Perjanjian Seorang Anak dengan Tuhan-nya

Ucapan syukur

Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk menaikkan syukur kepada Tuhan. Pertama-tama karena dilahirkan di dalam keluarga yang percaya pada Tuhan. Sejak kecil, Tuhan telah memberikan banyak kesempatan untuk saya mendekati-Nya. Saya juga bersyukur kepada Tuhan karena telah memimpin saya ke gereja ini di mana saya dapat melihat banyak kesaksian yang baik, di mana dari diri saudara-saudara saya melihat teladan apa artinya menjadi orang Kristen. Terima kasih juga kepada Tuhan karena memberikan papa dan mama yang sejak kecil mengajar saya untuk membaca Alkitab, bersaat teduh dan belajar bagaimana untuk lebih dekat dengan Tuhan.

Saya juga telah banyak diajar bagaimana untuk bertumbuh dan dalam proses itu belajar untuk mengenal dan mengalami Tuhan secara pribadi. Pernah sekali seorang teman yang tidak tahu berenang menarik saya jatuh ke dalam air dan membuat saya tenggelam bersamanya. Saya sudah sama sekali tidak dapat bernafas dan saya yakin jika bukan karena pertolongan Tuhan tidaklah mungkin saya masih dapat berdiri di sini pada hari ini.

Pengakuan Dosa

Hari ini, di depan manusia dan Tuhan, saya ingin mengakui semua dosa yang telah pernah saya lakukan.

Saya adalah seorang yang angkuh dan juga mementingkan diri sendiri. Di dalam banyak hal saya tidak memedulikan perasaan orang lain dan suka meremehkan orang lain. Dalam berkata-kata, saya tidak memikirkan apakah kata-kata yang saya ucapkan itu akan melukai orang atau apakah benar atau tidak. Saya selalu ceplos dan selalu mengikut kemauan hati saya. Saya hanya mempertimbangkan perasaan saya sendiri. Saya juga seorang anak yang tidak sopan, apakah terhadap teman-teman atau terhadap keluarga. Dan saat orang membantu saya, saya selalu menganggap bahwa memang wajib saya dibantu dan di dalam hati saya, saya tidak punya rasa terima kasih. Dan juga di saat suasana hati saya tidak baik dan saya mau marah, saya akan langsung marah dan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas. Setiap kali melakukan itu, saya akan merasa bersalah tetapi saya tidak serius mau berubah. Di dalam kehidupan seharian saya tidak pernah mau menguasai lidah dan hanya bertindak dan berkata-kata berdasarkan perasaan hati saya. Saya juga selalu mempunyai pra sangka buruk terhadap orang. Saat melihat orang berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan, saya langsung akan membenci dan menvonis orang sebagai tidak benar. Dan saya juga mau mengakui bahwa saat diajak teman-teman untuk menonton filem-filem yang tidak pantas saya hanya menurut saja dan tidak menolak.

Saya juga pernah sangat membenci orang mungkin karena orang memperoleh sesuatu yang tidak saya perolehi. Kalau sudah membenci orang, saya akan menganggap bahwa orang itu yang salah dan bukan saya. Ada kalanya, ada orang yang tidak suka dengan saya, tapi saya tidak pernah mengintrospeksi diri melihat apakah mungkin saya yang salah tapi malah membenci dan berkata-kata yang buruk tentang orang itu. Di sekolah juga, saat melihat prestasi teman-teman lebih baik dari saya, saya akan marah dan membenci mereka. Bukan hanya dalam hal prestasi, tetapi di dalam banyak hal yang lain saya selalu mau menang, dan merasa sombong dan berpikir bahwa apa yang saya lakukan itu lebih baik dari orang lain dan memandang rendah orang lain. Saya juga tipe orang yang tidak bersungguh-sungguh dan memberikan yang terbaik dalam hal yang perlu saya lakukan. Saya sering gagal melaksanakan tugas yang seharusnya saya lakukan terutamanya jika saya tidak suka melakukannya. Contohnya dalam hal bersaat teduh, mungkin karena terlalu lelah, jadi saya tidak sungguh-sungguh membaca Alkitab dan juga tidak terlalu serius menanggapi firman Tuhan. Dan saya juga tidak punya dorongan dan semangat untuk membagikan kepada orang lain tentang Tuhan. Saya merasakan bahwa hal-hal ini sebaiknya dijalankan oleh orang lain saja.

Sikap hati saya terhadap keluarga juga kurang bagus. Saya selalu suka membantah dan tidak menurut dan susah menerima nasihat dari orang tua. Saya seorang anak yang sulit diajar karena sering menganggap kata-kata orang tua sebagai angin lalu. Dan selalu merasa bahwa yang menjadi masalah bukanlah saya tetapi orang tua saya karena mereka tidak memahami saya dan persoalan yang saya hadapi.

Di saat kecil, orang tua sering harus tidak di rumah karena tugas, lalu nenek dan juga saudara-saudara di gereja sering dengan penuh kasih menemani saya tetapi saya selalu tidak bekerjasama dan menuntut bahwa mama harus langsung pulang tanpa mempedulikan perasaan orang-orang yang menemani saya. Di gereja juga, saya tidak berinisiatif untuk membantu untuk membersih-bersih atau melayani atau memedulikan orang lain, saya hanya mau enak sendiri saja. Dalam bercakap-cakap dengan tante-tante dan om-om di gereja saya juga tidak sopan. Sekalipun demikian, teman-teman di gereja sangat baik dan selalu menerima saya sekalipun saya banyak berbuat salah tetapi mereka selalu memberi saya kesempatan untuk menjadi lebih baik dan sangat mempedulikan saya. Dan ketika saya punya masalah, mereka selalu bersedia untuk membantu saya.

Saya tahu di sekolah saya telah gagal menjadi kesaksian yang baik tetapi masih ada yang mau menjadi teman saya. Walaupun saya bukan seorang yang baik tetapi Tuhan masih menerima saya.

Permohonan dan Perjanjian dengan Tuhann

Setelah dibaptis, saya siap dan akan dengan penuh kerelaan berinisiatif untuk membagikan kabar baik dan bekerja keras demi Tuhan.

Saya berdoa agar Tuhan membantu saya untuk tidak iri di saat orang lain berbuat lebih baik dari saya. Tapi malah untuk belajar dari orang lain. Dan di saat saya berbuat salah, saya harus belajar untuk menerima teguran dan saran dari orang lain. Saya berdoa agar Tuhan akan membantu saya untuk berhati-hati dalam berkata-kata dan belajar untuk menghibur orang dan memberikan kepedulian kepada orang lain. Bertekun untuk memenuhi tanggungjawab saya dan akan melayani dan memberi tanpa perlu disuruh.

Saya tahu dengan kekuatan saya sendiri tidaklah mungkin saya akan dapat melakukan semuanya ini. Jadi saya berdoa agar Tuhan akan membantu saya untuk melepaskan kebiasaan buruk agar saya menjadi seorang saksi Tuhan yang baik dan agar saya dapat menjadi sedikit seperti Kristus.

Akhirnya, saya juga mau berdoa agar Tuhan mau mengampuni dosa-dosa saya lewat darah Kristus dan menyucikan saya, dan memberikan saya hidup baru untuk menjadi anak Tuhan. Mulai dari hari ini, saya akan terus belajar untuk menjalani hidup yang berpusatkan pada Kristus dan menjadi seorang manusia baru yang rela memutuskan hubungan dengan dosa apa pun dan meninggalkan semua hal yang tidak berkenan pada Tuhan. Di waktu yang akan datang, tidak kira di dalam menghadapi masalah apa pun ataupun penganiayaan , saya akan menanganinya berdasarkan ajaran Tuhan dan berjalan di jalan Tuhan sepenuh hati dan tidak akan membuat Tuhan sedih dan berdukacita.

Inilah doa dan permohonan saya, semoga Tuhan berkenan mendengarnya.

(Pengakuan dosa, Doa dan Janji Danette kepada Tuhan, seorang anak yang berumur 16 tahun di hari ia menyerahkan diri untuk dibaptis)

 

 

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment