“Sebab Natal tak akan berarti tanpa kasih-Mu, lahir dihatiku, hanya bersama-Mu, Yesus ku rasakan selalu, indahnya Natal dihatiku..”
Masih ingatkah kita dengan lirik lagu ini? Mungkin tidak hanya di moment Natal saja kita mendengar dan menyanyikannya, tapi benarkah tanpa menunggu Desember tiba, setiap hari kita juga bisa merasakan kehadiran Tuhan dalam hidup kita? Yuk, mari selidiki hati kita terlebih dulu sebelum memaknai arti Natal yang sesungguhnya.
1. Natal Seperti Sinterklas
Sinterklas atau Santa Claus adalah sosok yang sering muncul pada saat Natal tiba, sebuah karakter atau tokoh yang digambarkan sangat dermawan karena dikenal suka membagi-bagikan kejutan kado Natal kepada banyak orang yang dijumpainya. Begitu pula dengan diri kita, disaat Natal tiba, sering kali kita bersikap seperti sinterklas yang mendadak menjadi seorang dermawan yang ingin terlihat baik dihadapan Tuhan, namun dalam kehidupan sehari-harinya tak pernah memiliki belas kasihan kepada orang lain yg ada disekitarnya, suka menahan hak orang lain, egois dan mencari kepentingannya sendiri. Sikap bermurah hati yang palsu! Bukan itu yang Tuhan harapkan dari kita, ketika kita berbagi dengan sesama jadikanlah itu gaya hidup atau kebiasaan dalam kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya sekali-kali saja terlebih ketika Natal akan tiba.
2. Natal Seperti Pohon Hias
Disaat Natal tiba, banyak pohon Natal atau christmas tree yang merupakan hiasan atau dekorasi yang menghiasi rumah dan tempat-tempat umum, sehingga dimana pohon Natal berada, selalu menarik perhatian orang-orang yang melihatnya. Entah sadar atau tidak, ornamen dalam hidup kita itu seperti pohon Natal yang bisa menjadi sorotan banyak orang. Jika ke-Kristenan kita hanya nampak dari ringtone handphone kita yang berdering lagu rohani, memakai perhiasan salib, bisa berbahasa roh, menghadiri ibadah setiap minggu dan masih banyak atribut Kristiani yang menjadi aksesoris kita selama ini, mungkin sekarang lah saatnya kita mengevaluasi kembali hubungan pribadi kita dengan Yesus. Sudahkah kita seperti lampu pohon Natal yang mampu menjadi terang dan mewarnai orang-orang disekitarnya melalui hidup kita? Atau hanya kemunafikan yang selalu mempercantik tampilan luar kita, sehingga orang lain melihat kita seperti orang beriman? Biarkan hidup kita terus bersinar tanpa menunggu Natal tiba.
3. Natal Seperti Palungan
Palungan adalah tempat makan binatang yang kotor dan menjijikkan, namun justru disitulah Sang Juru S’lamat terbaring, bukan dirumah sakit dengan tempat tidur yang nyaman, layak dan bersih. Begitu pula dengan cara Allah menyelamatkan kita, bukan karena hidup kita yang sudah tampak bersih dan layak maka kita beroleh keselamatan, melainkan ketika kita menyadari bahwa hidup kita ini hina, kotor dan menjijikkan dihadapan Tuhan lah yang membuat kita beroleh kasih Allah, sehingga DIA-lah yang memampukan kita untuk bangkit dari cara hidup kita yang lama untuk dipakai secara luar biasa oleh Tuhan, karena bagi-NYA hidup kita ini sangatlah berharga.
Oleh sebab itu, marilah kita menggunakan moment Natal ini bukan sekedar untuk menikmati perayaan kelahiran Yesus saja, namun marilah kita menikmati kehadiran Yesus dalam hidup kita.
Selamat Natal, semoga damai Natal senantiasa menyertai kita semua!
Sumber: http://www.lenterahidup.com
DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.