Pagar Perlindungan Palsu

Kesaksian: Sally Marcellina

Sally Marcellina adalah seorang artis kenamaan Indonesia. Ia memulai karier di tahun 80-an dengan menjadi foto model serta membintangi sinetron dan film-film remaja.

Ketika saya mulai saat berusia 15 tahun, saya mulai masuk dalam dunia sinetron. Lalu setelah saya membintangi sinetron ACI (Aku Cinta Indonesia) saya mulai membintangi film-film dan juga menjadi foto model. 

Tahun 1991 saya ditawari main film horor. Ketika saya selesai membintangi film horor ini saya mengalami pengalaman aneh. Setelah saya selesai menonton film di bioskop, saya merasa telah disantet orang. Dari kulit saya seperti digigit semut api dan begitu digaruk-garuk dari dalam kulit itu keluar pasir. Akhirnya saya bertanya pada teman saya. Teman saya mengatakan sepertinya saya telah kena santet, dan untuk itu saya harus pergi ke dukun. 

Dari setiap dukun yang ia datangi, Sally mendapatkan benda-benda sebagai jimat yang dianggap mampu memagari dirinya dari serangan roh-roh jahat atau niat jahat orang lain. 

Di dukun, saya dibaca-baca, disembur-sembur dan ia memakai segala macam benda-benda perdukunan. Setelah ke dukun pertama, mulai saya rajin pergi ke dukun-dukun lainnya. Saya takut disantet lagi orang lain, karena di film-film saya kelihatan jadi orang sakti dan jagoan. Saya takut ada orang yang mencoba ilmu pada saya, jadi saya minta dukun untuk memagari. Selesai saya memakai jimat-jimat, memang saya merasa agak tenang karena saya berpikir saya punya penjaga dan ada yang memagari saya. Tapi dibalik itu saya merasa karakter saya jadi berubah. Saya jadi cepat marah, cepat tersinggung dan jadi sombong. Otomatis tidak ada damai sejahtera dalam hidup saya.

Kebiasaan pergi ke dukun itu terus berlangsung hingga Sally menikah dengan Henry Farrel Tobing. Namun kehidupan keluarga ini selalu dipenuhi dengan pertengkaran. Terkadang jika mereka sedang tenang sekalipun, dalam beberapa jam keadaan bisa berubah dan terjadi keributan. Tidak hanya itu, Sally juga mulai terserang sifat seorang peramal. 

Keadaan terus berlangsung hingga beberapa tahun kemudian Sally dan Farrel hendak memproduksi satu film nasional. Mengawali proses produksi, mereka mengadakan syukuran dan mengundang seorang hamba Tuhan untuk berbicara. Disinilah kedua pasangan suami istri ini mengetahui suatu kebenaran Tuhan. 

Saat hendak membuat satu film produksi sendiri, kami mengadakan satu ibadah pengucapan syukur. Dalam pengucapan syukur itu, pendeta yang kami undang mengatakan tidak boleh bertanya pada roh-roh peramal dan dukun-dukun.

Pernyataan hamba Tuhan membuat Sally terkesima.
Di situlah saya baru tahu dan Tuhan membukakan pintu hati saya melalui oom Niko yang membawakan Firman Tuhan bahwa pergi ke dukun adalah kekejian bagi Tuhan. Ada tertulis dalam kitab Ulangan 18:10-13 disitu jelas sekali dikatakan bahwa jangan ada yang menjadi penyihir, penenung, penelaah dan jangan bertanya pada arwah orang mati. Saya baru tahu hal itu dan saya merasa saya telah berdosa. Selama ini saya telah melakukan hal-hal yang keji di mata Tuhan. 

Setelah acara tersebut, Sally masih terus memikirkan Firman Tuhan yang telah ia dengarkan. Setiap hari menjadi momen baginya untuk merenungkan apa yang selama ini telah ia perbuat terutama berkenaan dengan film-film yang selama ini ia bintangi. Sally sadar betapa jahatnya apa yang ia lakukan berdasar Firman Tuhan.

Film-film yang selama ini saya bintangi, apalagi yang berbau okultisme atau horor, kebanyakan bertanya pada arwah-arwah. Tidak jarang si arwahnya sendiri bisa menampakkan diri. Sekarang Tuhan membukakan hati dan mencelikkan mata saya bahwa apa yang saya lakukan adalah salah. Ketika saya melakukan perjanjian dengan iblis, saya secara tidak sadar sudah diikat-ikat oleh kuasa kegelapan.

Hati Sally mulai tergugah untuk mengetahui kebenaran. Namun dalam proses tersebut Sally mengalami hal-hal yang aneh. 

Saya punya bayangan-bayangan menyeramkan. Jika saya sedang tidak ada di kamar, saya punya bayangan anak saya sedang dihampiri oleh si iblis. Iblisnya hijau dan bertanduk, seperti yang saya lihat di film-film. Saya lari ke kamar dan lihat anak saya, ternyata anak saya tidak apa-apa, saya hanya berterima kasih pada Tuhan. Memang saya tidak melihat secara langsung, tapi saya melihat bayangan-bayangan itu terus menerus, saya seperti orang yang paranoid. 

Hidup Sally diwarnai ketakutan, bahkan untuk pergi ke kamar mandi dan kamar tidur sekalipun, ia harus ditemani sang suami, Farrel. Sally yang sadar ada ketidak beresan dalam hidupnya mulai mencari hamba Tuhan untuk dilayani secara khusus. Ia bertemu dengan Dr. Stephanie. Dimulai dari sharing melalui telepon, Dr. Stephanie mulai membimbing Sally secara langsung. 

Saya melayani Sally setelah bertemu dan mengadakan konsultasi melalui telepon berkali-kali dalam beberapa bulan. Dia terbuka sekali waktu saya bimbing secara face to face. Dia juga cepat sekali menerima Firman Tuhan. 

Dari bimbingan itu, Sally dan Farrel membuka hatinya untuk Tuhan. Mereka membuka hatinya untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadi. Pada saat inilah damai sejahtera Tuhan mulai memenuhi hati Sally dan suami.

Dengan kasih Yesus, saya telah diselamatkan. Tuhan Yesus sudah mau mati di kayu salib untuk menebus dosa saya. Saya berdoa dan saya minta ampun. Saya buka hati saya dan terima Tuhan menjadi satu-satunya Tuhan dan Juruselamat dalam pribadi saya. 

Saat itulah Sally dilepaskan dari kuasa gelap yang mengikatnya. 
Pada saat pelepasan dari kuasa jahat, saya menyerahkan sepebuhnya kepada Tuhan Yesus. Saat itu saya merasa damai sejahtera, saya merasa lega dan plong. 

Kedamaian yang sama juga dialami Farrel.
Setelah kami mengadakan pelepasan, kami merasakan ketenangan dan kebahagiaan. Dengan kuasa nama Yesus saya tidak merasakan ada suatu beban, semuanya terasa ringan. 

Selanjutnya Sally membakar semua benda-benda dan jimat yang selama ini ia pegang dan melepaskan diri dan semua kuasa kegelapan sihir yang selama ini ia percayai. 

Kira-kira enam bulan ia ikut bimbingan, barulah ia bisa lepas. Awalnya saat bertemu ia selalu ketakutan, paranoid dan seperti kesakitan. Hal ini berlangsung sekitar enam sampai delapan bulan, barulah ia benar-benar pulih dan semua gangguan itu lepas. Sally tidak perlu lagi merasa ketakutan dan sebagainya. 

Perasaan saya begitu lega ketika lepas dari kuasa kegelapan itu. Saya bersyukur kalau saya boleh mendapat damai sejahtera dari Tuhan karena dilepaskan dari roh ketakutan. Saya merasakan bahwa damai sejahtera yang dari Tuhan berbeda dengan damai sejahtera diluar Tuhan dengan yang ditawarkan dunia ini. Saya mempunyai kerinduan memberitakan kabar baik ini bagi orang lainnya.

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: www.jawaban.com

Leave a Comment