3 Hal yang Kudapatkan Ketika Aku Memutuskan untuk Bersaat Teduh Saat Aku Patah Hati

Oleh Ruth Theodora, Jakarta

“Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Matius 4:4).

Sebagai seorang yang bertumbuh di keluarga Kristen, ayat di atas tidaklah asing bagiku. Aku mengerti bahwa kita tidak hanya membutuhkan makanan jasmani, tapi juga makanan rohani. Untuk mendapatkan makanan rohani ini, kita perlu menjalin relasi dengan Tuhan, salah satunya melalui saat teduh, saat di mana kita menyediakan waktu untuk berdoa dan membaca firman-Nya setiap hari.

Namun, meskipun aku mengerti prinsip tersebut, melakukannya adalah hal yang berbeda. Hubunganku dengan pacarku dahulu membuatku lebih mengutamakan waktu bersama dengannya daripada waktu bersama dengan Tuhan. Apalagi, kami dahulu menjalani hubungan jarak jauh yang membuat waktu pagi dan malam kami habiskan untuk menelepon. Waktu saat teduh pun terlupakan.

Hingga akhirnya pada akhir tahun lalu, aku putus dengan pacarku. Saat itu, aku merasa berada di titik terendah dalam hidupku. Di saat itulah, Tuhan kembali mengingatkanku akan ayat Matius 4:4 di atas dalam sebuah khotbah di gereja. Aku merasa tertegur akan ayat itu karena telah melupakan Tuhan saat aku dulu berpacaran. Aku pun mulai memutuskan untuk kembali menjalin relasi dengan Tuhan dan bersaat teduh setiap hari, dan itu membawa dampak yang positif dalam hidupku.

1. Aku dapat melepaskan masa laluku yang kelam

Awalnya, aku begitu diliputi perasaan bersalah. Aku takut Tuhan marah kepadaku karena kesalahan yang aku buat di masa lalu di mana aku mengutamakan pacarku daripada Dia. Namun ketika aku bersaat teduh, aku menyadari bahwa Tuhan mengasihiku apa adanya. Dia tidak melihat masa laluku yang kelam. Dia juga tidak marah kepadaku. Dia menghapus dosa-dosaku dan memberiku kesempatan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya.

2. Aku memiliki pengharapan untuk hari depan

Ketika aku bersaat teduh, aku membaca banyak kisah dalam Alkitab yang memberikanku harapan. Aku membaca kisah Rut. Meskipun dia seorang janda yang miskin dan bukan orang Israel, namun dia bisa mendapatkan Boas yang tidak memandang latar belakangnya. Bahkan, dari keturunannya, Yesus dilahirkan. Aku juga membaca kisah Yusuf yang awalnya mengalami berbagai macam penderitaan, dijual oleh saudara-saudaranya, dimasukkan dalam penjara, namun akhirnya dipakai Tuhan untuk memelihara hidup suatu bangsa yang besar (Kejadian 50:20).

Semakin sering aku membaca kisah-kisah yang ada dalam Alkitab, semakin aku diyakinkan bahwa Tuhan selalu menepati janji-Nya dan Ia merancangkan rancangan damai sejahtera bagi anak-anak-Nya, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan (Yeremia 29:11).

Awalnya, ketika aku putus dengan pacarku, aku begitu takut akan masa depan. Aku takut untuk menjalin hubungan yang baru, karena aku takut kembali disakiti. Aku juga takut kalau-kalau aku takkan pernah menikah nantinya. Namun, ayat dalam Yeremia 29:11 menguatkanku, dan membuatku percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang terbaik dalam hidupku. Yang perlu kulakukan hanyalah percaya kepada-Nya.

3. Aku menjadi lebih peka dengan penyertaan Tuhan

Ketika aku bersaat teduh, aku meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan Tuhan. Semakin sering aku bercakap-cakap dengan Tuhan, aku menjadi semakin mengenal-Nya dan semakin peka dengan setiap perkataan-Nya. Aku dapat merasakan penyertaan-Nya ketika aku melakukan pekerjaan, merencanakan segala sesuatu, dan mengambil keputusan. Aku pun semakin disadarkan bahwa jika aku ada hari ini, ini bukan karena kekuatanku, tetapi karena penyertaan Tuhan dalam hidupku yang begitu luar biasa.

* * *

Ada begitu banyak dampak positif yang kurasakan ketika aku bersaat teduh. Saat teduh bukanlah hanya sekadar rutinitas rohani, tetapi sebuah hubungan dengan Tuhan yang perlu kita utamakan. Yesus berkata dalam Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Aku telah merasakannya. Ketika aku mengutamakan Tuhan dalam hidupku, aku dapat melepaskan masa laluku yang kelam, aku memiliki pengharapan untuk hari depan, dan aku menjadi lebih peka dengan penyertaan-Nya.

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment