Di Saat Semuanya Menjadi Tidak Berarti

oleh Charles W. Colson

Musim panas tahun 1973 merupakan salah satu titik yang paling kelam di dalam kehidupan saya. Saya telah empat tahun melayani Richard Nixon, presiden Amerika Serikat dengan setia dari kantor saya yang letaknya bersebelahan dengan kantor Presiden. Lalu timbul kasus Watergate dan bencana pribadi. Saya memerhatikan presiden yang saya kagumi dan hormati kehilangan tempat berpijak, dan merasakan tali hukum jaksa penuntut semakin mencekik leher saya sendiri. Saya melihat segala sesuatu yang saya kerjakan selama ini jatuh ambruk di depan mata saya. Washington pada waktu itu adalah kota yang sangat jelek. Koran-korn dipenuhi oleh pelbagai macam tuduhan yang kejam dan perdebatan politik yang sengit.

Suatu sore saya mengunjungi seorang teman lama dan klien. Tom Philips adalah presiden perusahaan Raytheon. Di awal musim semi, ia memberitahu saya bahwa selama empat tahun kami tidak bertemu itu – yaitu waktu saya bekerja di Gedung Putih – ia telah mengalami Yesus Kristus. Saya sama sekali tidak tahu apa yang ia katakan. Tetapi di sore itu saya memutuskan untuk mencari tahu. Saya sangat sangat membutuhkan sesuatu di dalam kehidupan saya. Saya tahu saya sangat mau menjadi seperti Tom, yang kelihatannya begitu tenang, gembira dan puas.

Di malam itulah, Tom Philips memberitahu saya tentang Yesus Kristus dan membacakan kepada saya tulisan yang indah dari buku kecil C.S Lewis yang berjudul Mere Christianity. Ia membacakan saya bab tentang keangkuhan, dosa besar itu. Tentang bagaimana seorang yang sombong selalu memandang rendah semua orang lain dan hal-hal lain dan tidak dapat melihat di atas dirinya pada sesuatu yang jauh lebih besar – yaitu Tuhan.

Tom mau berdoa bersama saya pada malam itu, tetapi saya tidak pernah berdoa melainkan di gereja dan dengan memakai doa yang sudah terhafal. Dia berdoa, saya tidak. Tetapi setelah meninggalkan rumahnya, saya menemukan diri saya tidak dapat menyetir mobil saya. Saya, mantan orang besar di Gedung Putih dan mantan kapten marinir sedang menangis begitu keras sehingga tangan saya tidak dapat menghidupkan mobil. Saya berseru kepada Tuhan, meminta-Nya menerima saya apa adanya. Tidak ada satu hal pun yang tetap sama sejak hari itu. Tidak ada yang akan sama lagi setelah itu.

Apa yang saya ketahui sebagai fakta adalah – apa yang saya alami pada malam itu – adalah kemerdekaan yang datang dari mengalami apa yang dimaksudkan dengan Yesus telah mati di kayu salib untuk dosa-dosa saya dan bahwa saya dapat diampuni. Jika saya tidak mengetahui itu sebagai suatu fakta historis, saya tidak akan dapat hidup dengan diri saya; saya pasti akan dilemaskan oleh kebusukan dosa-dosa saya.

Walaupun hal itu sudah terjadi lebih dari 28 tahun yang lalu, tetapi saya merasakan sepertinya baru kemarin hal itu terjadi. Karena tidak ada satu hari pun yang berlalu di mana saya tidak memikirkan tentang salib, harga yang Tuhan bayar untuk menyelamatkan saya, demi kemerdekaan saya.

Saya begitu dibanjiri rasa bersyukur yang membuat saya tidak dapat melakukan apa-apa melainkan tanggungjawab saya dalam menaati Kristus. Jika tidak, dengan cara apa lagi Anda meresponi orang yang telah melakukan pengorbanan yang sebesar itu?

Dan saya berdoa setiap hari agar saya dapat menjalani hidup yang layak dibandingkan dengan pengorbanan yang telah dilakukan bagi saya di atas kayu salib.

(Charles Colson akhirnya dipenjarakan selama 7 bulan karena perannya di dalam kasus Watergate. Sebelum meninggalkan penjara ia berjanji kepada teman-teman sepenjaranya bahwa ia tidak akan pernah melupakan mereka. Dan sesuai dengan janjinya, ia mendirikan Prison Fellowship yang sekarang menaungi lebih dari 400,000 pekerja sukarela yang melayani penjara-penjara di lebih dari 100 negara. Pelayanan Prison Ministry dapat dibaca di www.pfm.org)

Kesaksian Charles Colson diterjemahkan dari buku What the Cross Means to Me.

 

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment