5 Hal yang Menolongku Bertekun Membaca Alkitab

Saat pertama kali mengenal Tuhan, aku diajari oleh seorang Kristen yang lebih dewasa tentang pentingnya bertekun membaca Alkitab setiap hari. Alkitab adalah buku kebenaran yang memberitahuku bagaimana menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, dan kebenaran itu berlaku dalam setiap aspek hidupku. Aku diingatkan bahwa hal ini sangat penting dan tidak boleh sampai diabaikan.

Namun, bertekun membaca Alkitab bukanlah hal yang mudah, terutama ketika ada banyak sekali hal lain yang menuntut perhatian kita. Untuk mengatasi halangan-halangan yang ada, kita dapat mencoba berbagai cara dan sarana, misalnya dengan mengalokasikan waktu tertentu untuk membaca Alkitab, atau menggunakan materi-materi pendalaman Alkitab untuk membantu kita memahami apa yang kita baca.

Berikut ini beberapa cara yang telah menolongku untuk bertekun membaca Alkitab:

1. Tentukan satu waktu yang tetap untuk membaca Alkitab

Jadikan membaca Alkitab sebagai bagian dari jadwal rutinmu. Ketika sudah terjadwal, hal itu akan menjadi kebiasaanmu, tidak akan mudah diinterupsi hal lain atau sampai lupa dilakukan. Tidak ada aturan baku tentang kapan waktu terbaik untuk membaca Alkitab. Sebagian orang merasa pagi hari adalah waktu terbaik karena pikiran dan perasaan mereka masih segar dan jernih. Sebagian yang lain menganggap bahwa malam hari sebelum tidur adalah waktu terbaik.

Aku sendiri beraktivitas seperti “burung hantu” saat masih kuliah. Di pagi hari aku harus buru-buru pergi ke kampus. Baru pada malam hari aku merasa lebih hidup dan dapat berpikir jernih. Jadi secara alami, aku memilih untuk membaca Alkitab pada malam hari. Namun, setelah aku menjadi seorang ibu, aku menggeser waktu membaca Alkitabku di pagi hari. Sebuah perubahan yang ternyata cukup menyegarkan.

Setiap orang bisa memutuskan kapan waktu terbaik bagi mereka untuk membaca Alkitab.
Catatan: Jauh lebih mudah membaca Alkitab setiap hari jika kita sudah punya jadwal yang tetap, daripada berusaha setiap hari mencari waktu untuk itu.

2. Manfaatkan berbagai materi pendalaman Alkitab yang ada.

Alkitab penuh dengan begitu banyak hikmat yang tidak mungkin kita pahami dengan pengertian kita yang terbatas. Tanpa pertolongan materi-materi pendalaman Alkitab atau arahan dari pembimbing rohani di gereja, bisa saja kita salah menafsirkan kebenaran-kebenaran kunci.

Sekarang sudah tersedia banyak rencana pembacaan Alkitab yang bisa kita gunakan. Kita bisa memilih rencana pembacaan yang sesuai dengan target kita, misalnya: selesai membaca seluruh Alkitab dalam waktu setahun, selesai membaca seluruh Perjanjian Baru dalam tiga bulan, atau mendalami sebuah kitab tertentu dalam Alkitab. Kuncinya adalah memilih rencana pembacaan yang sesuai dengan situasi kita saat ini dan yang akan menolong kita bertekun dalam membaca Alkitab.

Ketika aku mempelajari kitab Taurat (lima kitab pertama dalam Alkitab), aku menggunakan bantuan buku tafsiran Alkitab. Tanpa dibantu buku tersebut, aku mungkin akan kehilangan kesabaran saat membaca hukum-hukum penyucian dan instruksi untuk membangun kemah pertemuan.

3. Bacalah Alkitab bersama-sama dengan mereka yang juga memiliki kerinduan yang sama.

Tidak ada orang Kristen yang bisa bertumbuh sendirian, di luar komunitas orang percaya. Hal ini juga berlaku dalam pembacaan Alkitab. Kita perlu saling mendukung dan menyemangati dalam perjalanan membaca firman Tuhan.

Aku sendiri tergabung dalam sebuah kelompok baca Alkitab yang beranggotakan 10 orang. Dalam kelompok ini, kami membagikan apa yang kami pelajari dari pembacaan Alkitab kami setiap hari. Secara bergantian kami akan mengecek apakah semua anggota lainnya sudah membaca Alkitab pada hari itu. Kami bahkan membuat semacam sistem hadiah dan hukuman untuk menolong kami semua tetap berdisiplin membaca Alkitab dan mempertanggungjawabkan komitmen yang dibuat.

Sistem ini juga menjadi penyemangat dan pengingat yang hebat, terutama pada saat-saat kami tergoda untuk tidak membaca Alkitab (karena alasan apapun)— dan telah menolongku secara pribadi bertekun membaca Alkitab selama lebih dari tiga tahun.

4. Nikmatilah prosesnya

Adakalanya—ketika kita jatuh sakit, harus kerja lembur, atau harus menangani suatu kondisi yang darurat—mungkin kita terpaksa harus melewatkan waktu pembacaan Alkitab. Hal ini tidak perlu kita anggap sebagai kelemahan atau “dosa”. Kita perlu berhati-hati agar tidak menjadikan pembacaan Alkitab sekadar sebagai sebuah ritual keagamaan yang mati.

Membaca Alkitab seharusnya menjadi proses yang menyenangkan karena membaca Alkitab menolong kita bertumbuh memiliki kedalaman hubungan dengan Tuhan. Kita tidak sekadar memenuhi sebuah kewajiban.

5. Mintalah Tuhan mengaruniakan kehausan akan firman-Nya

Salah satu hambatan terbesar bagi banyak orang dalam membaca Alkitab adalah hilangnya semangat atau motivasi membaca, apalagi ketika mereka sudah sering melakukannya selama beberapa waktu. Saat mengalaminya, kita dapat bertanya pada diri kita sendiri, mengapa aku tidak ingin membaca Alkitab? Ambillah waktu berbicara kepada Tuhan tentang masalah itu dan berdoalah, mohon Dia mengaruniakan kepada kita kerendahan hati dan kehausan akan firman-Nya. Mintalah Tuhan mengobarkan kembali semangat di hati kita untuk belajar firman-Nya.

Matius 7:7 berkata, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Aku yakin Tuhan akan menjawab doa kita saat kita meminta-Nya menolong kita untuk membaca firman-Nya, karena Dia sendiri menghendaki kita membaca firman-Nya.

Kiranya firman Tuhan selalu menjadi pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105).

Saat pertama kali mengenal Tuhan, aku diajari oleh seorang Kristen yang lebih dewasa tentang pentingnya bertekun membaca Alkitab setiap hari. Alkitab adalah buku kebenaran yang memberitahuku bagaimana menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, dan kebenaran itu berlaku dalam setiap aspek hidupku. Aku diingatkan bahwa hal ini sangat penting dan tidak boleh sampai diabaikan.

Namun, bertekun membaca Alkitab bukanlah hal yang mudah, terutama ketika ada banyak sekali hal lain yang menuntut perhatian kita. Untuk mengatasi halangan-halangan yang ada, kita dapat mencoba berbagai cara dan sarana, misalnya dengan mengalokasikan waktu tertentu untuk membaca Alkitab, atau menggunakan materi-materi pendalaman Alkitab untuk membantu kita memahami apa yang kita baca.

Berikut ini beberapa cara yang telah menolongku untuk bertekun membaca Alkitab:

1. Tentukan satu waktu yang tetap untuk membaca Alkitab

Jadikan membaca Alkitab sebagai bagian dari jadwal rutinmu. Ketika sudah terjadwal, hal itu akan menjadi kebiasaanmu, tidak akan mudah diinterupsi hal lain atau sampai lupa dilakukan. Tidak ada aturan baku tentang kapan waktu terbaik untuk membaca Alkitab. Sebagian orang merasa pagi hari adalah waktu terbaik karena pikiran dan perasaan mereka masih segar dan jernih. Sebagian yang lain menganggap bahwa malam hari sebelum tidur adalah waktu terbaik.

Aku sendiri beraktivitas seperti “burung hantu” saat masih kuliah. Di pagi hari aku harus buru-buru pergi ke kampus. Baru pada malam hari aku merasa lebih hidup dan dapat berpikir jernih. Jadi secara alami, aku memilih untuk membaca Alkitab pada malam hari. Namun, setelah aku menjadi seorang ibu, aku menggeser waktu membaca Alkitabku di pagi hari. Sebuah perubahan yang ternyata cukup menyegarkan.

Setiap orang bisa memutuskan kapan waktu terbaik bagi mereka untuk membaca Alkitab.
Catatan: Jauh lebih mudah membaca Alkitab setiap hari jika kita sudah punya jadwal yang tetap, daripada berusaha setiap hari mencari waktu untuk itu.

2. Manfaatkan berbagai materi pendalaman Alkitab yang ada.

Alkitab penuh dengan begitu banyak hikmat yang tidak mungkin kita pahami dengan pengertian kita yang terbatas. Tanpa pertolongan materi-materi pendalaman Alkitab atau arahan dari pembimbing rohani di gereja, bisa saja kita salah menafsirkan kebenaran-kebenaran kunci.

Sekarang sudah tersedia banyak rencana pembacaan Alkitab yang bisa kita gunakan. Kita bisa memilih rencana pembacaan yang sesuai dengan target kita, misalnya: selesai membaca seluruh Alkitab dalam waktu setahun, selesai membaca seluruh Perjanjian Baru dalam tiga bulan, atau mendalami sebuah kitab tertentu dalam Alkitab. Kuncinya adalah memilih rencana pembacaan yang sesuai dengan situasi kita saat ini dan yang akan menolong kita bertekun dalam membaca Alkitab.

Ketika aku mempelajari kitab Taurat (lima kitab pertama dalam Alkitab), aku menggunakan bantuan buku tafsiran Alkitab. Tanpa dibantu buku tersebut, aku mungkin akan kehilangan kesabaran saat membaca hukum-hukum penyucian dan instruksi untuk membangun kemah pertemuan.

3. Bacalah Alkitab bersama-sama dengan mereka yang juga memiliki kerinduan yang sama.

Tidak ada orang Kristen yang bisa bertumbuh sendirian, di luar komunitas orang percaya. Hal ini juga berlaku dalam pembacaan Alkitab. Kita perlu saling mendukung dan menyemangati dalam perjalanan membaca firman Tuhan.

Aku sendiri tergabung dalam sebuah kelompok baca Alkitab yang beranggotakan 10 orang. Dalam kelompok ini, kami membagikan apa yang kami pelajari dari pembacaan Alkitab kami setiap hari. Secara bergantian kami akan mengecek apakah semua anggota lainnya sudah membaca Alkitab pada hari itu. Kami bahkan membuat semacam sistem hadiah dan hukuman untuk menolong kami semua tetap berdisiplin membaca Alkitab dan mempertanggungjawabkan komitmen yang dibuat.

Sistem ini juga menjadi penyemangat dan pengingat yang hebat, terutama pada saat-saat kami tergoda untuk tidak membaca Alkitab (karena alasan apapun)— dan telah menolongku secara pribadi bertekun membaca Alkitab selama lebih dari tiga tahun.

4. Nikmatilah prosesnya

Adakalanya—ketika kita jatuh sakit, harus kerja lembur, atau harus menangani suatu kondisi yang darurat—mungkin kita terpaksa harus melewatkan waktu pembacaan Alkitab. Hal ini tidak perlu kita anggap sebagai kelemahan atau “dosa”. Kita perlu berhati-hati agar tidak menjadikan pembacaan Alkitab sekadar sebagai sebuah ritual keagamaan yang mati.

Membaca Alkitab seharusnya menjadi proses yang menyenangkan karena membaca Alkitab menolong kita bertumbuh memiliki kedalaman hubungan dengan Tuhan. Kita tidak sekadar memenuhi sebuah kewajiban.

5. Mintalah Tuhan mengaruniakan kehausan akan firman-Nya

Salah satu hambatan terbesar bagi banyak orang dalam membaca Alkitab adalah hilangnya semangat atau motivasi membaca, apalagi ketika mereka sudah sering melakukannya selama beberapa waktu. Saat mengalaminya, kita dapat bertanya pada diri kita sendiri, mengapa aku tidak ingin membaca Alkitab? Ambillah waktu berbicara kepada Tuhan tentang masalah itu dan berdoalah, mohon Dia mengaruniakan kepada kita kerendahan hati dan kehausan akan firman-Nya. Mintalah Tuhan mengobarkan kembali semangat di hati kita untuk belajar firman-Nya.

Matius 7:7 berkata, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Aku yakin Tuhan akan menjawab doa kita saat kita meminta-Nya menolong kita untuk membaca firman-Nya, karena Dia sendiri menghendaki kita membaca firman-Nya.

Kiranya firman Tuhan selalu menjadi pelita bagi kaki kita dan terang bagi jalan kita (Mazmur 119:105).

Leave a Comment