Mencari Allah

Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau.—Mazmur 63:2

Saya sungguh terinspirasi melihat orang-orang yang begitu gigih dan penuh dedikasi dalam mengejar impian mereka. Seorang wanita muda kenalan saya baru-baru ini lulus dari perguruan tinggi hanya dalam waktu tiga tahun—suatu perjuangan yang menuntut komitmen total. Seorang teman lain berkeinginan membeli mobil tertentu, maka ia sangat rajin membuat dan menjual kue sampai keinginannya terwujud. Seorang teman lain yang bekerja sebagai wiraniaga menargetkan bertemu seratus orang baru tiap minggunya.

Meskipun berusaha sungguh-sungguh untuk mencari sesuatu yang berharga di dunia itu baik adanya, ada pencarian lain yang jauh lebih penting untuk kita pertimbangkan.

Dalam keadaan putus asa dan bergumul di tengah padang gurun, Raja Daud menulis, “Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau” (Mzm. 63:2). Ketika Daud berseru kepada-Nya, Allah pun mendekat kepada sang raja yang sedang lesu itu. Dahaga jiwa Daud yang mendalam untuk Allah hanya dapat dipuaskan di hadirat-Nya.

Sang raja ingat pernah bertemu Allah di “tempat kudus” (ay.3), mengalami kasih setia-Nya (ay.4), dan memuji-Nya hari lepas hari. Ia mendapati bahwa kepuasan sejati di dalam Tuhan itu bagaikan menikmati hidangan yang lezat dan mengenyangkan (ay.5-6). Di waktu malam pun ia merenungkan kebesaran Allah, dengan menyadari pertolongan dan perlindungan-Nya (ay.7-8).

Hari ini Roh Kudus meyakinkan kita untuk mencari Allah dengan sungguh-sungguh. Ketika kita berpaut kepada-Nya, dalam kuasa dan kasih-Nya, Allah memegang kita dengan tangan kanan-Nya yang kuat. Oleh pimpinan Roh Kudus, baiklah kita mendekat kepada Sang Pencipta segala yang baik itu.—Dave Branon

WAWASAN
Sebab dan akibat. Inilah pola yang terdapat dalam Mazmur 63:1-9 yang melacak perjalanan rohani dalam lubuk hati Daud saat ia berada di padang gurun Yehuda. Ayat 2 merupakan pengakuannya yang membutuhkan kehadiran dan kuasa Allah. Kebutuhan Daud sangat dalam dan sangat mendasar. Seperti air di padang gurun, Allah-lah satu-satunya yang ia butuhkan untuk bertahan hidup. Di ayat 3, ia telah menemukan “air” ini. Ia menemukan kekuatan dan kemuliaan Allah. Setelah mengungkapkan tentang kebutuhan dan penemuan ini, ayat 4-9 mencatat respon si pemazmur: pujian, kepuasan, nyanyian, perenungan tentang Allah, dan kemelekatan dengan-Nya. Daud membagikan hasratnya terhadap Allah, yang membawanya menemukan Allah, dan menghasilkan berbagai pernyataan di atas tentang Allah.—J.R. Hudberg

Bagaimana cara Roh Kudus mendorongmu untuk mencari Allah? Hal-hal apa saja yang dapat kamu lakukan minggu ini untuk bertumbuh lebih dekat kepada-Nya?

Terima kasih, ya Allah, karena Engkau menarikku untuk mencari-Mu—mengenal-Mu lebih baik, mengasihi-Mu lebih lagi, dan mengakui kebesaran-Mu. Aku bersyukur untuk kehadiran-Mu dalam hidupku.

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment