Rasa Takut Berubah Menjadi Rasa Tenang Ilahi

“Tolong beritahu dia, Timothy!” teriak Maura, memohon kepada suaminya.

“Beritahukan kepada gubernor di mana Alkitab itu disembunyikan dan engkau akan bebas! Aku tidak tahan menyaksikannya lagi.”

Timothy dan Maura, warga Mauritania propinsi Romawi, baru saja bernikah beberapa minggu saat mereka ditahan.

Maura menyaksikan dengan penuh rasa takut ketika tentara mencongkel mata suaminya dengan besi panas, dalam usaha mereka untuk membuatnya menyerah. Saat itu Timothy dalam keadaan tergantung dengan kaki di atas dan pemberat diikatkan pada lehernya sesuai dengan perintah Arianus, gubernur Romawi.  Timothy menunggu tutup matanya dibuka. Rasa takut yang pada awalnya dia rasakan ketika ditangkap telah berubah menjadi rasa tenang ilahi.

Timothy bukannya menyangkali imannya dan memberitahukan tempat salinan Alkitab itu disembunyikan, seperti yang diharapkan oleh para tentara, tetapi dia malah memarahi isteriya.

“Jangan biarkan kasihmu kepadaku melebihi kasihmu kepada Kristus,” katanya kepada Maura, menunjukkan kebulatan tekadnya untuk mati bagi Sang Juru selamat. Melihat keberanian suaminya. Maura meperoleh kekuatan.

Arianus, marah oleh penolakan Timothy,berusaha mematahkan keberanian baru Maura. Dia menjatuhkan hukuman yang mengerikan yang pernah ada dalam dunia Romawi. Namun Maura tetap bergeming. Dia menolak untuk menyangkali Kristus.

Setelah mereka berdua mengalami siksaan yang mengerikan, Timothy dan Maura disalibkan bersebelahan.

Yesus tidak mempercayakan pelayanan-nya kepada perseorangan – dia membangun sebuah keluarga rohani. Dia memakai kata “saudara” untuk menyatakan bahwa dia tidak mengharapkan para murid untuk melakukan semuanya sendiri. Paulus melanjutkan misi Kristus dengan mengajarkan kepada orang-orang percaya untuk berkumpul dalam jemaat untuk bersekutu dan menyembah Allah bersama-sama.

Orang Kristen saling membutuhkan satu sama lain – teristimewa pada saat menghadapi cobaan. Ketika ada orang percaya yang menjadi lemah, orang percaya lainnya memberikan dukungan dan dorongan. Itulah sebabnya Perjanjian Baru menganggap hidup dengan teladan sebagai hal yang penting dalam iman Kristiani. Teladan iman dan keberanian seseorang dapat menjadi dorongan bagi orang lain untuk mengikutinya.

Sebaliknya ketika orang percaya hancur saat menghadapi tekanan aniaya, maka orang percaya lainnya akan mudah menyerah juga. Sejarah menghargai kesetiakawanan komunitas orang-orang Kristen – terutama ketika menghadapi aniaya.

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment