MENGAJARI BUKAN MEMAKI

Saya masih ingat betul ketika masa kecil. Saya banyak bertanya kepada ayah dan ibu. Saat belum bisa mengerjakan sesuatu dengan benar, maka ibu dan ayah juga mengajari dengan penuh kesabaran. Kedua orang tua saya sama sekali tidak pernah memaki, mereka terus memberikan kata-kata semangat.

Namun ketika lulus kuliah dan bekerja, saya harus menghadapi atasan yang setiap hari selalu memaki. Belum lagi teman-teman kerja saya yang ingin sekali menjatuhkan reputasi saya. Saya hanya bisa berdoa dan mengerjakan semua pekerjaan saya dengan tulus sampai pada akhirnya Tuhan menempatkan saya di kantor yang baru dengan berkat yang lebih besar.

Mengajari itu bukan dengan memaki. Kata-kata makian hanya akan mengerdilkan potensi yang dimiliki oleh orang lain. Seringkali makian juga dapat menimbulkan sakit hati yang berbuah dendam. Mengajarai itu sama halnya menyirami serta memupuk demi pertumbuhan/perkembangan yang baik, bukan mematikan dengan kata-kata.

Jika kita ingin dihargai oleh orang lain dan terlebih oleh Tuhan, maka kita harus menghindarkan mulut kita dari kata-kata negatif. Kita yang hidup oleh karena kasih karunia Tuhan harus mampu menyalurkan kasih itu kepada orang lain.

Dengan mulutnya orang fasik membinasakan sesama manusia, tetapi orang benar diselamatkan oleh pengetahuan.

Amsal 11:9

 

 

 

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber : www.renungankristiani.com

Leave a Comment