Pdt. Timotius Sunyoto, M.Miss : DREAM BIG

Kisah nyata yang saya sajikan melalui artikel ini sebenarnya adalah sebuah pengalaman pribadi saya yang diawali dari balik terali besi, meskipun prosesnya sendiri sungguh sangat menyakitkan, tetapi yang kemudian melahirkan sebuah mimpi besar.

Pada mulanya saya adalah pemeluk agama mayoritas, dan sebelumnya saya tidak pernah mengenal siapa Tuhan Yesus, sampai tiba saatnya saya merasa ditangkap oleh Tuhan Yesus melalui seorang Misionaris yang tiba-tiba datang dan menyampaikan kabar baik tentang Injil adalah kekuatan Allah untuk menyelamatkan manusia dari dosa. Ketika itulah hati dan pikiran saya diubahkan oleh Roh Kudus Allah sehingga saya percaya lalu dibaptis dan menjadi murid Yesus. Seiring dengan berjalannya waktu, semakin hari iman saya semakin bertumbuh bagaikan benih yang ditabur ditanah yang baik. Meskipun badai pencobaan selalu datang silih berganti menerpa iman saya yang baru seumur jagung, tetapi saya merasakan bahwa Injil kekuatan Allah itu benar-benar ada didalam diri saya dan membuat hati ini tetap bertahan apapun yang terjadi dalam hidup ini.

Kehidupan saya khususnya dibidang ekonomi dan kesejahteraan sosial tampak semakin meningkat, sepertinya Tuhan Yesus sedang memanjakan saya dengan berkat-Nya yang dicurahkan kepada saya melalui berbagai macam usaha yang saya lakukan. Saya mulai tertarik dan ingin belajar lebih banyak tentang pelayanan di gereja dan pekerjaan sosial rohani lainnya, hati saya tergerak untuk mendukung pelayanan baik di dalam maupun di luar gereja. Oleh karenanya saya tidak segan-segan untuk memberikan bantuan kepada siapapun hamba Tuhan dan para misionaris yang datang dengan mengatas-namakan pelayanan, saya tidak pernah berhitung dengan apa yang saya berikan untuk pelayanan. Menurut pemikiran saya waktu itu, saya telah memberikan yang terbaik untuk Tuhan dan pekerjaan-Nya, saya berpikir uang saya bisa mewakili saya dalam melakukan tugas pelayanan. Entah Iblis dari mana yang tiba-tiba saja datang dan mengganggu pikiran saya, membuat pikiran saya berubah tanpa saya sadari, saya mulai berpikir bahwa uang saya bisa mewakili saya dalam melakukan tugas pelayanan. Karenanya saya tidak harus terlibat langsung dalam tugas pelayanan, yang penting berapapun dana yang dibutuhkan oleh hamba Tuhan yang menggembalakan gereja lokal ditempat saya terpenuhi, baik keperluan untuk pengadakan KKR, penginjilan dan kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan segala bentuk pelayanan di gereja bisa saya support. Akibatnya perhatian saya terhadap tugas pelayanan baik di gereja maupun di luar gereja yang menjadi tanggungjawab saya sedikit demi sedikit mulai saya abaikan, dengan berbagai macam alasan.

Teguran dan nasehat yang lemah lembut dan penuh kasih melalui hamba-Nya gembala Jemaat tidak mampu mengubah hati dan pikiran saya untuk kembali terlibat dalam pelayanan, saya selalu menyerahkan semua tugas termasuk yang menjadi tanggungjawab saya kepada Pendeta dan saya tidak pernah merasa bersalah karena saya telah menyerahkan uang saya sebagai penggantinya. Akhirnya Tuhan menegur saya dengan keras, melalui usaha saya yang perlahan-lahan mulai menyusut sampai mengalami pailit alias bangkrut, tidak hanya sampai disitu, tapi saya harus berurusan dengan hukum dan sempat menginap di hotel prodeo alias Rumah Tahanan Negara atau Penjara. Sungguh tidak pernah terlintas di benak saya, tentu saja saya bereaksi keras karena saya merasa telah melakukan yang terbaik selama ini dengan uang yang saya miliki, kini justru cemeti dan malapetaka yang saya alami. Bagaimana saya tidak putus-asa dan stress berat, saya kehilangan segalanya, bukan cuma sekedar materi yang selama ini saya banggakan, tetapi yang paling berharga adalah harga diri dan keharmonisan keluarga. Bahtera rumah tangga saya juga tidak luput dari badai kehidupan yang dahsyat itu, bagaikan sebuah kapal yang diterjang gelombang tsunami yang membuat kapal itu hancur berkeping-keping serta menghempaskan seluruh penghuninya hingga tercerai-berai ke segala arah. Dalam hati saya hanya ada satu solusi yang mampu mengatasi bencana yang luar biasa dalam hidup saya ini, yaitu mengakhiri hidup alias bunuh diri. Dalam keputus-asaan itu, saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan untuk Tuhan Yesus selama ini, dan tiba-tiba melalui hati kecil saya Tuhan Yesus berkata, “Aku tidak butuh uangmu, tapi Aku butuh hatimu !” Saat itu saya mulai sadar dan menyesal dengan apa yang telah saya lakukan selama ini dalam melayani Tuhan Yesus, ternyata semua sia-sia, sambil meneteskan air mata saya berdo’a, “Tuhan Yesus, ampuni saya, saya telah melakukan kesalahan dan berbuat dosa kepada-Mu, dan saya bernazar jika Engkau Tuhan Yesus membebaskan saya dari segala perkara hukum yang menimpa saya ini, saya akan menjadi pelayan-Mu seperti yang Kau kehendaki seumur hidup saya!” dan sebagai tanda komitmen saya yang sungguh-sungguh kepada Tuhan Yesus, saya berpuasa Ester selama tiga hari tiga malam tidak makan dan tidak minum apapun, niat saya itu ternyata tidak mudah saya lewati, sangat berat dan hampir tidak sanggup melewatinya, tetapi tekat saya sudah bulat lebih baik saya mati karena berpuasa daripada hidup di dalam penjara, dan juga dikuatkan oleh Firman Tuhan yang tertulis dalam Buku Mazmur 34:19, “Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” Tepat pada hari ke tiga setelah saya mengakhiri puasa saya, keesokan harinya saya dipanggil oleh penyidik dan diminta untuk menandatangani berkas yang isinya saya bebas tanpa syarat, rasanya seperti mimpi dan tidak masuk akal, tetapi saya percaya bahwa itu adalah mujizat Tuhan Yesus sebagai jawaban dari do’a dan seruan saya kepada-Nya, itulah yang membuat iman saya kembali bersemi dan saya siap untuk melayani-Nya.

Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 2005, sejak saya meninggalkan hotel prodeo yang penuh kenangan itu, komitmen dan nazar yang telah saya ucapkan kepada Tuhan membuat semangat yang membara untuk melayani Tuhan, saya selalu ingin terlibat dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan. Pelayanan yang saya lakukan terkesan seperti membabi-buta hanya karena takut dengan komitmen dan nazar saya tersebut, dan saya tidak tahu apa yang seharusnya saya lakukan. Kemudian setelah melalui proses yang panjang, pada tahun 2008, atau tepatnya pada tanggal 26 Januari 2008 Tuhan Yesus memanggil saya melalui gereja-Nya dan mentahbiskan saya menjadi hamba-Nya. Saya mulai dituntun oleh Roh Kudus-Nya dan dibimbing dan diajar melalui Sekolah Tinggi Missiologia Yogyakarta, Wilayah Jakarta. Pada tahun 2012 saya berhasil menyelesaikan program pendidikan misi dengan baik dan mendapatkan predikat sebagai Sarjana Missiologia (S1), saya terus belajar hingga pada tahun 2016 saya kembali berhasil menyelesaikan pendidikan misi lanjutan dan mendapat predikat sebagai Master Missiologia (S2), kini saya masih terus belajar untuk menyelesaikan pendidikan misi selanjutnya.

Saya bercita-cita tinggi untuk meraih prestasi terbaik sebagai pelayan Tuhan dihadapan Tuhan Yesus yang saya layani, perlahan-lahan namun pasti Tuhan turut bekerja dalam segala rencana yang sesuai dengan kehendak-Nya. Karya Tuhan Yesus itu nyata yang telah diwujudkan melalui berbagai kegiatan pelayanan yang saya lakukan selama ini, diantaranya :
Tuhan Yesus mempercayakan kepada saya untuk menulis dua buah buku rohani yang berjudul “A-Z Teka-Teki Alkitab Perjanjian Lama dan A-Z Teka-Teki Alkitab Perjanjian Baru” yang telah diterbitkan oleh penerbit Andi Offset Yogyakarta, dan telah beredar diseluruh pelosok tanah air sejak tahun 2012, dan telah banyak digunakan di sekolah Kristen dan sekolah Minggu di seluruh Indonesia, dan masih terus beredar sampai sekarang.

Pada Bulan Januari 2014 Tuhan Yesus memberikan kepercayaan untuk mendirikan sebuah Organisasi Lembaga Badan Misi yang bernama “Perkumpulan Missi Amanat Agung (PMAA)” dan kemudian pada Bulan Oktober 2015 Tuhan Yesus memberi kepercayaan melalui organisasi Perkumpulan Missi Amanat Agung (PMAA) untuk membuka pelayanan di Rumah Tahanan Polres Jakarta Timur. Pelayanan yang dilakukan oleh Tim PMAA adalah, ibadah Persekutuan Doa dan memberikan jamuan kasih kepada warga binaan khususnya yang beragama Kristen. Selanjutnya Tim PMAA terus bergerak dan membuka Pos Pelayanan Baru. Pada bulan Maret 2016 dibuka Pos Pelayanan baru di Rutan Polres Jakarta Pusat, Rutan Polres Jakarta Selatan, Rutan Kelas I Salemba Jakarta Pusat, Rutan Wanita Kelas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur. Setelah itu pada bulan Mei 2016 Tim PMAA membuka lagi Pos Pelayanan baru di RS.Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur Jakarta Timur, dan Pos Pelayanan berikutnya yang dibuka pada tahun yang sama adalah Rutan Polres Kota Depok, Rutan Polres Kota Tangerang, Rutan Polres Kota Bogor, Rutan Polres Cibinong Bogor, Rutan Polres Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara, Rutan Cilodong Depok, dan lembaga Pemasyarakatan (LP) Paledang, Bogor. Dan pada tahun 2017 Tim PMAA membuka lagi Pos Pelayanan baru di Lapas Kelas IIA Perempuan Pondok Bambu dan Rutan Polda Metro Jaya, DKI Jakarta. Semuanya dilayani secara rutin oleh Tim PMAA, seminggu sekali dan sebulan sekali secara bergantian, dan Tim PMAA terus bergerak maju untuk melayani warga binaan yang saat ini telah menjangkau tiga wilayah yaitu, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten, dan selanjutnya Tim PMAA akan mewujudkan cita-citanya untuk menjangkau dan melayani warga binaan yang ada di Rutan dan Lapas di seluruh Indonesia.

Pada bulan Januari 2017 Tuhan Yesus mempercayakan kepada Tim PMAA untuk membuka jemaat-Nya yang baru dan telah ditahbiskan pada tanggal 21 Januari 2017 dengan nama “Gereja Missi Amanat Agung (GMAA)” dan pada bulan Pebruari 2018 Tuhan Yesus memberikan kepercayaan kepada Jemaat-Nya yang baru berusia satu tahun melalui kerjasama antara GMAA dengan STMiss Yogyakarta, dan membuka STMiss Wilayah Jakarta Timur, sekolah misi yang akan melahirkan para misionaris dan hamba-hamba Tuhan yang berjiwa missioner untuk melaksanakan misi amanat agung Tuhan Yesus sesuai dengan perintah-Nya yang tertulis di dalam Buku Matius 28:19,20 “Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”
Dari kisah perjalanan hidup penulis, dari yang bukan siapa-siapa, kini dipundaknya melekat tugas suci dan tanggungjawab mulia, sebagai Ketua Umum PMAA dan Ketua STMiss Yogyakarta, untuk Wilayah Jakarta Timur. Seluruh kisah yang tersaji melalui artikel ini, adalah kisah nyata dan memiliki dokumen yang lengkap jika sewaktu-waktu dibutuhkan bisa ditunjukkan untuk membuktikan kebenarannya, atau untuk keperluan lainnya.

Kini saya baru benar-benar menyadari kenapa sejarah hidup saya diwarnai dengan berbagai pengalaman pahit dan menyakitkan, ternyata Tuhan Yesus telah memanggil dan memilih saya menjadi pelayan-Nya untuk melayani khususnya warga binaan yang ada di Rutan dan Lapas. Bukan hanya di Jabodetabek saja, tetapi di seluruh Indonesia dan itu adalah merupakan mimpi besar saya bersama dengan Tim Pelayanan yang telah dibentuk oleh Tuhan Yesus menjadi lembaga Ilahi yang digerakkan oleh Roh Kudus-Nya dan terus akan bergerak menjangkau jiwa-jiwa bagi kerajaan-Nya sampai Tuhan Yesus datang nanti !

Dukungan do’a dan support lainnya dari seluruh pembaca artikel ini sangat dibutuhkan untuk menggapai cita-cita hingga mencapai klimaksnya, Tuhan Yesus memberkati !!!

 

 

 

 

 

Sumber: ebahana.com

Jika Anda ingin berbagi kisah hidup atau minta dukungan doa silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Tuhan Yesus Memberkati
Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment