DIAM

Saya pernah secara tidak sengaja mendengar percakapan dua orang yang sedang bertengkar. Waktu itu saya berada di ruang tunggu dan kedua orang itu berbicara cukup keras dan saya rasa penunggu yang lainnya juga mendengarnya.

Saya sangat paham bahwa masing-masing dari mereka berusaha untuk membela dirinya, mereka berusaha untuk mempertahankan pendapatnya. Yang ada adalah pertengkaran itu semakin hebat sampai harus dipisahkan oleh satpam. Kemudian kedua orang itu diam selama kurang lebih satu jam. Baru setelah salah satu membuka mulut dengan nada yang santai, kedua berbincang kembali dan tampak akur.

Terkadang diam itu dibutuhkan untuk meredam emosi. Jika kita tidak bisa mengontrol emosi, maka perkataan kita menjadi tak terkendali dan disitulah secara tidak sadar kita telah melukai perasaan orang lain.

Diam bukan berarti bahwa kita kalah, sebab dalam diam kita sedang berusaha untuk memenangkan diri sendiri. Ketika kita sudah bisa meredakan amarah, maka kita tidak akan berkata-kata yang melukai orang lain. Baik atau buruk perlakukan orang lain kepada kita, salah satunya ditentukan oleh apa yang kita ucapkan kepada mereka.

Juga orang bodoh akan disangka bijak kalau ia berdiam diri dan disangka berpengertian kalau ia mengatupkan bibirnya.

Amsal 17:28

 

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber : www.renungankristiani.com

Leave a Comment