Suami Meninggal Saat Jalani Isolasi Covid-19, Helena Selvie Berperang Sembuh Karena Tuhan

Helena Selvie adalah satu dari sekian banyak wanita yang tertular virus corona atau COVID-19. Wanita yang berdomisili di Cimahi, Bandung ini mengaku tertular selama mendampingi suaminya yang sudah menunjukkan gejala sejak tanggal 9 Maret 2020 silam.

Namun siapa kira, dia harus menghadapi dua beban sekaligus yaitu kematian suaminya dan juga perjuangannya sembuh dari virus Covid-19 di tengah kondisi stres dan depresi di ruang isolasi.

“Saya positif dinyatakan pengidap virus corona, swab pertama tanggal 19 Maret 2020, jadi mendapat keputusan positifnya itu dari dokter di hari Minggu tanggal 22 Maret. Saya langsung dimasukin ke ruang isolasi bersama suami. Suami yang sudah lebih dulu diisolasi setelah di-swab juga barengan sama saya,” terang Helena.

Helena dinyatakan positif corona setelah seminggu sebelumnya sang suami harus diisolasi setelah mendapatkan hasil swab test.

“Saya langsung dimasukkan ke ruang isolasi bersama suami saya. Suami Saya ternyata apa kata dokter, saya mungkin sengaja dimasukkan bersama suami saya untuk memotivasi suami saya, untuk memberikan kekuatan untuk suami saya berjuang melawan penyakitnya,” jelasnya.

Sejak masuk dalam satu ruang isolasi yang sama, Helena mengaku tak sanggup menyaksikan perjuangan sang suami melawan virus tersebut. Dia menyaksikan sendiri bagaimana sang suami begitu sulit bernapas dan harus menyerah dalam waktu yang sangat cepat.

“Saya sebagai pasien yang dinyatakan positif, saya agak nge-drop waktu itu. Di samping saya harus menguatkan suami saya, tapi fisik saya juga ikut nge-drop karena tidak istirahat, kurang tidur karena menjaga suami dan saya mendengar langsung dari dokter saya positif, itu tambah bikin saya nge-drop,” terangnya.

Di hari saat suami meninggal, Helena mengaku sangat kacau. Kesedihan dan kekecewaan berpadu menjadi satu dan membuat pikirannya tak lagi dalam kontrol. Sebagai seorang istri yang baru saja ditinggal suami dengan situasi yang tidak normal, membuatnya terus menerus melinangkan air mata. Apalagi dia juga harus menjalani isolasi di ruangan bekas suaminya meninggal dunia.

Namun dengan iman, Helena mencoba untuk melawan segala pikiran-pikiran negatif tersebut. Dia dengan rendah hati merelakan semua bebannya kepada Tuhan dan percaya bahwa ujian yang dia alami itu tidak luput dari perhatian Tuhan.

“Saya bilang sama Tuhan ‘Tuhan saya percaya ketika Tuhan mengizinkan ini terjadi, Tuhan tahu batas kemampuan saya. Tidak ada orang yang bisa menolong saya, suami saya sudah dipanggil Tuhan, tidak ada anak-anak disamping saya, teman-teman saya tidak ada. Sekarang siapa lagi yang saya mau berharap. Tuhanlah sahabat sejati saya, Tuhan yang menguji saya dengan ujian iman ini. Saya percaya bahwa Tuhan yang akan memberikan saya kekuatan. Tuhan yang akan melinduni menjaga saya,” jelasnya.


Sejak saat itu, Helena bertekad untuk berjuang sembuh dari kesedihannya sehingga mampu melawan virus yang mematikan tersebut. Terlebih sebagai orangtua tunggal, dia juga memikirkan tentang nasib anak-anaknya.

“Saya tidak mau terpuruk dalam duka cita. Duka boleh menghampiri tapi harus tetap kuat. Saya harus kuat demi anak-anak. Tuhan yang akan memampukan saya,” lanjutnya.

Helena pun mencoba mencari cara supaya dia bisa merasa lebih bahagia. Dia berjuang untuk sembuh secepat mungkin dengan cara tetap menjaga sistem imunitas tubuhnya dalam keadaan baik. Dan di dalam ruang isolasi pun dia mencoba berbagai hal yang bisa membuatnya tertawa dan bahagia.

Hal lain yang juga membuat Helena tetap kuat selama di ruang isolasi adalah pesan firman Tuhan yang merema dalam ingatannya. Dia percaya saat ujian berat terjadi atas hidupnya, Tuhan tahu apa yang Dia sedang rancangkan (Yesaya 55: 8-9).

Dengan cara inilah, Helena pada akhirnya dinyatakan sembuh seminggu setelah masuk ruang isolasi. Kesaksiannya sembuh dari virus Covid-19 mendorong Helena untuk memotivasi pasien-pasien yang sedang berjuang melawan virus corona saat ini dengan memposisikan diri untuk tetap berpikiran positif.

“Bagi teman-teman yang dinyatakan positif mengidap virus corona, jangan kuatir. Selama tubuh kita bisa melawan, pikirkan hal-hal positif. Sebenarnya juga apa kata firman Tuhan hati yang gembira adalah obat. Saya melakukan itu. Sekalipun itu mungkin susah bagi saya, saya juga puji Tuhan para dokter, para suster memberikan kekuatan yang luar biasa. Selalu menyemangati saya setiap pagi melalui telepon. Lakukan hal-hal yang mungkin bagi orang lain konyol, tapi bagi saya bagaimana cara saya untuk menaikkan imun saya dengan memikirkan hal-hal yang positif, melakukan hal-hal yang menyenangkan hati saya,” ungkapnya.

Dia juga berpesan bahwa virus corona bukanlah aib sehingga orang-orang tidak perlu menjauhi penderita virus corona. Masyarakat justru harusnya memberikan dukungan penuh bagi mereka yang mungkin sedang menjalani isolasi. Karena dengan mendapatkan dukungan penuhlah para penderita bisa sembuh lebih cepat.

Untuk pesan terakhir, Helena juga mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia untuk mematuhi aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah. Sehingga penyebaran virus corona tidak semakin meluas. Dia menyarankan supaya seluruh keluarga menikmati masa-masa tinggal di rumah dengan melakukan berbagai kegiatan menarik bersama-sama. Dia percaya bahwa Tuhan mengizinkan wabah itu terjadi untuk satu maksud yaitu untuk memurnikan hati semua orang. Jadi, mari meresponi kondisi ini dengan cara pandang yang berbeda.

Bagi kamu yang diberkati melalui kesaksian ini, yuk bagikan kesaksian ini kepada orang-orang terdekatmu. Sehingga mereka juga merasa diberkati dan teredukasi melalui perjuangan Helena Selvie.

Sumber : Solusi TV | Jawaban.com

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.
Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.
Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.
Untuk kalangan sendiri.

Leave a Comment