabilitasi tersebut, saya mengalami pembinaan selama kurang lebih 11 bulan. Setelah sembuh dari depresi dan saya keluar dari panti rehabilitasi, saya kembali tinggal bersama dengan keluarga saya. Berkumpul bersama keluarga membuat kepercayaan diri saya menjadi pulih dan kemudian saya kembali memutuskan untuk mengambil sekolah Alkitab di Medan.

Anak saya sekarang berusia 7 tahun,tumbuh besar dan sehat,  sedang menempuh jalur pendidikan  dan sekarang sudah kelas 2 SD. Selain mengambil kuliah Alkitab, saya juga mengambil pelayanan di sebuah yayasan. Saya begitu bersyukur, mengingat masa lalu saya yang begitu kelam, namun karena hanya anugerah dari Tuhan semata, saya bisa kembali bangkit dan bisa seperti saat ini.

Sumber; http://www.lenterahidup.com

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Egkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Leave a Comment