Rencana-Nya atau Rencana Kita?

“Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, . . . sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?” —1 Tawarikh 17:16

Ketika suami saya berusia 18 tahun, ia memulai sebuah usaha pencucian mobil. Ia menyewa sebuah garasi, mempekerjakan sejumlah orang untuk membantunya, dan menyebarkan brosur promosi. Usahanya berhasil. Ia bermaksud menjual usaha itu dan menggunakan hasil penjualan tersebut untuk membiayai kuliahnya. Ia pun gembira ketika ada calon pembeli yang menyatakan minatnya. Setelah beberapa kali negosiasi, tampaknya transaksi tersebut akan berjalan mulus. Namun ternyata, di menit-menit terakhir, kesepakatan itu kandas. Rencananya untuk menjual usaha tersebut baru terwujud beberapa bulan kemudian.

Wajar jika kita merasa kecewa ketika waktu dan rancangan Allah bagi kehidupan kita tidak berjalan sesuai dengan harapan kita. Ketika Daud ingin membangun bait Allah, ia memiliki motivasi yang benar, kepemimpinan yang baik, dan sumber daya yang cukup. Namun Allah tidak mengizinkan Daud untuk mengerjakan proyek tersebut karena Daud telah menumpahkan darah banyak orang di medan peperangan (1Taw. 22:8).

Daud bisa saja mengajukan protes keras kepada Allah. Ia bisa saja bersungut-sungut atau terus maju dengan rencananya sendiri. Namun dengan rendah hati ia justru berkata, “Siapakah aku ini, ya Tuhan Allah, . . . sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?” (17:16). Kemudian Daud memuji Allah dan menegaskan kesetiaannya kepada Allah. Ia lebih mementingkan hubungannya dengan Allah daripada ambisi pribadinya.

Manakah yang lebih penting—mencapai harapan dan impian Anda, atau kasih Anda kepada Allah?

Bapa Surgawi, aku menyerahkan seluruh rencanaku kepada-Mu. Terima kasih karena Engkau telah membawaku sejauh ini. Engkau lebih berarti bagiku daripada apa pun yang ada di dunia ini.
Kepuasan sejati dialami ketika kita tunduk menyerahkan diri pada kehendak Allah.
 
 
 

Sumber:
http://www.santapanrohani.org

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Leave a Comment

Follow by Email
LinkedIn
Share
WhatsApp
×

Powered by WhatsApp Chat

× Dukungan Doa