Stephanie Win, Dari Benci Sama Ayah Sampai Terima Kenyataan Pahit Dia Adalah Anak Angkat

Di usia remaja, tepatnya 17 tahun, Stephanie Win mengaku begitu membenci sang ayah. Baginya, sang ayah bukanlah tipe ayah yang dia inginkan.

Rasa bencinya semakin menjadi-jadi saat tahu kalau ayahnya selingkuh dan dia diberitahu punya adik.

“Saya sangat hancur hati sih. Saya down, saya depresi, saya lari ke hal-hal yang tidak baik. Ya, saya sempat narkoba, ekstasi, saya sempat mencoba bunuh diri. Karena saya disakiti, saya juga mau menyakiti mereka. Mencari perhatian mereka kalau ‘kamu tuh salah. Papa mama kalian tuh salah, jahat tuh ke saya’,” kata Stephanie.

Baginya, itu adalah tindakan yang paling jahat yang pernah dia lakukan. Rasa luka dan kebencian itulah yang kerap menghantui hidupnya bahkan setelah menikah.

Dengan sadar, dia tahu ada sesuatu yang belum selesai dengan hatinya. Salah satu hal yang paling kentara adalah ketika Stephanie memilih untuk menjauhkan kehidupannya dari orangtuanya.

“Satu momen sebelum Chinese New Year, jadi saya mendapat satu mimpi. Di mimpi itu, saya melihat Yesus lagi memangku seorang anak. Yesus hanya mengelus anak ini, tangannya dielus, ditepuk punggungnya. Lalu saya berdiri tepat di depan Yesus,” terangnya.

Saat Stephanie sama sekali gak tahu siapa anak itu. Yang dia tahu adalah kalau di dalam Alkitab Yesus memang sangat mengasihi anak-anak. Tapi ada kalimat Yesus yang sangat jelas dia ingat. Kata, “Kenapa kamu tidak mengijinkan Aku mengasihi anak ini. Kenapa kamu melarang aku untuk mengasihi anak ini.”

Saat itu, Stephanie hanya merenung dan belum tahu persis apa maksud Tuhan menanyakan hal itu kepadanya. Dia sama sekali tak mengenal siapa anak yang ada di pangkuan Yesus.

Stephanie baru tahu jawabannya setelah dia bertemu dengan kedua orangtuanya pada perayaan Jumat Agung, April 2019 lalu. Momen pertemuan itupun sengaja sudah diatur oleh seorang pendeta gereja.

Setelah mendapat kehormatan membacakan puisi soal pengorbanan Yesus, Stephanie merasa ada sesuatu yang harus dia persiapkan untuk momen pertemuan keesokan hari bersama keluarganya.

Siapa sangka, tanpa sepengetahuannya Stephanie diberitahukan tentang kenyataan pahit yang dia gak pernah tahu selama puluhan tahun.

Dengan hati yang cemas dan berdebar, Stephanie mulai menemui ayah dan ibunya di lantai atas. Di sana dia mulai duduk dan menunggu orangtuanya menyampaikan sesuatu yang paling penting dalam hidupnya.

Bagi hidup Stephanie, momen ini jadi sejarah dari pemulihan total dalam keluarganya. Bahkan sang ibu harus siap menyampaikan kebenarannya dalam kondisi berurai air mata.

“Namanya pemulihan itu harus tuntas, akhirnya papa mama saya memutuskan untuk bicara. Ya kalau sebenarnya saya itu anak angkat. Saya sebenarnya anak pungut, yang saya gak pernah tahu, yang saya gak pernah sadari. Selama saya 30 tahun ternyata saya ini anak yang tidak diinginkan. Saya ini anak tertolak,”ungkapnya.

Sejak hari itu, Stehanie sadar kalau mimpi yang dia lihat saat Yesus memangku anak sebenarnya adalah dirinya sendiri.

“Jadi sebenarnya Tuhan ngomong sama diri saya sendiri. Kenapa kamu gak ijinin saya untuk mengasihi diri saya sendiri,” terangnya.

Walaupun dia merasakan luka dan sakit setelah tahu tentang identitasnya sendiri. Tapi Stephanie memilih untuk menerimanya dan malah mensyukuri apa yang dia dapatkan dari kedua orangtuanya selama ini.

“Dan saya Stephanie Win ingin menyampaikan bahwa papa mama saya berterima kasih untuk setiap apapun yang kalian berikan, yang gak bisa saya balas dengan apapun. Saya bisa bayangkan kalau misalnya saya tidak diangkat oleh kalian berdua, mungkin saya sudah jadi gelandangan, mungkin saya bisa jadi pelacur, mungkin saya bisa jadi apa. Saya bisa paham betul kalau papa mama saya benar-benar mengasihi saya,” ucapnya.

Tak lupa Stephanie pun menyampaikan maafnya kepada kedua orangtuanya itu. Terkhusus saat dia benar-benar membenci dan melukai kedua orangtuanya itu tindakan-tindakan salah di masa lalu.

Saya bisa bilang papa saya itu luar biasa. Semua kesalahan, semua jelekan, semua keburukan, semua keterbatasan, semua kekurangan papa saya hilang, sirna. Saya cuma bisa menyampaikan kalau Tuhan Yesus itu baik. Tuhan itu baik. Karena saya percaya kemenangan yang saya dapatkan itu bukan kuat gagah saya, tapi karena kasih anugerah Tuhan yang memberikan kekuatan untuk hidup saya,” pungkasnya.

Kini, Stephanie dan orangtuanya kembali harmonis. Bahkan sebagai anak, dia tahu bahwa orangtuanya begitu mengasihinya.

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment