DOA DALAM KESESAKAN

Sumber Artikel: Jawaban.com

Pada waktu saya berangkat kerja, saya tidak berada dalam keadaan sakit. Tapi saat saya sampai di kantor, saat melakukan kegiatan seperti biasa, tahu-tahu saya merasa sakit secara mendadak.

Ibu Tutik Marsudi merasakan kesakitan yang sangat di bagian perutnya. Saat itu juga ia dibawa pulang ke rumah oleh seorang temannya.

Sampai di rumah saya muntah-muntah, terus masih sakit lagi dan badan saya juga panas tinggi. Saya dan suami lalu pergi ke UGD. Karena panas yang tinggi dokter curiga saya mengalami gejala typus. Dokter memberi surat pengantar saya periksa ke laboratorium. Hasilnya sangat tidak baik untuk saya.

Dokter mendiagnosa adanya masalah di ginjal ibu Tutik. Merasa tidak puas saya kembali ke dokter lain di tempat saya bekerja. Melihat hasil laboratorium, dokter ini mengatakan bahwa ginjal saya mengalami kerusakan. Secara manusia saya “down”, saya merasa selama ini telah melayani Tuhan secara maksimal. Saya pikir tidak akan ada lagi hal-hal yang seperti ini. Dokter itu juga mengatakan hal-hal yang menakutkan, saya harus segera masuk rumah sakit, dan itu tidak bisa ditunda-tunda.

Suatu malam ibu Tutik terbangun. Ada suara yang mendorong ibu Tutik untuk datang kepada Tuhan dan berdoa memohon kesembuhan.

Sekitar jam 2 malam itu saya terbangun dan saya pikir ‘saya harus berdoa’. Saya harus melawan semua ini karena saya tahu penyakit ini datangnya dari kuasa gelap dan saya bangkit. Dengan susah payah saya bangkit dan saya duduk. Saya merasakan badan saya panas tinggi dan saya berdoa. Saya katakana : “Tuhan, kalau Tuhan mau mengambil nyawa saya “silakan Tuhan” karena hidupku ada di dalam cengkraman tanganMu. Tapi Tuhan, aku tahu Yesusku luar biasa yang sanggup menyembuhkan. Aku tahu Engkau sanggup menyembuhkan. Jika Engkau sanggup menyembuhkan orang lain, Tuhan juga sanggup menyembuhkan saya.

Marsudi, suami Tutik juga dilanda kecemasan.
Kami juga sempat cemas dan takut karena kami juga manusia biasa. Saya dengan anak-anak sepakat untuk berdoa memohon mujizat dari Tuhan supaya istri saya lekas disembuhkan. Ternyata Tuhan menjawab doa-doa saya dan anak-anak, istri saya makin hari makin baik keadaannnya.

Tutik tahu dengan pasti kepada siapa dia harus berharap ketika dia sakit. Tutik percaya Yesus yang sudah mati di kayu salib sanggup menyembuhkan segala penyakit.

Beberapa hari kemudian setelah kejadian itu, ibu Tutik menjalani hari-harinya dengan ucapan syukur. Dia kembali memeriksakan diri ke dokter.

Puji Tuhan, haleluya Tuhan itu luar biasa. Besoknya saya ke laboratorium dan periksa darah lengkap, luar biasa hasilnya : “tidak ada satupun penyakit”. Saya bersyukur memiliki anak-anak dan suami yang setia. Mereka mendukung saya, ketika saya down mereka membangkitkan iman saya.

Dalam masa-masa kesukaran dan kesulitan hidup kita harus ingat bahwa pengharapan hanya ada dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia.

Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah. (Roma 5:5-6)

Leave a Comment