Seperti Paulus, Seperti Inilah Doa Yang Tuhan Mau Dari Kita

Beberapa minggu yang lalu, salah seorang rekan sekantor hendak ‘pamit’ untuk keluar dari kantor kami. Dirinya mengatakan bahwa “saya percaya kalau ini bukan perpisahan, namun ketika seorang Kristen tidak bertemu secara lansgung, maka ia akan menjumpai orang tersebut melalui doa.” Saya jadi teringat akan betapa penting sebuah doa bagi orang Kristen. 

Ketika kita bertemu keluarga, saudara seiman atau sahabat yang sedang berbeban berat dan kita belum bisa kita bantu, biasanya kita akan menawarkan diri untuk mendoakannya. Bila ada relasi kita yang akan melakukan perjalanan jauh atau berencana mengadakan sebuah acara penting, doa adalah hal yang mereka minta untuk kita lalukan. Biasanya mereka juga akan minta dukungan doa kita agar rencana mereka berjalan lancar. 

Kita pun dengan mudahnya menyanggupi untuk mendoakan mereka. Tetapi, muncul sebuah pertanyaan, benarkah kita menepati janji dengan mendoakan orang tersebut? Lalu, saat kita berdoa, apakah kita mendoakan orang tersebut dengan sukacita atau cuma asal berdoa?

Yang menjadi masalah bukanlah kita mendoakan atau tidak, melainkan integritas kita sebagai orang Kristen. Kalau ingat kembali cerita dari Paulus, dirinya tidak hanya ada sebagai seorang rasul. Namun kita tahu kalau Paulus cakap dalam menulis surat, memberitakan Injil, dan rela mengalami penderitaan, tapi ia juga seorang pendosa. 

Perjalanan dalam memberitakan kabar baik tidak selalu mulus, tidak jarang dirinya kesusahan karena banyak dimusuhi oleh orang-orang. Meskipun dirinya sedang dalam kondisi yang tidak nyaman, dimusuhi oleh banyak orang, dianiaya, dan bahkan tengah dipenjara, Paulus mengatakan kalau ia selalu berdoa dengan sukacita untuk seluruh jemaat yang dilayaninya.

Paulus tidak pernah merasa terbebani atau terpaksa saat mendoakan setiap orang yang dikasihinya maupun orang – orang yang membenci dirinya. Tuhan mau kita seorang Kristen yang mempunyai integritas. Kalau kita berjanji mendoakan seseorang, jangan tunda, tapi kerjakan segera! Jangan pula kita berdoa karena terpaksa atau agar dinilai sebagai orang baik. 

Tapi berdoalah dengan hati yang tulus dan bersukacita karena kita mengasihi orang yang kita doakan. Sesederhana apapun doa kita untuk seseorang, kalau kita dengan yakin mendoakannya maka doa kita akan besar kuasanya. 

Ketika kita menjadi bersemangat dan bersukacita saat ada orang lain yang mendoakan kita, sehingga kita dikuatkan secara rohani dan akhirnya mampu menyelesaikan suatu pergumulan hidup, mari lakukan hal yang sama. 

Kalau saat ini kita ingat ada orang – orang yang tertentu yang belum kita doakan, marilah segera doakan mereka. Tuhan disenangkan saat kita berlutut dibawah kaki-Nya dan mendoakan kehidupan orang.

Kita kembali di ingatkan bahwa nafas seorang Kristen adalah doa. Berdoa bukan sebagai beban, layaknya nafas yang kita tidak perlu berpikir saat menghembuskan nafas, demikian pula doa harus kita naikkan dengan sukacita dan tanpa beban. 

Seperti dalam Filii 1:4, “Dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.” Integritas seorang Kristen terlihat dari caranya menepati janji, termasuk janjinya untuk mendoakan seseorang.

Sumber : jawaban.com

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

Leave a Comment