Aku Suka Sekali -Sampai Segini

Baca: 1 Yohanes 4:7-19

4:7 Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah.

4:8 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.

4:9 Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.

4:10 Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

4:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi.

4:12 Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

4:13 Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya.

4:14 Dan kami telah melihat dan bersaksi, bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.

4:15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

4:16 Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.

4:17 Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

4:19 Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.

Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. —1 Yohanes 4:16

Jenna, keponakan saya yang berusia 3 tahun, memiliki kebiasaan yang selalu berhasil meluluhkan hati saya. Bila menyukai sesuatu (sangat menyukainya), apakah itu pai krim pisang, loncat-loncatan di trampolin, atau bermain frisbee, ia akan berseru, “Aku suka sekali—sampai segini!” (“sampai segini” itu selalu dengan kedua tangan yang dibentangkannya lebar-lebar).

Terkadang saya takjub, Kapan terakhir kalinya saya suka sesuatu sampai seperti itu? Tanpa menutup-nutupi, tanpa takut sama sekali?

“Allah adalah kasih,” tulis Yohanes (1Yoh. 4:8,16). Ia menulisnya berulang kali mungkin karena kebenaran tentang kasih Allah—dan bukan kemarahan, ketakutan, atau rasa malu kita—sebagai dasar yang menopang segala realitas itu tidak mudah dimengerti oleh orang-orang dewasa. Dunia membagi kita dalam kelompok-kelompok berdasarkan apa yang paling kita takuti—dan kita sering menurutinya, sambil mengabaikan atau mengecam suara-suara yang menentang pilihan kita untuk memandang realitas yang ada.

Namun, di tengah segala tipu daya dan perebutan kekuasaan yang duniawi (ay.5-6), kebenaran tentang kasih Allah tetap sama, bagaikan terang yang menyinari kegelapan, yang mengajak kita untuk belajar tentang kerendahan hati, kepercayaan, dan kasih (1:7-9; 3:18). Meskipun terang itu mungkin menyingkapkan kebenaran yang menyakitkan, kita dapat meyakini bahwa kita akan tetap dikasihi (4:10,18; rm. 8:1).

Ketika Jenna mencondongkan badan dan berbisik kepada saya, “Aku sayang Tante—sampai segini!” Saya membalasnya dengan berbisik, “Tante juga sayang kamu—sampai segini!” Saya pun bersyukur sudah diingatkan bahwa di setiap saat saya ditopang oleh kasih dan anugerah Allah yang tak berkesudahan. —Monica Brands

WAWASAN Kata kasih dipakai 22 kali dengan berbagai bentuk dalam 1 Yohanes 4:7-19. Pengulangan menunjukkan bahwa kata itu penting—10 kali sebagai kata kerja agapao (ay.7,8,10,11,12,19), dan 12 kali sebagai kata benda agape (ay.7,8,9,10,12,16,17,18). Agape dipakai dalam seluruh Kitab Suci untuk menggambarkan kasih di antara orang-orang percaya dan kasih Allah kepada kita serta kasih Bapa kepada Kristus. —Julie Schwab

Kapan kamu pernah merasa tertekan sampai meyakini bahwa ketakutan telah mengalahkan kasih? Apa yang mungkin terjadi pada hubunganmu dengan orang lain apabila ketakutan tidak lagi menguasaimu?

Allah yang baik, terima kasih untuk kasih-Mu. Tolonglah kami mempercayai dan mengikuti terang serta kasih-Mu sekalipun aku berjalan dalam gelap.

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 40-42Ibrani 4

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri


Leave a Comment