Dora Yu – Bejana yang dipakai Tuhan

Di sepanjang sejarah, para pelayan Tuhan yang tidak terhitung banyaknya telah memberikan hidup mereka bagi perluasan Injil. Mereka hidup seperti biji-biji gandum yang ditaburkan ke dalam tanah sehingga orang-orang yang mengikuti mereka bisa berbagian dan menikmati buah dari jerih lelah mereka. Pelayanan dari merekalah yang telah membangkitkan banyak kebangunan rohani di banyak tempat di seluruh daerah China selama akhir abad ke-19. Dora Yu adalah seorang perempuan Tiongkok muda yang banyak menyumbang pada pelebaran Injil di Tiongkok.

Semuanya itu bermula saat di tahun 1895. Di suatu pagi, Dora bangun dengan suatu perasaan tertuduh yang mengerikan. Dia merasa seolah-olah telah berbuat dosa yang sangat besar dan beban yang dipikulnya sedemikian berat dia merasa dia tidak akan terampuni. Perasaan bersalah itu begitu berat dan mengerikan, dia bahkan tidak dapat memberitahu sesiapapun. Suatu peperangan dahsyat sedang berlangsung di dalam jiwanya. Dora menyadari bahwa dia perlu didamaikan. Namun di sisi yang lain, dia dilumpuhkan oleh rasa bersalah dan mulai merasa putus asa; dia merasakan bahwa keadaannya terlalu menyedihkan dan sudah tidak mungkin ada pengampunan. Perasaan tertuduh ini begitu mempengaruhinya secara fisik, mental dan sosial. Dora berkata pada dirinya, “Tidak ada penderitaan fisik yang dapat dibandingkan dengan teror yang dialami di dalam jiwa.”

Teman-temannya menganjurkan untuk dia bersungguh-sungguh berdoa dan berseru pada Tuhan untuk menerima keselamatan dan pengampunan atas dosa-dosanya. Namun Dora enggan karena dia tahu dengan jelas bahwa mempercayai Yesus berarti dia harus menyerahkan segala sesuatu di dunia ini untuk melakukan kehendak Tuhan.  Akan tetapi dia begitu dihantui rasa bersalah dan akhirnya dia mengalah. Dia tidak tahan lagi karena jiwanya begitu mendambakan damai sejahtera dan ketenangan di hati. Dora Yu dengan penuh kerendahan hati datang kepada Tuhan. Dia menyerahkan dan melepaskan semuanya ke dalam tangan Tuhan. Lewat pertobatannya dan penginsafannya, Dora dipimpin untuk mengalami kepenuhan kasih dan pengampunan dari Allah melalui pengorbanan Yesus di kayu salib.

Kepekaan Dora pada dosa membawanya mengalami pengudusan dari Roh Kudus. Pengurapan Roh Allah sangat nyatanya di dalam hidup Dora. Di tahun 1920, Dora diundang ke Foochow untuk memberitakan Injil. Allah bekerja secara penuh kuasa lewat pelayanannya di mana setiap orang yang hadir begitu diinsafkan dan berpaling untuk menerima Tuhan. Di antara yang bertobat adalah seorang wanita terpelajar dan cakap yang bernama in Lin Huo-ping. Setelah dijamah Tuhan, wanita ini pulang ke rumahnya dan melakukan suatu hal  yang sangat mengagetkan keluarganya. Dia mengakui dosanya terhadap suami dan anak-anaknya. Kepada putranya, Lin meminta maaf karena telah menghukum dan memukulinya dengan keras. Putranya, Ni Tosheng sangat terkesan dengan apa yang dilakukan oleh ibunya. Apa yang membuat ibunya begitu terbuka mengakui kesalahan dan dosanya? Apa yang membuat ibunya yang keras tiba-tiba berubah menjadi lembut dan mau merendahkan diri meminta maaf kepada anaknya? Nee sangat penasaran dan tertarik untuk mencari tahu apa yang membuat ibunya berubah dengan begitu drastis. Nee lalu turut mengikuti kebaktian yang dilakukan oleh Dora keesokan harinya. Di dalam pertemuan Injil itu, hati Nee juga dijamah oleh  Firman Tuhan yang bekerja dengan kuat kuasanya. Seperti ibunya, dia juga memberikan dirinya kepada Tuhan. Anak ini mengubah namanya menjadi Watchman Nee, yang merupakan salah satu tokoh yang dinobatkan oleh Christianity Today sebagai salah satu dari 100 Tokoh Kristen yang paling berpengaruh di abad ke-20.

Sebelumnya di tahun 1915, Dora sudah membuka sebuah institut Alkitab untuk membantu orang yang benar-benar mengasihi Allah untuk mengenal FirmanNya. Setelah pertobatannya, Watchman Nee dengan penuh semangat ingin mengejar hal-hal rohani dan dengan demikian meninggalkan sekolahnya untuk belajar di institut Alkitab Dora Yu.  Melihat kesungguhan Watchman Nee, Dora menerimanya. Namun belakangan Dora mengeluarkan Watchman Nee karena melihat cara hidupnya yang kurang berdisplin. Di buku berjudul Watchman Nee – A seer of Divine Revelatoin in the Present Age tulisan Witness Lee, dituliskan bahwa: “Watchman Nee menyadari bahwa dagingnya belum dibereskan, dia masih menyukai makanan yang enak, baju yang bagus, dan dia senang tidur hingga pukul 8 pagi. Dora menyakini bahwa seorang prajurit Kristus, seorang pelayan Tuhan harus memiliki kualitas yang tangguh dan dapat mengendalikan kedagingannya. Melihat bahwa Watchman Nee belum siap, dia lalu dikeluarkan dari insitut Alkitab itu. Pengalaman Watchman Nee dikeluarkan dari institut itu meninggalkan kesan yang mendalam pada dirinya. Pengalaman ini sangat membantunya untuk melihat perlunya pelatihan rohani untuk membereskan kedagingannya agar dia dapat sepenuhnya dipakai Tuhan. Demikianlah seorang wanita yang sederhana berperan penting untuk membentuk seorang hamba Tuhan seperti Watchman Nee yang akhirnya dapat dipakai Tuhan untuk Tiongkok.

Dora Yu hidup sepenuhnya bersandarkan iman pada Tuhan. Pengalamannya dengan Tuhan sangat nyata dan riil. Imannya yang dinamis dan hidup membuatnya dengan suka cita membayar harga untuk memberikan yang terbaik bagi Tuhan. Dora mendapat kesempatan untuk menikah, namun pada akhirnya dia bergumul karena khawatir bahwa devosi dan kasihnya pada Tuhan akan terbagi. Dora sempat bertunang namun setelah itu, dia mulai mengalami pergumulan yang berat di dalam hatinya. Dia tahu bahwa secara tradisi, sangatlah sulit untuk membatal pertunangan tanpa alasan yang kuat. Di dalam buku God’s dealing with Dora Yu, dituliskan: “Selama berminggu-minggu aku menangis terus meneruskan karena memikirkan hal ini, dan aku berjanji pada Allah bahwa jika Dia melepaskan aku dari ikatan pertunangan ini, aku akan melayaniNya seumur hidupku…” Akhirnya datanglah berita bahwa pertunangannya dibatalkan.  Hari itu merupakan hari yang tak terlupakan oleh Dora. Sejak itu, Dora dengan lebih fokus dan bersemangat memberikan dirinya untuk Tuhan.

Di usianya yang ke-30, dia pindah ke Shanghai untuk mengabarkan Injil. Dora pindah tanpa memiliki uang, tempat tinggal, maupun orang yang akan mendukungnya secara finansial. Hanya dengan berbekalkan amanat dari Tuhan Dora berangkat. “Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Ayat ini merupakan prinsip kehidupannya.  Pernah sekali, dia memerlukan beberapa baju baru dan ketika dia hampir selesai berdoa, dia menerima kiriman bingkisan berisi baju-baju yang dia butuhkan.  Prinsip hidup Dora adalah, satu-satunya kebutuhan utama adalah mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya, hal-hal yang lain hanya merupakan tambahan.

Sebagai respon nyatanya terhadap kasih Tuhan yang nyata dan tidak pernah surut di dalam hidupnya, Dora mempersembahkan diri sepenuhnya untuk mengabarkan Injil ke seluruh penjuru Tiongkok dan benih-benih yang ditaburnya masih menghasilkan buah sampai ke hari ini. Kiranya teladan dan iman Dora Yu akan menginpirasi kita. Allah yang bekerja di dalam diri Dora Yu akan dapat melakukan hal yang lebih besar lagi di dalam hidup kita, jika kita rela memberikan diri sepenuhnya kepada Dia.

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment