Lebih Dari Sekedar Perasaan

Iman itu lebih dari sekedar perasaan, iman harus diikuti dengan sebuah kisah yang menyertainya, yaitu tindakan nyata.

Beberapa tahun yang lalu sebuah musibah terjadi pada pesawat jurusan Surabaya – Singapura cukup menggemparkan seluruh warga Indonesia, khususnya kami yang tinggal di Surabaya, karena mengingat banyak korban yang berasal dari daerah kami, maka berita nahas itu sangat membuat kami berduka. Tak terkecuali saya, meskipun tak ada sanak keluarga atau teman yg saya kenal menjadi korban, namun keingintahuan saya tentang nasib pesawat itu membuat saya hampir tiap waktu berusaha mencari info seputar kejadian tersebut. Perasaan sedih bahkan tak jarang saya ikut meneteskan air mata ketika siaran televisi menayangkan berita mengenaskan itu berulangkali. Yah, saya betul-betul merasa kasihan atas musibah itu, namun selepas berita itu berakhir di televisi maupun surat kabar, maka berakhir pulalah perasaan sedih yang menyelimuti saya tanpa satupun tindakan yang saya lakukan atas kejadian tersebut. Memang saya bisa merasakan sesuatu yg membuat diri saya merasa cukup baik sebagai seorang Kristen, karena tak semua orang punya hati yang sensitif atas penderitaan orang lain. Tetapi akhirnya saya menyadari bahwa itu bukanlah iman yang Alkitabiah!

“Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati” ( Yakobus 2:17b ).

Sama halnya, perasaan sedih itu mungkin juga muncul saat kita menonton film tentang penderitaan Yesus yang dianiaya habis-habisan sebelum Dia mati diatas kayu salib. Dia dikhianati, dihina, dipukuli dan bahkan ditinggalkan oleh para pengikut-Nya yang sedang ketakutan dan kebingungan pada waktu itu. Penderitaan terbesar bukanlah karena paku ditangan dan kaki-Nya, melainkan Dia yang tak berdosa ini harus mengalami keterpisahan dari Allah dan merasakan kematian demi kita yg dikasihi-Nya. Setelah kita tahu ini semua, bagaimana perasaan kita sekarang? Apakah hanya timbul belas kasihan dihati kita atas penderitaan yg dialami Yesus? Ataukah perasaan kita mulai bergejolak yg akhirnya membuat kita menjadi beriman kepada-Nya? Tak hanya cukup berhenti disini saja!

Iman itu lebih dari sekedar perasaan, iman harus diikuti dengan sebuah kisah yang menyertainya, yaitu tindakan nyata. Mungkin selama ini kita cenderung mendefinisikan diri sebagai pengikut Yesus menurut apa yang kita rasakan terhadap-Nya, namun sejatinya mengikut Yesus itu menuntut aksi nyata yang lebih dari sekedar perasaan. Let’s action! Mari berkarya bagi Yesus!

 

Sumber: http://www.lenterahidup.com

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Egkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Leave a Comment