Pada suatu jalan, ada sebuah papan iklan untuk sebuah gereja. Pada papan tersebut tertera sebuah tulisan yang jelas terbaca, “Dimana kamu akan selalu dicintai dan tidak akan pernah diadili”. Kalimat tersebut terdengar baik karena disana tidak akan ada seorangpun yang menghakimi kita. Namun jika kita mau berpikir sedikit lebih panjang, apakah orang-orang yang tidak pernah menghakimi kita atas tindakan kita (walaupun kita salah) benar-benar mencintai kita ?
Kesalahpahaman kita pada Matius 7:1-5 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Salah satu kesalahan dasar yang sering kita lupakan dalam menafsirkan Alkitab adalah tidak memerhatikan konteks, yaitu tidak memperhatikan ayat sebelumnya dan sesudahnya.
Perhatikan pada ayat 4-5, Yesus mengatakan bahwa kita tidak dapat mengambil selumbar dari mata saudara kita ketika ada balok di mata kita. Yang dimaksud disini adalah roh munafik dan kecemaram. Dimana seseorang membicarakan keburukan orang lain dan mengabaikan kekurangan diri sendiri. Lalu apakah Yesus berhenti hanya sampai disitu? Tidak. Selanjutnya Yesus mengatakan, bahwa kita harus melepas balok dari mata kita dan dapat melihat dengan jelas selumbar dimata saudara kita.
KITA MEMERLUKAN SESEORANG UNTUK MENGINGATKAN KITA
Kita semua orang berdosa dan kita telah ditebus oleh darah Yesus. Namun, kita masih berbuat dosa. Dan buruknya, seringkali kita tidak sadar bahwa kita telah berbuat dosa. Disinilah kita memerlukan sesama untuk mengingatkan kita. Saat kita diingatkan, kita tidak perlu merasa marah atau tersinggung. Justru kita perlu bersyukur karena ada seseorang yang benar-benar peduli dan tidak ingin kita terus terjebak di dalam dosa. Teman sejati tidak akan segan untuk memukul saat kita berbuat dosa.
Begitupun jika ada saudara kita yang berbuat dosa, jika kita mengetahuinya, ada baiknya untuk menasehati. Bukan untuk menjadi terlihat suci, namun kita tidak boleh mengabaikan dosa dalam kehidupan saudara seiman kita.
Sebagai seorang Kristen kita harus saling menasehati sesama supaya kita bersama-sama dapat bertumbuh di dalam Tuhan. Namun, sebelum memberi nasehat kepada orang lain, kita harus lebih dulu mengoreksi diri. Apakah kita masih memiliki balok di dalam mata kita atau tidak. Menilai sesama bukan untuk membuat orang lain merasa buruk, namun supaya orang lain mampu meninggalkan keburukannya dan bertumbuh.
Sumber: www.generasihero.com
DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Egkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.