Kita terlalu sibuk dengan diri kita dan terlalu banyak mendengarkan riuh suara-suara manusia yang ada, sehingga suara Illahi itu menjadi tersamarkan dan kita menjadi tidak peka terhadap kehendak Allah atas hidup kita.
Sore itu saya telah membuat rencana yang matang untuk dilakukan pada akhir pekan. Selain mempersiapkan rincian rencana apa saja yang akan dilakukan, saya juga telah membeli beberapa barang yang akan digunakan sebagai pendukung kegiatan itu. Sebagai pemilik golongan darah A, saya telah mempersiapkan semuanya dengan lengkap dan baik, panggangan, tusuk sate, arang dan kipas telah saya beli jauh hari agar cara memanggang itu dapat berjalan dengan lancar.
Sore itu nampaknya rencana yang telah disusun akan berjalan dengan baik, semua barang yang dibutuhkan sudah tersedia dan keluarga pun juga sudah memberikan kesediaan untuk ikut dalam acara memanggang sore itu. Setelah membeli daging dan minuman bersoda kami keluar dari supermarket dan ‘taaaaarrrrrraaaaaa…’, ada sebuah kejutan yang tidak terpikirkan oleh kami sebelumnya; yaitu cuaca berubah dari cerah menjadi gelap dan diiringi oleh hujan lebat.
Jujur seketika mood saya untuk acara bakar-bakaran segera hilang, karena tidak mungkin kami melakukannya sambil hujan-hujanan.
Dengan langkah lesu akhirnya saya berjalan menuju mobil dan kemudian melanjutkan perjalanan ke rumah dengan mood yang berubah 180 derajat dibandingkan ketika saya berangkat ke supermarket tadi. Geram rasanya melihat rencana yang telah disusun jauh hari tidak berhasil, kesal dan bingung mau marah ke siapa karena perubahan cuaca yang berhasil membuat kacau rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Dalam perjalanan ke rumah, saya merenung dan seolah-olah ada yang berbisik kepada saya: ‘daripada mood jelek dan merusak kegiatan berikutnya, mending kamu berdiam diri dan berdoa, coba redakan emosi dan kembali berpikir dengan jernih..‘
1. Ambil Waktu Untuk Menenangkan Diri
Ya saya mengerti, di tengah segala kekacauan yang terjadi dan tidak sesuai dengan rencana yang telah dibuat, kita pasti akan merasa jengkel setengah hidup dan kecewa! Pertanyaannya adalah kita kecewa terhadap siapa? Dan mau seberapa lama kekecewaan dan kejengkelan itu akan menguasai diri kita?
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu” ( Efesus 4:26 )
Nah! Alkitab pun ternyata mencatat sebuah ayat tentang amarah, sebab janganlah amarah dan kekecewaan itu ada pada diri kita hingga matahari telah terbenam. Sebab ketika kita marah dan kecewa, itulah waktu yang tepat bagi ‘si jahat‘ untuk bekerja dan menebar bibit-bibit kejahatan lain dalam diri kita.
Ambilah waktu sejenak dengan menikmati secangkir kopi atau teh hangat, memesan snack kesukaan juga dapat dilakukan, supaya reda amarah dan kekecewaan yang ada di dalam diri ini.
2. Cobalah Memahami Kehendak-Nya
Setelah kekecewaan dan amarah itu mereda, maka kita dapat mengambil langkah berikutnya. Yaitu silahkan berdoa atau merenungkan, apa kira-kira kehendak Tuhan atas kejadian yang baru saja menimpa kita? Sebab segala sesuatu tidak ada yang kebetulan dan Allah telah merancangkan segala sesuatu sempurna menurut rencana-Nya.
Akankah kita telah melupakan sesuatu atau sebuah hal yang kita langgar, sehingga jika hal itu tetap kita lakukan justru akan membawa lebih banyak bahaya kepada diri kita nantinya? Ataukah kita bersikeras terhadap apa yang kita rencanakan dan mengandalkan kemampuan diri sendiri tanpa mengindahkan suara Allah dan memberikan kesempatan kepada Roh Kudus untuk memampukan kita?
3. Tuhan Punya Rencana Yang Lebih Indah
Terkadang kita terlalu sibuk dengan diri kita dan terlalu banyak mendengarkan riuh suara-suara manusia yang ada, sehingga suara Illahi itu menjadi tersamarkan dan kita menjadi tidak peka terhadap kehendak Allah. Setelah berhasil meredakan amarah dan kekecewaan, mencoba memahami apa kehendak Allah atas hal-hal mengecewakan yang telah terjadi, mari kita belajar untuk berserah penuh kepada rancangan Allah atas setiap detail hidup kita.
Rencana Allah terkadang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan, terkadang kita juga tidak dapat mengerti apa kehendak Allah atas kita melalui kejadian-kejadian yang telah terjadi. Manusia ini terbatas dan Allah tidak, sehingga tidak mungkin bagi yang terbatas ini berusaha untuk memahami Dia yang tidak terbatas.
Hanya ketaatan, berserah penuh dan mau untuk mendengar suara Allah akan membawa kita berjalan sesuai dengan rencana yang telah Allah buat. Kecewa dan amarah pasti ada ketika apa yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang kita rencanakan, namun marilah mencoba melihat hal itu dari sudut pandang Allah, maka niscaya kita dapat mengerti kehendaknya atas hidup kita.
Tuhan memberkati
Sumber: www.lenterahidup.com
DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Egkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.