Apa yang menjadi Tanda bagi Generasi ini?

Orang-orang beragama meminta suatu tanda dari Yesus. Kata mereka, “Guru, kami ingin melihat suatu tanda daripadamu?” (Mat.12.38)

Suatu pertanyaan yang wajar dan yang disampaikan dengan penuh kesopanan.

Tapi apa yang menjadi jawaban Yesus?

Jawaban yang keras dan bisa membuat orang tersinggung. Tapi kalau dilihat dari sudut pandang Yesus, permintaan itu merupakan suatu permintaan yang keterlaluan. Karena Yesus sudah melakukan mukjizat demi mukjizat. Dari Matius 9 dan selanjutnya, Yesus sudah memberikan banyak tanda termasuk membangkitkan orang mati, menyembuhkan orang buta dan lain-lain.  Namun mereka masih tetap meminta tanda lagi.

Respon Yesus sangat menarik. Dia mengatakan bahwa, “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. (ay.39)”

Ini tidak berarti bahwa Yesus tidak akan melakukan mukjizat lagi. Yesus terus melakukan mukjizat. Tanda bukanlah mukjizat.  Yesus berkata bahwa tidak akan ada tanda lain selain dari tanda Yunus yang akan diberikan pada generasi yang jahat dan tidak setia ini.

Lalu, apa tanda Yunus itu? Apa tanda Yunus yang diberikan pada generasi ini? Apa tanda anak manusia yang dapat dibandingkan dengan tanda Yunus itu?

Yesus berkata “angkatan yang jahat dan tidak setia”. Apa yang dipahami oleh orang pada zaman itu tentang kata “angkatan” ini? Kata “angkatan” di benak orang Yahudi adalah kata “zaman”. Dan bagi para pendengar di waktu itu, hanya ada dua zaman. Yakni zaman ini dan zaman yang akan datang. Di benak orang Yahudi juga, zaman ini adalah zaman yang jahat dan tidak setia.  Dan dalam pandangan Allah juga, zaman ini merupakan zaman yang jahat dan tidak setia. 

Orang-orang percaya yang berakar di dalam Firman Tuhan, tidak akan bertanya pertanyaan seperti, “Mengapa Tuhan mengizinkan begitu banyak penderitaan di dunia ini?” “Kenapa Allah baik tapi manusia harus menderita?” Karena mereka tahu persis bahwa kita hidup di dunia yang sangat jahat dan berantakan. Dunia ini hanyalah bersifat sementara dan merupakan suatu batu loncatan untuk ke dunia yang akan datang, di mana tidak akan ada air mata lagi. Dunia ini atau zaman ini adalah zaman yang jahat dan manusianya tidak setia, itulah sebabnya mengapa adanya begitu banyak penderitaan, sakit hati dan lain-lain. Sebagai orang percaya, kita tidak dikagetkan dengan segala kejahatan dan ketidak-setiaan dunia ini.

Yesus berkata bahwa generasi ini meminta suatu tanda, tapi tidak akan ada tanda lain yang akan diberikan, kecuali tanda Yunus. Termasuk pada kita. Kita juga tidak akan diberikan tanda karena kita termasuk dalam generasi yang jahat dan tidak setia ini. Jadi, sangatlah penting bagi kita untuk mengetahui apa sebenarnya tanda Yunus itu.

Tanda adalah sesuatu yang bisa dilihat

Tanda adalah sesuatu yang bisa dilihat secara kasat mata. Bukan sesuatu yang dilihat dengan mata rohani. Yesus menjanjikan bahwa tidak ada tanda lain, selain dari tanda Yunus. Dan menurut Yesus tanda Yunus ini berlaku untuk seluruh generasi ini, untuk seluruh zaman ini. Tidak akan ada tanda lain lagi, jadi apakah tanda itu?

Dimanakah kita bisa melihat tanda ini? Apakah tanda yang dimaksudkan oleh Yesus? Apa yang bisa dililhat oleh generasi ini sampai ke saat ini?

Kesimpulan kebanyakan orang adalah, tanda Yunus itu adalah kematian dan kebangkitan Yesus!

Apakah benar tafsir ini? Tafsir ini menimbulkan sangat banyak masalah. Apa masalah yang akan muncul dari penafsiran ini?

Karena kalau kebangkitan Yesus adalah tanda bagi generasi ini, di manakah kita pernah melihat kebangkitan Yesus? Siapakah di antara kita yang pernah melihat kebangkitan Yesus? Tidak ada yang pernah melihatnya! Memang jawaban ini ada benarnya tapi tidak cukup dalam.

Pertama, yang menjadi tanda bukanlah suatu peristiwa atau kejadian. Lukas mengatakan bahwa yang menjadi tanda adalah nabi Yunus itu sendiri, bukan peristiwa atau insiden Yunus ditelan dan dimuntahkan oleh ikan. Karena orang Ninewe sendiri bisa saja tidak tahu bahwa Yunus telah ditelan dan dimuntahkan oleh ikan.  Pribadi Yunus sendirilah yang merupakan tanda itu. Dan Yunus menjadi tanda hanya setelah ia ditelan dan dimuntahkan kembali oleh ikan itu. 

Kedua, kalau kebangkitan adalah sebuah tanda. Tanda itu sudah diberikan sebelumnya. Di Matius 9, Yesus sudah membangkitkan orang mati.

Dan yang terakhir, fakta yang paling menentukan adalah kebangkitan Yesus itu sendiri tidak disaksikan oleh generasi ini. Setelah Yesus bangkit, dia hanya memperlihatkan diri pada murid-muridnya. Di Yohanes, Yesus sudah berkata bahwa dunia tidak akan melihatnya lagi. Dia dengan sengaja hanya memperlihatkan diri pada para muridnya. Pribadi Yesus itu bukan tanda. Karena tanda merupakan sesuatu yang bisa dilihat tapi Yesus sama sekali tidak memperlihatkan dirinya pada generasi ini. Jadi, kalau jawabannya bukan kebangkitan Yesus, lalu apa sebenarnya tanda Yunus itu?

Bagaimana Memahami kalimat “anak manusia”?

Kunci untuk memahami hal ini adalah di kalimat “anak manusia”.  Apa arti “anak manusia”?  Anak manusia merupakan konsep yang muncul di Daniel. Suatu konsep yang sangat penting. Daniel 7.13-14 berkata, “Aku terus melihat dalam penglihatan malam itu, tampak datang dengan awan-awan dari langit seorang seperti anak manusia; datanglah ia kepada Yang Lanjut Usianya itu, dan ia dibawa ke hadapanNya. Lalu diberikan kepadanya kekuasaan dan kemuliaan dan kekuasaan sebagai raja, maka orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa mengabdi kepadanya. Kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah.”

Jadi, anak manusia di sini diberi kuasa, kemuliaan sebagai raja dan segala bangsa akan mengabdi kepadanya. Anak manusia ini melambangkan Yesus. Tapi sebenarnya siapa anak manusia ini? Ayat 18 berbunyi, “sesudah itu orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi akan menerima pemerintahan, dan mereka akan memegang pemerintahan itu sampai selama-lamanya, bahkan kekal selama-lamanya”.

Siapakah anak manusia menurut penjelasan ayat 18? Anak manusia adalah orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi! Di dalam Perjanjian Baru apa yang menjadi sebutan orang percaya? Orang-orang percayalah yang disebut sebagai orang-orang kudus milik Allah!

Hal yang jarang diketahui orang dan yang jarang dibahas adalah kalimat anak manusia merujuk pada Mesias tapi anak manusia juga merupakan suatu pribadi yang melambangkan umat Allah, yakni orang-orang kudus! Kalau kita bisa menangkap konsep ini, maka kita akan melihat bahwa anak manusia mewakili jemaat, yaitu tubuh Kristus itu sendiri.

Apa artinya “anak manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini?”

Apakah kita bisa melihat apa artinya bahwa “anak manusia akan menjadi tanda bagi generasi ini!” Sampai ke hari ini, tidak ada orang yang bisa melihat Yesus. Kematian dan kebangkitan Yesus merupakan hal yang disaksikan hanya orang-orang terdekat Yesus. Tapi apa hasil dari kematian dan kebangkitan Yesus? Apa yang terjadi setelah kematian dan kebangkitan Yesus? Apa hal yang muncul yang bisa dilihat dan disaksikan oleh generasi yang jahat dan tidak setia ini? Tubuh Kristus! Yang muncul, dan yang terlihat oleh semua orang adalah tubuh Kristus. Itulah yang menjadi tanda bagi seluruh generasi ini.

Namun, apa itu tubuh Kristus? Tubuh Kristus adalah Gereja, termasuk kita semua orang percaya. Kita tidak melihat Yesus muncul di Kisah Rasul, tapi yang menyebabkan 3,000 orang bertobat di sana adalah karena mereka melihat apa yang muncul dari kebangkitan Yesus, yaitu sebuah umat, sebuah tubuh Kristus yang merupakan manifestasi Kristus di bumi ini. Tubuh Kristus, yakni jemaat merupakan manifestasi dan kehadiran Yesus di bumi ini.  Kehadiran Yesus diwakili oleh tubuhnya, yakni setiap orang percaya. Anda dan saya merupakan tanda bagi generasi ini. Kitalah yang memperlihatkan pada dunia siapa Yesus itu. Tandanya adalah kita!

Namun yang menyedihkan adalah prilaku jemaat seringkali tidak menjadi tanda malah kita berprilaku secara sangat memalukan. Yang menjadi akar persoalan adalah orang Kristen tidak mengalami perubahan. Mereka mengikuti seminar, membaca buku, berdoa dan didoakan, tapi perubahan yang muncul, kalau adapun, hanya bersifat sementara. Tidak akan ada perubahan yang terjadi tanpa pengalaman yang nyata akan kuasa kebangkitan Yesus itu. Tanpa mengalami kuasa kebangkitan Yesus dalam kehidupan kita, kita tidak akan bisa berubah.

Satu-satunya hal yang membedakan Kekristenan dari semua filsafat pemikiran yang lain adalah kuasa! Allah bukan saja meminta kita berubah tapi dia memberikan pada kita kuasa dan kemampuan untuk kita berubah. Inilah yang ditawarkan oleh Yesus yang membedakan Kekristenan dari semua filsafat/agama yang lain – yakni kuasa dan kekuatan untuk kita berubah. Transformasi adalah sesuatu yang dapat dialami secara nyata! Seperti baterai yang tidak diisi, sama sekali tidak ada kekuatan. Demikianlah kehidupan seorang yang tanpa kuasa Allah. Tanpa kekuatan untuk berubah, kita hanya akan bergumul sendiri. Kita akan kelelahan, tidak ada semangat hidup, merasa kosong dan tanpa arah tujuan. Tapi seorang yang memiliki kuasa kebangkitan, kehidupannya dapat diibaratkan seperti roket yang meluncur ke atas. Dapat mengatasi semua tarikan yang mau menjatuhkannya. Semakin tinggi semakin mudah dia meluncur.

Kitalah tanda Yunus itu, sebuah kehidupan yang diubahkan. Dari kematian ke dalam kehidupan. Seperti yang dikatakan Paulus, “yang ku kehendaki adalah mengenal dia dan kuasa kebangkitannya”. Satu-satunya hal yang Paulus kejar adalah mengenal dia dan kuasa kebangkitan Allah.

Efe 1.19-20, “dan betapa hebat kuasaNya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasaNya, yang dikerjakanNya di dalam Kristus dengan membangkitkan dia dari antara orang mati dan mendudukan dia di sebalah kananNya di sorga”. Kuasa yang bekerja di dalam diri kita adalah kuasa kebangkitan yang membangkitkan Yesus Kristus. Kuasa yang sama itu bekerja di dalam diri orang percaya. Ini berarti, kita tak terkalahkan. Kalau kita mau berubah kita bisa berubah karena kuasa yang bekerja di dalam kita itu adalah kuasa kebangkitan Allah yang dapat membangkitkan orang mati. Itulah sebabnya, tanda Yunus lebih cocok dibandingkan dengan gereja, atau anak manusia, yakni orang-orang kudus. Yunus hidupnya lari dari Allah, lari dari melakukan kehendak Allah. Dia tidak mau melakukan kehendak Allah. Kita juga demikian, sebelum kita percaya, kita juga mau lari dari melakukan kehendak Allah. Tapi Allah menangkap kita dan kita masuk ke dalam perut ikan; saat kita terpuruk, berada di dalam kegelapan dan mencium bau amis di mana-mana, barulah kita mulai meminta pertolongan dari Tuhan. Dan hanya setelah itu kita diangkat untuk menjadi sebuah tanda.

Dua hal penting agar kita dapat menjadi Tanda

Sebagai penutup kita akan melihat pada dua hal yang paling penting dalam hidup ini agar kita dapat menjadi sebuah tanda.

Kita kembali membaca Mat. 12.41-42

“Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, an sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!”

Apa yang akan terjadi pada hari penghakiman?  Banyak orang Kristen yang menjalani hidup seolah-olah tidak ada penghakiman. Namun Yesus memberitahu kita apa yang akan terjadi di hari penghakiman. Dikatakan bahwa orang-orang Niniwe akan bangkit. Yesus berkata bahwa mereka akan bangkit pada hari itu dan mereka yang akan menghukum kita.

Hal yang pertama untuk menjadi tanda adalah kita perlu bertobat. Orang Niniwe melihat tanda Yunus dan mereka bertobat. Bertobat berarti berubah, ada transformasi yang terjadi. Berubahlah.  Itulah pesan Yunus dan pesan Yesus tidak berbeda. Apa kalimat pertama yang keluar dari mulut Yesus waktu dia mulai pelayanan? Kalimat pertamanya adalah “Bertobatlah.” Kabar baiknya adalah Kerajaan Allah sudah dekat. Karena sudah dekat, cepat-cepatlah Anda bertobat supaya Anda bisa mengambil bagian di dalam kerajaan Allah itu.

Hal yang sama terjadi di Kisah Para Rasul 3.19-20, orang banyak dihimbau untuk bertobat agar Tuhan akan mendatangkan kelegaan/penyegaran bagi mereka. Dengan bertobat mereka dapat diisi dengan kuasa dari atas. Lewat pertobatan, dosa mereka akan diampuni dan mereka akan disegarkan. Jadi, inilah langkah pertama untuk menjadi tanda. Bertobatlah, sama seperti Yunus, dari seorang yang tidak taat menjadi yang taat.

Yang kedua, pada hari kebangkitan, ratu dari selatan akan bangkit. Kita akan bertemu dengan ratu ini nanti. Orang Yahudi yang mendengar ini bisa saja sangat tersinggung. Seorang Ratu, seorang wanita akan menghakimi mereka! Ratu dari negeri Syeba yang merupakan seorang Arab ini akan menghakimi mereka yang adalah orang Yahudi! Di hari penghakiman akan ada seorang wanita Arab yang akan muncul dan menghakimi kita.  Mengapa dia bisa bangkit dan menjadi hakim atas kita? Dari satu 1 Raja-Raja 10, dikatakan bahwa ratu ini datang dari hujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo. Berarti dia datang dari jauh-jauh hanya untuk mendengarkan hikmat Salomo. 1 Raja-raja 10 memberitahu kita bahwa ratu dari Syeba ini membawa banyak pengiring, banyak emas, rempah dan batu-batu permata yang mahal. Dia datang dengan rombongan melewati perjalanan jauh dari Arab ke Israel melewati padang pasir. Kita bisa melihat bagaimana ratu ini begitu rindu dan ingin mendengarkan hikmat Salomo. Setelah mendengarnya, dia berkata, “Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang engkau dan tentang hikmatmu, tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnya pun belum diberitahukan kepadaku…engkau melebihi kabar yang kudengar!” (ay.6-7). Ternyata hikmat Salomo melebihi apa yang pernah di dengar. Selalunya kabar angin lebih hebat dari kenyataannya, tapi tidak demikian dengan hikmat Salomo! Setelah itu ratu dari Syeba ini mengirimkan lebih banyak lagi barang-barang lewat kapal; emas, permata, kayu-kayu cendana. Semuanya itu diberikan pada Raja Salomo padahal Raja Solomo tidak memerlukan semuanya itu. Tapi kita dapat melihat dari sini bahwa ratu dari Syeba ini bisa menilai bahwa hikmat Salomo ini tak ternilai.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita sanggup membayar harga mahal untuk mendengarkan hikmat Salomo? Di manakah Anda dapat menemukan hikmat Salomo? Di Amsal, Kidung Agung dan Pengkhotbah.  Dan dimanakah kita dapat menemukan ketiga kitab ini? Di dalam Alkitab yang kita beli dengan harga puluhan ribu rupiah. Kita mendapatkannya dengan murah. Tapi apakah kita menghargainya? Apakah kita membacanya? Itulah sebabnya mengapa ratu Arab ini bisa saja menghakimi kita. Menurut Alkitab, hikmat itu tidak ada tandingannya. Tidak ada permata apa pun yang dapat dibandingkan dengan hikmat. Hal yang paling kita butuhkan dalam kehidupan kita adalah hikmat. Hidup kita seringkali berantakan karena keputusan-keputusan yang keliru. Kenapa kita membuat keputusan yang keliru? Justru karena kita tidak berhikmat. Itu sebabnya hikmat adalah hal yang paling penting dalam hidup kita agar kita tidak salah menjalani hidup kita.

Ratu yang dari selatan itu datang jauh-jauh mendengarkan Salomo dan yang lebih besar dari Salomo ada di sini. Paulus memberitahu kita di Kolose 2.2-3, “..supaya mereka memperolah segala kekayaan dan keyakinan pengertian, dan mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus, sebab di dalam dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan.” Di dalam Kristus terkandung segala pengetahuan Allah. Firman Allah dan hikmatNya, semuanya sudah ada di tangan kita. Sebenarnya kita seperti orang yang sedang duduk di atas bongkah emas, tapi kita sama skeali tidak sadar akan hal itu. Terkandung di dalam Alkitab kita adalah semua kekayaan hikmat yang kita perlukan untuk menjalani hidup. Jadi janganlah kita menjadikan Alkitab hanya pajangan di lemari atau untuk dibawa sekadar saat ke gereja! Jadikanlah firman Allah itu bagian dari hidup kita seharian.

Kita akan dihakimi berdasarkan dua kriteria ini. Pertama, pertobatan, sebab kerajaan Allah sudah dekat. Kedua, hiduplah dengan mencari hal yang paling penting yaitu hikmat. Hikmat yang datangnya dari Allah. Kata Yakobus, “tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah – yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati”. Barangsiapa yang kurang hikmat, biarlah dia meminta dan Tuhan akan berkenan untuk memberikannya.

Jadi bagaimanakah kita menjadi tanda bagi angkatan ini?

Kalau kita hidup dalam pertobatan dan terus mengejar hikmat yang datangnya dari atas, maka kita akan menjadi tanda bagi generasi yang tidak setia dan jahat ini.

 

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment