Jual rumah untuk memberi kepada orang miskin!

Kata Yesus di Matius 19. 21, jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin.

Apa artinya “hidup dengan baik”? Menurut standar yang umum, keluarga kami “hidup dengan baik”. Kami memiliki mobil yang bagus, rumah impian beserta barang-barang yang mahal di dalamnya dan sering menikmati liburan yang mahal.

Suatu hari di tahun 2006 saya menyetir mobil setelah menjemput anak perempuan saya, Hannah yang berusia 14 tahun pada waktu itu, dari rumah temannya. Saat kami berhenti di lampu merah, kami melihat sebuah mobil mewah Mercy sports di satu sisi, dan seorang gelandangan yang sedang meminta-minta makanan di sisi yang lain.

“Ayah, jika orang itu mempunyai mobil yang sedikit lebih murah, pria yang di sana bisa dapat makan,’ protes Hannah. Lampu isyarat berubah warna, dan kami melanjutkan perjalanan, tapi Hannah terlalu muda untuk menjadi orang yang ‘masuk akal’.

Malam itu Hannah menulis di catatan hariannya, “Melewati jalan di antara seorang gelandangan dan sebuah mobil mewah mengubah kehidupan saya. Saya merasa sedih. Saya mau membantu dan saya merasa marah, sangat amat marah. Saya marah pada diri saya sendiri. Saya berpikir terdapat banyak hal yang dapat saya lakukan bagi pria itu dan juga bagi banyak orang di dunia ini, karena saya memiliki terlalu banyak.”

Hannah tidak menyimpan perasaan marah itu di dalam hatinya tapi menuangkan semuanya kepada keluarganya di meja makan, ia terus menantang keluarganya untuk “menjadi keluarga yang dapat memberi dampak di dunia ini, sekalipun hanya dampak yang kecil.”

Hannah terus menerus memprotes tentang ketidak-adilan dan bersikeras bahwa kami harus berbuat sesuatu.

Istri saya, Joan dan saya membenarkan diri kami. Kami adalah relawan yang memberi waktu untuk membantu di tempat penampungan dan juga di tempat memberi makan orang miskin. Saat kami menyampaikan itu, Hannah hanya memandang kami, sama sekali tidak terkesan.

Kami menjelaskan bahwa kami mengirim cek setiap Desember untuk disumbangkan kepada berbagai yayasan amal. Hannah malah merasakan bahwa itu bukan apa-apa karena rata-rata orang Amerika hanya menyumbangkan 2.3% dari penghasilan tahunan mereka.

Akhirnya Joan menantang,  “Apa yang kamu mau lakukan? Jual rumah kita? Pindah ke rumah yang dua kali lebih kecil dari ini? Kamu mau kehilangan kamar-mu?”

Ini satu peringatan! Jangan pernah menyarankan hal yang mulia seperti ini kepada anak remaja yang idealistik. Hannah terus berpegang kepada ide menjual rumah mewah kami dan menyumbangkan separuh dari hasil jualan rumah kepada yayasan amal dan menggunakan separuh lagi untuk membeli rumah kecil buat kami. Joe, adik laki-laki Hannah sudah tentu protes karena Joe tidak melihat bagaimana dengan pindah ke rumah yang lebih kecil dan memberikan uang kepada orang miskin, hidupnya akan menjadi lebih baik. Tapi karena Joe kalah undi, dia terpaksa menurut!

Akhirnya, itulah yang kami lakukan! Kami menjual rumah kami dan separuh dari hasil jual rumah atau sejumlah USD 800,000 itu akan kami sumbangkan. Setelah riset yang panjang kami sekeluarga memutuskan untuk memberikan uang itu kepada Hunger Project (Proyek Kelaparan) yang akan mensponsori kesehatan, mikro kredit, makanan dan program-program lain untuk sekitar 40 kampung di Ghana.

Proyek kami ini memang gila tapi harus saya akui, hal ini telah mengubah kehidupan kami secara total – lewat proses menjual rumah, pindah dan memutuskan secara bersama bagaimana menyalurkan sumbangan itu, kami telah meningkatkan kepercayaan kami kepada sesama, membuat Hannah dan Joe menjadi anak-anak lebih bertanggungjawab dan kami berhasil membangun hubungan yang lebih mendalam di antara kami. Karena kami berusaha mendengarkan anak-anak kami dalam menjalankan proyek yang ‘gila’ ini, hubungan kami menjadi jauh lebih bagus.

Dengan kata lain, kami menukar ‘barang-barang’ kami untuk kebersamaan – saya yakin banyak orang yang menginginkan kebersamaan ini dalam keluarga mereka. Kami mencatat perjalanan kami di dalam buku berjudul, The Power of Half yang akan terbit di Februari 2010, dan harapan kami, buku ini dapat menginspirasi Anda untuk menciptakan proyek “separuh” Anda.

Sudah tentu, kami bukannya menganjurkan Anda untuk menjual rumah Anda, (tentu saja, itu hal yang gila) tapi lihatlah ke dalam kehidupan Anda, apakah Anda mempunyai lebih dari cukup. Apakah itu waktu atau barang-barang Anda. Berikanlah separuh kepada yang membutuhkan, mana tahu tindakan kecil itu akan menjadikan dunia ini sedikit lebih baik.  

“Separuh” memberikan kita satu ukuran untuk memantau pemberian kita. Seringkali kita berkata bahwa kita harus berbuat lebih banyak, tapi “lebih banyak” itu sulit untuk diukur dan akhirnya kita tidak berbuat apa-apa. Besar atau kecilnya proyek kita itu tidak penting, kita bisa saja memutuskan untuk mengurangi 50% dari waktu kita menonton televisi dan menggunakan waktu itu berbuat sesuatu bagi orang lain. Atau kita bisa mengurangi separuh dari baju-baju yang ada di lemari, atau mengurangi separuh uang yang dikeluarkan untuk makan di luar rumah.

Saya dan Joan mau memberikan anak-anak kami kehidupan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik itu fokusnya adalah pada kehidupan batiniah mereka dan bukannya pada barang-barang kepemilikan.

Kita semua dapat berbuat sesuatu untuk menjadikan dunia ini lebih baik. Jangan pernah berpikir bahwa kita terlalu ‘kecil’ untuk memberi dampak. Seperti yang dikatakan oleh Anita Roddick, pendiri Body Shop, “Jika Anda berpikir bahwa Anda terlalu kecil untuk memberi dampak, Anda tidak pernah tidur dengan seekor nyamuk!”

Percayalah, kita semua mempunyai sesuatu untuk diberikan.

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment