Sejak Ayah Dibunuh, Aku Hidup Dalam Dendam – Unedo Hutasoit

Di usia 14 tahun, saya kehilangan ayah saya akibat sebuah keributan. Jadi ada rasa dendam yang timbul di dalam hati saya saat itu.

Mereka harus merasakan bagaimana orangtua saya ditembak dan dipotong-potong.

Meskipun ibu dan saudara sepupu saya selalu mengingatkan untuk melepaskan pengampunan kepada pelaku yang membunuh ayah saya, tapi saya tetap bersikeras. Mereka harus merasakan apa yang saya rasakan.

Dendam itulah yang membuat saya jadi seseorang yang suka melakukan kekerasan. Saya senang jadi perampok. Saya senang menjadikan orang lain korban dari kepahitan saya. Saya gak peduli apa-apa, bahkan sekolah saya tinggalkan.  

Keluar masuk penjara bahkan tidak membuat saya jera. Malahan saya semakin terjerumus ke dalam dunia obat-obatan terlarang. Saya mengkonsumsi putau.

Jadi untuk memenuhi kebutuhan ini, setiap hari saya mencuri, menodong antar kota dan provinsi. 

Di masa-masa kelam itu, saya tidak punya harapan hidup selain bergantung kepada jarum suntik setiap hari.

Jadi dendam yang dulu saya rasakan menjadi awal kehancuran hidup saya. 

Jadi Buron Polisi

Di suatu kali, kami tertangkap polisi. Kurir saya ditembak mati. 

Saya bisa saja ditembak juga saat itu meski tidak ada barang bukti. Tapi saat itu saya berhasil lolos dan kabur ke Cengkareng. 

Saya jadi buron polisi dan berkat saran keluarga, saya memutuskan untuk menjalani rehabilitasi di Bandung.

Di tempat rehabilitasi, selama dua minggu saya tidak bisa makan dan tidur. Sementara mereka berdoa buat saya. Tetapi saya sama sekali tidak tahu cara berdoa dan bahkan Alkitab yang saya baca tidak bisa saya pahami. Butuh waktu lama buat saya untuk terima Tuhan.

Seiring berjalannya waktu, saya sering baca bawa Alkitab. Tapi biasanya saja hanya pakai Alkitab itu untuk alat linting saya. Tapi berjalannya waktu, saya mulai bisa menerima. 

Suatu kali ada worship, semua orang meminta saya untuk melepaskan pengampunan. Di situ hati saya perang, entah kenapa saya hanya bisa nangis.

Melepaskan Pengampunan

Sampai akhirnya saya dipertemukan dengan pelaku pembunuh ayah saya. Saat itu ada perang yang terjadi di dalam diri saya. Di telinga saya saat itu saya mendengar bisikan ‘bantai gak ada lagi kesempatan’. Saya nyaris lepas kontrol. 

Tapi saat itu saya memilih untuk melepaskan pengampunan. Saat saya melepaskan pengampunan, saya baru tahu kalau Tuhan itu besar. 

Meskipun tidak gampang melupakan kejadian ketika ayah saya meninggal, tetapi saya melihat Tuhan bekerja melalui hal itu. 

Tuhan itu dahsyat. Ketika saya melepaskan pengampunan, saya tidak lagi kepahitan. Saya kasih hati saya sama Tuhan. Walaupun iblis masih terus korek hati saya, tapi Tuhan saya jauh lebih besar. Saya datang dan saya peluk mereka. Saya yang mencium bahkan saya yang sujud di bawah kaki mereka.

Sampai akhirnya saya mengambil keputusan untuk mengikut Tuhan.

Kitab Amsal 3: 5-6 berkata, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Itulah yang menjadi kekuatan saya dan saat ini saya bersyukur bisa jadi orang yang berguna bagi orang lain.

Sumber : Jawaban.com

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.
Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.
Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.
Untuk kalangan sendiri.

Leave a Comment