Tuhan akan Berkerja kalau Kita Setia

Shaloom,

Saya Albina, saya mau menceriterakan kesaksian saya tentang buletin gratis yang dikirim ke saya di Timor Leste.

Kesaksiannya seperti ini: saya memberi kursus komputer di sebuah daerah di Dili, kursusnya untuk semua kalangan, dan kebetulan kami punya sepuluh komputer, jadi setiap kali pelajarnya bisa mencapai sampai 20 orang. Kami telah memulai kursus pada bulan Maret lalu.

Mengingat semua peserta kursus masih bukan Kristen, saya mengusulkan agar setiap seminggu sekali kami memulai kursus dengan sebuah renungan. Puji Tuhan semua peserta setuju.

Saya memutuskan untuk selalu memulai kelas pada hari Rabu dengan 15 menit renungan. Awalnya walaupun mereka setuju tapi masih ada satu dua orang yang sepertinya tidak mau mendengarkan saat saya membagikan renungan. Kami juga sepakat untuk memulai kelas dengan doa sesuai dengan kepercayaan masing-masing.

Pada minggu ketiga yang mana saya membagikan renungan dan berdoa, ada satu peserta yang secara terang-terangan menunjukan sikap tidak mau mendengarkan. Setiap kali saya membagikan renungan atau berdoa dia akan selalu berisik. Dia akan membunyikan keyboard komputer lah, mouse atau berbisik sendiri-sendiri atau malah berdiskusi secara pelan-pelan dengan teman di sampingnya untuk mengalihkan perhatian temannya itu.

Pada minggu yang lalu ini saya hampir putus asa, saya berdoa dan meminta petunjuk Tuhan, yang pasti saya sudah hampir tidak mau lagi membagikan renungan pada hari Rabu minggu ini. Tapi pada awal minggu ini saya mendapatkan kiriman buletin gratis dari Cahaya Pengharapan.

Dalam buletin itu saya mendapatkan satu cerita tentang logika yang sederhana, saya membagikan cerita itu ke peserta kursus yang saya sertai dengan ayat tentang Iman di Ibrani 11.1. Saya mulai bersaksi bagaimana saya benar-benar merasakan adanya Tuhan lewat iman saya. Saya juga memberikan contoh lain seperti kopi segelas, kalau kita tidak meminumnya dan merasakan langsung dengan mulut kita, kita tidak akan tahu apakah kopi itu terlalu manis, atau pahit, sama halnya dengan pengenalan kita akan Tuhan. Kalau kita hanya mendengar tanpa pernah merasakan jamahan kasih-Nya secara nyata dalam hati maka semua itu percuma saja.

Saat saya sedang berbicara saya dapat melihat peserta yang selalu berulah itu sangat tenang mendengarkan. Tak lama kemudian saya melihat matanya berkaca-kaca seperti mau mengeluarkan air mata. Saya melihatnya mengangkat mukanya ke atas untuk  menahan agar air matanya tidak jatuh. Hati saya dipenuhi ketenangan dan sukacita. Saya percaya bahwa renungan kali ini ada sesuatu yang beda.

Saya mengakhiri renuangan dengan doa memohon berkat untuk semua peserta dan sekaligus memohon penyertaan Tuhan dalam kursus kami. Kali ini, saat saya berdoa saya tidak lagi mendengarkan suara bisikan atau bunyi komputer maupun keyboard.

Saat kami selesai kursus, pelajar yang selalu berulah itu memberi saya salam sebelum dia keluar dari ruangan dengan mengucapkan, “Selamat malam dan sampai jumpa lagi”. Saya agak kaget karena selama beberapa minggu ini, dia tidak pernah menunjukkan hormat sama sekali.

Saya yakin sekali bahwa saya telah menaburkan benih dan suatu saat nanti dia tidak akan bisa mengelak dalam menghadapi kenyataan tentang Tuhan.

Satu hal yang saya petik dari pengalaman ini adalah bahwa di saat kita hampir putus asa Tuhan akan melakukan bagian-Nya asal kita jangan berhenti untuk melanjutkan apa yang kita bisa lakukan untuk membantu yang lain. Saya mohon ampun kepada Tuhan karena saya hampir menyerah dengan ulah orang itu.

Sekarang saya bertekad untuk terus tetap membagikan benih kasih Tuhan karena saya tahu bahwa walaupun ada kalanya orang sepertinya tidak mau mendengarkan tapi mereka sebetulnya sangat membutuhkan. Puji Tuhan dan terima kasih untuk Cahaya Pengharapan, kiranya Tuhan selalu memberkati.

Salam dari Dili, Timor Leste.

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Sumber: cahayapengharapan.org

Leave a Comment