Maruli Tua : Kubalaskan Kecewa ke Papa Dengan Jadi Pecandu Narkoba

Maruli Tua adalah satu dari sekian anak yang mengalami dampak buruk dari kebiasaan seorang ayah pemabuk.

Sejak kecil, pria berdarah Batak mengaku sudah dikecewakan oleh sang ayah. Setiap kali pulang ke rumah dalam kondisi mabuk, dia dan saudaranya yang lain selalu dibuat panik karena sang ayah gak segan-segan melakukan kekerasan fisik. Pengalaman yang paling memalukan terjadi adalah ketika orang sekampung harus ikut turun tangan menahan tindakan kasar sang ayah.

“Yang pasti kita panik. Karena orang mabuk itu pasti lepas kontrol. Kebetulan ada tetangga-tetangga yang ada di satu kampung itu yang bisa bantu kita. RT sampai turun, (pihak) keamanan situ juga jadi turun. Jadi semua orang direpotin untuk menjaga papa saya,” kata Maruli.

Perbuatan sang papa pun membuat Maruli malu di depan teman-temannya. “Ketika pulang sekolah, mereka bilang, ‘Eh jangan main sama anaknya si ini. Papanya tukang mabuk, nanti loe ikut-ikutan. Itu yang buat saya akhirnya ngerasa kecewa dengan orangtua,” lanjutnya.

Sejak itulah Maruli membalaskan kekecewaannya lewat kebiasaan yang tidak baik, mulai dari jadi pecandu rokok, alkohol dan narkoba. “Bosan ngerokok, pindah ke ganja, ke alkohol, terus akhirnya sampai kenal yang namanya putaw,” demikian pengakuannya.

Kehilangan sang papa

Sebagai anak yang sudah terlanjur kecewa, Maruli sama sekali tak lagi peduli dengan papanya. Bahkan setelah divonis sakit liver, akibat kebiasaan mabuknya, Maruli justru berharap sang papa meninggal lebih cepat.

“Setelah sakit-sakitan, meninggal. Apa yang saya rasa dulu kalau saya lebih jahat dari dia, saya ngerasa puas. Gak taunya saya gak nemuin kepuasan itu,” terangnya.

Maruli pun sadar kalau tindakan balas dendam itu sama sekali tidak membuatnya puas. Sebaliknya, ada rasa penyesalan yang menyelimuti hatinya. Seandainya waktu bisa diputar, Maruli memilih untuk hidup jadi anak yang berlaku baik. Karena dengan itu, keadaan yang dialaminya bisa saja berubah.

“Kalau saya hidup benar atau hidup di dalam Tuhan, mungkin keadaannya gak seperti ini. Jadi, itu salah satu penyesalan saya yang terdalam,” ungkapnya.

Jalani Rehabilitasi Narkoba

Lantaran sudah terlanjur mencicipi narkoba, Maruli pun jadi begitu terikat dengan barang haram tersebut.

Gak ada tujuan lain yang bisa dilakukannya dalam hidup selain menghabiskan waktunya memakai narkoba. Kadang juga harus jadi buronan polisi.

Efek dari penggunaan narkoba juga berimbas pada kesehatan fisiknya. “Badan saya habis, kurus kering banget.”

Kondisi Maruli yang tidak tampak sehat juga membuat sang mama sedih. Dia bahkan mendorong putranya itu untuk jadi pribadi yang lebih baik.

“Saya lihat dari atas ke bawah. Saya perhatiin aja dia. Yang namanya sama anak, biar gimana juga jahat anak tetap anak saya,” ucap sang mama Sontiar.

Perhatian itulah yang membuat hati Maruli tersayat. Dia begitu menyesal karena apa yang dia lakukan telah melukai perasaan orangtuanya.

“Tiap orangtua pasti pengen lihat anaknya jauh lebih baik. Ya pasti dia (mama) sayanglah sama saya. Saya tahu itu. Cuman sayanya aja yang gak bisa terima keadaan yang seperti dulu. Saya gak ngerti harus berbuat apa karena kondisi saya hari itu udah kecanduan dan saya cuma bilang saya mau berubah,” terangnya.

Pada akhirnya, Maruli memutuskan untuk menjalani rehabilitasi. Selama menjalani program ini, dia belajar banyak lebih dekat dengan Tuhan.

“Ada satu firman yang bilang, ‘Bukan orang sehat yang butuh tabib tapi orang sakit’ dan saya rasa saya orang sakit. Saya perlu Tuhan. Dari situ saya merasa hidup di dalam Tuhan jauh lebih enak daripada hidup dalam dunia narkoba,” katanya.

Setelah dinyatakan sembuh dari kecanduannya, Maruli pun memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di sebuah lembaga pendalaman Alkitab.

“Dia sekolah pendalaman Alkitab. Jadi Tuhan Yesus memang benar-benar mengambulkan doa-doa kita. Jadi saya senang sikap anak saya bisa berubah…Saya mengucap terima kasih sama Tuhan Yesus. Bahwa anak saya jadi berubah 100%. Lebih dari 100%,” ungkap sang mama.

Perubahan besar dalam hidupnya membuat Maruli begitu bersyukur. Karena kalau bukan Tuhan, dia tidak akan bisa menjadi seperti saat ini.

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.
Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.
Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.
Untuk kalangan sendiri.

Leave a Comment