Belajar Mengendalikan Lidah

Penulis: Vera Meilisa Samosir
Ilustrator: Galih Reza Suseno

Beberapa waktu yang lalu aku menyaksikan sebuah video perkelahian yang bermula ketika seorang bintang tamu tersinggung dengan sejumlah pertanyaan dan pernyataan dari presenter yang terkesan melecehkannya. Ia tidak terima lalu menyerang presenter tersebut dengan pukulan, tak peduli bahwa itu adalah siaran langsung. Lidah presenter tersebut berhasil membuat sang bintang tamu mengamuk. Video itu mengingatkan aku betapa pentingnya menjaga lidah.

Nasihat untuk menjaga lidah atau perkataan dengan baik mungkin sudah sering kita dengar. Rasul Yakobus dalam suratnya juga menulis tentang hal yang penting ini, “Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi” (Yakobus 3:9-10). Pada pasal sebelumnya, Yakobus berbicara tentang perbuatan-perbuatan yang lahir dari iman. Salah satu cara orang dapat melihat iman kita adalah dengan melihat tutur kata kita.

Menyandang status Kristen tidak serta-merta membuat kita bisa bertutur kata dengan sempurna. Situasi seringkali menggoda kita untuk mengeluarkan perkataan yang menyakitkan, yang menyerang bahkan mengutuki orang lain. Seringkali kita bahkan tidak berpikir panjang saat bicara. Rasul Yakobus mengingatkan kita bahwa perkataan kita bisa seperti api, betapapun kecilnya, bisa membakar hutan yang besar (Yakobus 3:5-6). Wow! Betapa kita perlu berhati-hati. Ucapan yang menurut kita sepele bisa jadi membekaskan luka yang dalam atau memicu pertengkaran yang besar. Sebaliknya, ucapan yang menurut kita tidak berarti juga bisa membuat orang batal bunuh diri dan semangatnya kembali pulih. Tak hanya orang lain yang kena dampaknya, kita sendiri pun akan menuai akibat dari perkataan kita. Amsal 18:21 berkata, “Hidup dan mati dikuasai oleh lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.”

Aku menyadari bahwa dengan kekuatanku sendiri, akan sulit untuk mengendalikan perkataanku. Apa yang keluar dari mulutku bersumber dari apa yang ada di dalam pikiran dan hatiku, sementara kondisi pikiran dan hatiku bisa berubah-ubah. Betapa penting untuk selalu mengisi hati dan pikiran dengan firman Tuhan, serta meminta pimpinan Roh Kudus setiap hari. Sama seperti mata air asin akan mengeluarkan air asin dan pohon anggur akan menghasilkan buah anggur (Yakobus 3:12), begitu juga hati yang dipenuhi firman Tuhan akan mengeluarkan perkataan yang sejalan dengan firman itu.

Menjaga perkataan kita mungkin tampaknya sederhana. Namun, bukankah kita diminta untuk setia mulai dari perkara-perkara kecil? Perkataan kita sehari-hari dapat menjadi kesaksian yang indah tentang kasih Allah yang sudah kita alami, menjadi petunjuk tentang iman dan pengharapan yang kita miliki di dalam Kristus. Dan, itulah yang akan membedakan kita dari dunia.

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment