Hati seorang Misionaris

Karen Watson mengalami tragedi yang besar di tahun 1997. Tunangannya dan kemudian orang tuanya meninggal dalam jarak waktu beberapa bulan dari satu dengan yang lainnya.  Penderitaan dan kesedihan yang dialaminya membawanya lebih dekat dengan Tuhan.

Karen menjadi semakin aktif di gereja lokalnya. Dia mulai berpergian untuk misi singkat dan aktif melayani Tuhan. Sebentar setelah dia memulai pelayanan misinya, dia merasa terpanggil untuk melayani Tuhan secara penuh.  Dia mulai bergabung dengan Dewan Misi Internasional di gereja Baptis. Dia menjual rumahnya, mobilnya dan hampir semua dari kekayaan duniawinya.  Yang tertinggal hanyalah beberapa barang yang dapat dimasukkannya ke dalam satu tas. Kemudian dia pergi ke perjalanan misi di belahan dunia yang lain.  Perhentian pertama dari perjalanan misinya adalah Yordan.  Dan akhirnya pekerjaannya untuk Tuhan membawa dia ke Iraq.

Pada tanggal 15 Maret 2004, di kota Mosul, Irak Utara, dia membantu mendirikan tempat untuk pemurnian air. Dia dan empat misionaris lainnya tertembak ketika sedang duduk di mobil.  Penembak menembakkan AK-47 otomatis pada penumpang sambil mengendarai mobilnya. Karen dan dua misionaris lainnya terbunuh di saat itu juga.  Korban keempat adalah David E. Mc Donnall, 29 tahun, dari Rowlett, Texas, yang meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit di Baghdad. Yang kelima, hidup dan menceritakan kejadian ini.

Karen Watson tahu apa yang dia akan alami. Ia menulis dua halaman surat sebelum dia berangkat ke ladang misi. Surat itu dia tinggalkan dengan pendetanya di Bakersfield. Pada saat pemakamannya, pendetanya membuka surat itu dan membacanya dengan suara lantang kepada kumpulan orang yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir.

Suratnya dimulai dengan “Anda hanya boleh membuka surat ini pada saat saya meninggal dunia.” ” Ketika Tuhan memanggil, tidak ada penyesalan. Saya mencoba membagikan hati saya kepada Anda, sebanyak mungkin.  Saya tidak dipanggil ke suatu tempat tertentu, saya di panggil kepada Nya. Mentaatinya adalah tujuan hidup saya,  menderita itu sudah diduga.  Kemuliaan-Nya adalah imbalan bagi saya.  Kemuliaan-Nya sudah cukup bagi saya.

Kemudian mengenai pemakamannya dia menulis: “Mengenai pemakaman saya. Usahakan yang kecil saja.  Usahakan yang sederhana saja. Ya, yang sangat sederhana saja. Hanya kotbahkan Injil.  Khotbahkan dengan berani.  Khotbahkan karya keselamatan, tentang perubahan hidup, dan Injil yang hidup untuk selama-lamanya.  Berikan kemuliaan dan penghormatan kepada Allah Bapa.  Kemudian Karen membagikan apa yang menjadi hati misionaris.

“Lebih peduli daripada apa yang orang lain pikir bijak”

“Resiko-kan lebih dari apa yang orang lain pikir aman”

“Bermimpi lebih dari apa yang orang lain pikir praktis”

“Berharap lebih dari apa yang orang lain pikir mungkin”

Hari ini, saya berharap Anda memiliki hati seperti Karen, hati seorang yang keluar menjangkau yang lain.  Menjalani hidup dengan menginspirasikan orang lain untuk melakukan yang sama. Saya tahu saya akan melakukan yang sama.

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment