TERLEPAS DARI IKATAN ILMU GAIB | LINDIAWATI

Waktu itu sore hari saya sedang disuapi oleh kakak saya, lalu saya melihat seorang nenek memakai baju hijau memegang batok dan tongkat dipinggir jalan lalu masuk kedalam pohon. Pohon itu berlubang ditengahnya. Saat Lindiawati mengatakan kepada kakaknya apa yang baru saja dilihatnya, kakak Lindiawati lari ketakutan … “Yesus itu adalah sosok yang benar-benar ajaib. Jadi saat kita berseru. Saat kita mau mendekatkan diri dengan Tuhan Yesus, Dia akan datang.” Demikian kata Lindiawati.

Kesaksian Lindiawati. Terlepas dari ikatan ilmu gaib. Shalom, begini kisahnya :

Dilahirkan dalam sebuah keluarga keturunan dukun, sejak umur 3 tahun Lindiawati memiliki kemampuan yang tidak lazim. Lindiawati memiliki kemampuan supranatural dan ia mulai melihat hal-hal yang gaib.

Lindiawati : “Saya memiliku kekuatan supranatural sejak umur 3 tahun. Saya mulai melihat hal-hal yang gaib. Waktu itu sore hari saya sedang disuapi oleh kakak saya, lalu saya melihat seorang nenek memakai baju hijau memegang batok dan tongkat dipinggir jalan lalu masuk kedalam pohon. Pohon itu berlubang ditengahnya. Jadi saya bilang kak itu ada nenek-nenek masuk kedalam pohon. Kemudian kakak saya lari ketakutan.”

Suatu sore Lindiawati yang sedang disuapi makan oleh kakaknya di teras rumah mereka melihat seorang nenek berbaju hijau memegang sebuah batok dan tongkat berjalan dan masuk kedalam pohon. Pohon itu memang berlubang tengahnya. Saat Lindiawati mengatakan kepada kakaknya apa yang baru saja dilihatnya, kakak Lindiawati lari ketakutan.

Peristiwa-peristiwa mistis sering dialami Lindiawati sampai ia dewasa. Bahkan dirinya sering bermimpi aneh. Saat Lindiawati menceritakan perihal mimpi-mimpinya kepada kakaknya, kakak Lindiawati malah mengatakan kalau dirinya sudah dipelet.

Lindiawati : “Besoknya saya cerita kepada kakak saya. Akhirnya kata kakak saya ‘kamu dipelet’. Ya udah kalo begitu nanti minggu depan kita ke jakarta … kamu diisi.”

Kakaknya pun mengajak Lindiawati pergi ke orang pintar dan diisi dengan ilmu yang bisa mengimbangi peletannya. Dan tanpa disadari Lindiawati menghambakan diri kepada setan.

Lindiawati : “Pada saat kakak saya dan saya kedukun itu kepala kami ditutup kain tujuh warna. Lalu didepan kita itu ada tujuh macam minuman, tujuh macam kembang, dan tujuh macam kue, serta tujuh macam air sumur. Jadi dari tujuh sumur. Terus kita disuruh ikutin pak dukun itu baca mantera. Sedang kami membaca mantera, disuruh minum air kembang, terus kita ditiup. Setelah acara ritual itu selesai dukunnya bilang ‘situ tangannya dipanjangin / diulurkan mau dites.’ Akhirnya waktu itu goloknya seperti diayunkan, takut juga tetapi begitu creeesss kena tangan lho kok saya itu tidak apa-apa tetapi saya tetap merem matanya gitu. Kok gak berasa ? dan emang tidak mempan cuma terlihat garis merah aja begitu di tangan saya. ‘Sekarang neng dah hebat tidak mempan dibacok, tidak mempan ditusuk, jadi sekarang kemana-mana udah nggak takut.’ ”

Sejak saat itu emosi Lindiawati tidak terkontrol. Bahkan hal itu berdampak kedalam biduk pernikahan mereka yang selalu diwarnai pertengkaran.

Suami : “Orangnya temperamennya agak tinggi, sejak kami menikah itu dalam keributan rumah tangga itu dia bisa teriak-teriak. Juga dibentak-bentak begitu. Emang kelihatannya kesabarannya gak ada. Jadi saya bilang temperamen atau emosinya itu tidak terkendali.”

Dan Lindiawati sendiri sering menjadi nekat. Saat sedang kesal, keinginan untuk mati itu begitu kuat. Berulang kali Lindiawati mencoba untuk bunuh diri. Dari memotong nadinya dengan silet, menenggelamkan diri kedalam bak mandi sampai mengurung diri di mobil yang tertutup rapat agar kekurangan oksigen.

Lindiawati : “Jadi saya sering nekat untuk bunuh diri. Jadi pikirannya kesel, sepertinya enakan mati deh. Jadi saya itu sempat … ini potong nadi. Saya sempat masuk kedalam bak, lalu saya sempat pula duduk didalam mobil tutup rapat-rapat supaya kekurangan oksigen supaya mati, begitu.”

Tidak hanya suami, anak-anaknya pun menjadi korban ketidaksabaran Lindiawati. Dalam hal emosi, jika Lindiawati sedang marah kepada anaknya, ia bisa memukuli anaknya dengan kejam. Dengan memakai ikat pinggang atau sapu, Lindiawati memukuli anaknya sampai kulitnya lebam dan bengkak. Lindiawati menghajar anaknya sampai puas, sampai anaknya ketakutan. Saat memukuli anaknya itu, Lindiawati benar-benar merasakan benci kepada anaknya itu.

Lindiawati : “Dalam hal emosi kalo saya marah kepada anak, itu saya bisa pukul habis pake ikat pinggang atau sapu. Saya pukul sampai kulit itu bentar-bentar (bengkak mungkin – red). Saya hajar sampai saya puas. Mata anak saya itu ketakutan. Waktu saya pukul dia itu, saya berasa kejem bener.”

Bahkan buah hati Lindiawati yang masih balita pun tak luput menjadi sasaran kemarahannya. Keempat anaknya saat masih bayi sempat dibekap Lindiawati dengan menggunakan bantal jika mereka tidak berhenti menangis. Bahkan ditengkurapkan sampai tidak bisa bernafas dan dicubit bila tangisannya tidak juga kunjung berhenti. Kalau mendengar anaknya menangis, Lindiawati langsung merasa pusing. Ia merasakan seperti ada dorongan untuk membekap anaknya.

Lindiawati : “Ya, saya bekep itu kalo malam. Hampir semua anak-anak (keempat anak) pernah saya bekep. Waktu itu masih bayi, ada yang umur sebulan, ada yang umur lima bulan. Saya dengar dia nangis itu saya pusing. Jadi nggak bisa tidur. Dari jam delapan udah saya kasih susu. Nggak tidur-tidur nangis terus, digendong-gendong, diayun-ayun, sampai jam sebelas malam akhirnya saya kesel. Kamu gak bisa diem juga jadi saya bekep mulutnya. Malah saya tengkurapin gitu mah. Sampai dia nangisnya tambah kenceng. Pusing juga. Ada suatu dorongan untuk membekap anak itu. Ada yang seperti menyuruh, udah bekap aja pusing kan kamu. udah bekep aja … biar dia diem.”

Bertahun-tahun Lindiawati terikat dan diperhamba oleh kuasa gaib. Suami dan anak-anaknya menjadi korban. Sampai suatu ketika Lindiawati mengikuti suatu pertemuan ibadah karena ajakan seorang teman. Awalnya Lindiawati merasa tidak betah karena aneh melihat orang berdoa dengan suasana yang cukup ribut. Kepalanya sakit tapi di hatinya Lindiawati merasa ada sesuatu yang berbeda. Hingga tanpa terasa minggu demi minggu Lindiawati mendatangi pertemuan ibadah tersebut..

Lindiawati : “Kebetulan disekitar sini ada konsel. Jadi setelah beberapa kali teman saya datang kerumah untuk mengajakin saya kesitu, saya bilang kok doanya seperti ini … berisik. Saya merasa gak betah, karena kayaknya kepala saya sakit. Tapi dihati saya merasa ada sesuatu yang beda, kemudian minggu depan-nya lagi saya datang lagi.”

Lindiawati pun pada akhirnya berterus terang dengan keterlibatannya dalam dunia mistis dan memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan dunia gaib. Lindiawati dilayani pelepasan. Saat ia pertama kali bermanifestasi, yang dilihatnya adalah kain terbang di sebelah kanannya, berwarna-warni. Menurut kesaksian anak-anak dan rekan pelayanan yang melayaninya, saat itu Lindiawati berteriak, menjerit, menangis, mengamuk dan berguling-guling seperti orang kerasukan.

Lindiawati : “Pertama-tama yang saya lihat itu waktu saya manifes itu kain … kain terbang disebelah kanan saya. Lalu kata anak-anak saya waktu itu saya teriak, menjerit, menagis, mengamuk. Saya berguling-guling.”

William (Anak Lindiawati ) : “Mamah ya jadi kaya kerasukan begitu. Jadi kaya uler, macan, burung,”

Hansen Haskindy ( suami Lindiawati ) : “Saya juga tidak tahu kalau istri saya itu ternyata punya ilmu sebenarnya. Saat melihat pelepasan itu, saya baru tahu kalau istri saya itu ilmunya banyak sekali,”

Lindiawati : “Salah satu dari hamba Tuhan itu bilang ini gak bisa kita tangani kalo tidak kita panggil dukunnya. Ternyata dukunnya udah meninggal. Terus hamba Tuhan itu mengatakan ‘Saat ini kami putuskan ikatan perjanjian dialam roh dan tidak ada hubungan apa-apa lagi’. Dan saat itu saya lihat pak dukun itu datang terus membelakangi saya, berlalu dan menghilang. Akhirnya setelah pelayanan pelepasan itu selesai, saya mulai enak. Saya mulai berasa lega. Jadi saya panggil Tuhan Yesus untuk masuk kedalam hati saya. Sampa saya merasakan sesuatu ketengangan yang luar biasa. Suatu damai sejahtera yang luar biasa. Dan saya merasa suka cita yang luar biasa. Sesuatu yang belum pernah saya rasakan selama hidup saya.”

Saat ikatan di alam roh itu diputuskan, Lindiawati melihat sang dukun datang, membelakangi Lindiawati dan pergi. Setelah selesai pelayanan kelepasan itu, Lindiawati mulai merasa enak dan merasa lega. Sampai akhirnya Lindiawati meminta Tuhan Yesus masuk kedalam hatinya dan Lindiawati merasakan ketenangan yang luar biasa, suatu damai sejahtera yang luar biasa. Lindiawati juga merasakan sukacita yang luar biasa, sesuatu yang belum pernah dirasakannya di dalam hidupnya.

Semua ilmu yang ada di dalam dirinya telah dilepaskan. Kini Lindiawati memiliki hidup yang baru, yang berbeda dari sebelumnya. Tentu saja keluarganya yang paling merasakan dampak dari perubahan Lindiawati.

“Dulu itu saya sama mama merasa kesal, nakal sedikit saja dipukul, dicubit, disambet sampai merah-merah gitu. Kalau sekarang, sifat mama sudah berubah, jadi mama yang baik,” kisah William menceritakan perubahan Lindiawati.

Suami Lindiawati : “Sekarang udah lain, udah sabar sama anak-anak.”

Saat ini Lindiawati pun sudah berubah menjadi lebih sabar, lebih baik dan care sama anak-anak. Di dalam rumah tangganya saat ini penuh dengan sukacita dan Lindiawati juga jadi banyak mengalah. Lindiawati pun menjadi pribadi yang semakin dewasa, sangat jauh berbeda dengan Lindiawati yang dulu sebelum ia mengenal Tuhan. Yesus memang suatu sosok yang sangat handal. Saat kita berseru, saat kita mau mendekatkan diri kepada Tuhan Yesus, Ia akan datang.

 

Pdt Yongki : “Sekarang dia didalam rumah tangga ada sukacita, ada mengalah, ada gambaran memang dia ada perubahan.”

Okti ( Teman Lindiawati ) : “Dulu saat saya pertama kali bertemu dengan dia dengan masalah dia. Itu saya juga pusing. Sekarang setelah saya lihat, dia udah semakin dewasa. Bedanya dengan yang dulu itu, sangat-sangat jauh sekali.”

Suami Lindiawati : “Yesus itu adalah sosok yang benar-benar ajaib. Jadi saat kita berseru. Saat kita mau mendekatkan diri dengan Tuhan Yesus, Dia akan datang.”

“Saya sangat merasakan bahwa Tuhan Yesus itu memang benar-benar ada dan mengasihi saya. Saya sangat berterimakasih karena Tuhan Yesus menyelamatkan saya, Tuhan Yesus mau bersabar sampai saya bertobat, diselamatkan dan Tuhan mau memakai saya,”

—– Demikian Lindiawati menutup kesaksiannya dengan penuh haru.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. (2 Korintus 5:17).

 

Praise The Lord Jesus Christ. Tidak ada yang mustahil bagi Yesus. Tuhan Yesus memberkati. Amen.

 

Sumber Kesaksian : http://www.jawaban.com/

Leave a Comment