7 Langkah Menuju Kehidupan Kristen yang Sukses

Oleh Natalie Hanna Tan, Singapura
Artikel asli dalam bahasa Inggris: 7 Steps for Successful Christian Living

Kita tahu seperti apa sukses itu dan bagaimana mencapainya. Belajar yang rajin untuk masuk ke universitas impian agar kemudian bisa mendapatkan pekerjaan impian kita, makan yang baik dan berolahraga sehingga kita mempunyai kesehatan yang baik, mengasihi orang-orang di sekitar kita sehingga kita bisa menikmati hubungan yang baik . . . daftar ini bisa terus berlanjut.

Kita semua ingin menjadi sukses dalam hidup ini, bukan?

Bagaimana dengan perjalanan kita bersama Tuhan? Dapatkah kita menghidupi kehidupan yang “sukses” dalam iman kita? Berikut adalah beberapa cara yang Tuhan tunjukkan kepadaku tentang kehidupan Kristen yang “sukses”:

1. Menghabiskan Waktu bersama Tuhan dengan Tidak Terburu-Buru

Jika kamu seperti saya, telah datang ke gereja sejak kecil, kata-kata ini tidaklah asing. Aku dulu berpikir bahwa menghabiskan waktu bersama Tuhan adalah membaca Alkitab dan menuliskan hal-hal yang aku telah pelajari selama 15 menit, diikuti dengan berdoa selama 5 menit.

Tapi akhir-akhir ini, Tuhan menekankan kepadaku perlunya menghabiskan waktu bersama dengan-Nya dengan tidak terburu-buru. Itu berarti mengambil waktu untuk menikmati kehadiran-Nya, bersekutu dengan-Nya, dan melakukan kegiatanku bersama-Nya—lebih dari 20 menit yang biasa aku sediakan untuk-Nya setiap hari. Menghabiskan waktu bersama Tuhan bukanlah menyia-nyiakan waktu; itu adalah kunci dari menghidupi sepanjang hari kita dengan baik.

Hal ini bisa jadi berbeda-beda untuk masing-masing orang. Itu dapat berarti menghabiskan waktu di malam hari daripada pagi hari dengan Tuhan, pergi ke kafe—seperti kita sedang kencan dengan-Nya—atau bahkan menulis jurnal dan menceritakan hari kita kepada-Nya.

Ketika kita menghabiskan waktu bersama Tuhan dengan menyadari bahwa Dia hadir di sini bersama kita, cara kita berkomunikasi dengan-Nya akan berubah—dan kita akan bertumbuh dalam pengenalan akan Dia. Kita tidak hanya melihat Dia sebagai Allah kita, tapi kita juga belajar untuk melihat Dia sebagai seorang Bapa dan seorang Sahabat.

2. Mengambil Waktu untuk Beristirahat

Dalam zaman sekarang ini, kita cenderung sibuk memenuhi hari kita dengan berbagai aktivitas dan terburu-buru pergi dari tempat A ke B sampai-sampai kita kehilangan seni beristirahat. Kita seringkali tidak menyadari bahwa beristirahat adalah sebuah konsep yang diberikan Tuhan, pertama kali diciptakan Tuhan dalam Kejadian 2:2-3.

Tuhan menciptakan alam semesta dalam 6 hari dan beristirahat di hari ke-7—bukan karena Dia lelah (Yesaya 40:28), tapi karena Dia ingin memberkatinya dan menguduskannya bagi manusia untuk beristirahat. Tuhan menekankan pentingnya beristirahat dengan menciptakan sebuah hari yang penuh untuk itu.

Seberapa sering kita benar-benar beristirahat dan mengambil waktu untuk meninggalkan rutinitas kita sehari-hari? Itu bisa berupa menghabiskan sehari penuh bersama Tuhan atau keluar di siang hari untuk berlari di taman. Apapun yang memulihkan energi kita juga dapat menolong kita untuk mendekat kepada Tuhan.

3. Bersyukur

Dalam bukunya “One Thousand Gifts”, penulis asal Kanada bernama Ann Voskamp menulis bahwa “Eucharisteo—pengucapan syukur—selalu mendahului mukjizat” dan masalah kita adalah “kita tidak puas di dalam Tuhan dan dengan apa yang Dia berikan. Kita menginginkan sesuatu yang lebih, sesuatu yang lain.”

Beberapa tahun yang lalu, aku mengalami kesulitan untuk bersyukur kepada Tuhan. Aku tidak dapat melihat kebaikan-Nya di dalam hidupku, dan aku tidak melihat sesuatu apapun yang dapat aku syukuri. Saat itulah seorang pembina menantangku untuk membuat sebuah jurnal pengucapan syukur. Selama 90 hari, aku harus menuliskan 3 hal yang aku syukuri kepada Tuhan setiap hari. Totalnya ada 270 hal yang aku syukuri—tanpa pengulangan! Akhirnya aku bersyukur kepada Tuhan atas hal-hal yang terjadi setiap menit dalam hidupku yang selama ini aku terima begitu saja: langit biru dan hari yang cerah, kesehatan yang baik, dan tangan dan kaki untuk melakukan pekerjaan-Nya.

Mazmur 118:24 berkata, “Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!” Tuhan telah menjaga kita dengan nafas dan kehidupan yang dari pada-Nya setiap hari—bagaimana mungkin kita tidak bersyukur? Ketika kita bersyukur setiap hari, kita akan melihat jejak-jejak Tuhan dalam hidup kita dan menemukan sukacita dan kepuasan di dalamnya.

4. Fokus kepada Tuhan

Coba ini: pegang sebuah Alkitab dengan lengan terentang, lalu pelan-pelan dekatkan itu ke arah mukamu. Pada akhirnya, Alkitab itu akan memenuhi pandanganmu dan kamu tidak akan dapat melihat hal yang lain. Tentunya, itu bukan berarti hal-hal yang lain tidak ada di sana; itu hanyalah perubahan pandangan dan perspektif.

Seperti himne klasik “Pandanglah pada Yesus” yang berbunyi, “di dalam terang kemuliaan-Nya, dunia akan menjadi hampa”. Benar sekali! Ketika kita memandang Yesus, kita akan menemukan diri kita tidak mudah tergoda dan tenggelam akan kesulitan dan tantangan yang ada di dunia ini.

Ketika kita menanti-nantikan Tuhan setiap hari, kita juga akan mendapat kekuatan baru daripada-Nya (Yesaya 40:31). Kehidupan yang sukses berawal ketika kita menyadari bahwa kita lemah dan kita membutuhkan pertolongan Tuhan. Dia, bukan kita, menjadi kekuatan kita untuk melalui hari demi hari.

“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28).

5. Mematikan Egomu

Menjadi seorang Kristen yang sukses dengan mengejar Kristus setiap hari berarti membiasakan diri untuk mengatakan “tidak” kepada dunia dan keinginan daging kita. Dalam Galatia 5:19-26, Paulus berbicara mengenai bagaimana kita harus meninggalkan keinginan daging dan hidup dipimpin oleh Roh. Matius 16:24 juga mengatakan bahwa siapapun yang ingin menjadi murid Kristus harus menyangkal dirinya, memikul salibnya, dan mengikuti Dia.

Kita juga dapat memeriksa hidup kita dengan standar yang diberikan Tuhan, dan meminta pengampunan-Nya atas kelalaian kita. Ketika kita mengakui dosa kit dan berusaha untuk berubah secara konsisten, kita diperbarui oleh anugerah-Nya dan dapat mengalami hubungan yang lebih dekat dengan-Nya.

6. Mengatur Hidupmu

Kolose 3:23 berkata, “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan . . .” Ayat ini mendorong kita untuk bekerja sebaik-baiknya, berikan usah terbaik kita dalam pekerjaan apapun yang diberikan kepada kita, baik besar atau kecil, karena kita ingin menyenangkan Tuan kita. Satu cara praktis yang dapat kita lakukan adalah dengan mengatur hidup kita dengan baik. Memperhatikan janji-janji pertemuan kita setiap hari dan hal-hal yang harus kita lakukan, dan mengalokasikan waktu untuk beristirahat, tidur, dan makan dengan baik, semuanya menjadi bagian yang dapat menolong kita untuk menghidupi hidup yang terbaik yang Tuhan inginkan bagi kita. Ini tidak hanya akan membantu kita menjadi produktif melakukan tugas-tugas kita, tapi juga akan menolong kita untuk memprioritaskan waktu bersama Tuhan dan orang-orang di sekitar kita.

Sebuah hal yang aku telah coba lakukan untuk mengatur hidupku dengan lebih baik adalah dengan memperhatikan jadwal harianku dalam sebuah agenda pribadi. Menuliskan rencana-rencanaku dan hal-hal yang harus kulakukan menolongku untuk memperhatikan apa dan di mana aku menghabiskan waktu dan energiku. Ini memungkinkanku untuk memiliki sebuah hidup yang bermakna dan bertujuan, dan tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting.

7. Memberi kepada Tuhan dan Sesama

Ketika membicarakan uang, waktu, atau energi, aku menyadari bahwa memberi untuk kerajaan Allah dan kepada orang-orang yang membutuhkan selalu menjadi sebuah berkat.

Ketika aku duduk di bangku SMA, Tuhan mulai mengetuk hatiku untuk berkontribusi bagi komunitasku. Aku kemudian menemukan sebuah kesempatan untuk menjadi relawan di lingkunganku: Untuk mengajar dan bermain bersama anak-anak yang menderita cerebral palsy setiap hari Senin pagi. Bagiku, itu bukanlah sebuah hal yang besar—hanya 4 jam dalam seminggu. Tapi sepertinya itu begitu berarti bagi anak-anak yang aku temui. Senyum lebar mereka tidak pernah gagal untuk menyenangkanku dan mereka selalu duduk bersamaku ketika sesi istirahat untuk menceritakan tentang kehidupan dan keluarga mereka kepadaku.

Pengalaman ini membuatku sadar bahwa aku mendapatkan lebih banyak daripada yang aku berikan. Aku mendapatkan hati dari anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik, melihat mereka dengan cara Tuhan melihat mereka, dan aku belajar bagaimana melihat hidup dari perspektif yang sederhana seperti seorang anak kecil.

Dalam Kisah Para Rasul 20:35, Paulus menulis, “Adalah lebih bahagia memberi dari pada menerima”. Kita harus memberi untuk pekerjaan Tuhan dan melakukan bagian kita dalam membangun kerajaan-Nya. Tidak hanya pekerjaan-Nya akan diperluas melalui persembahan uang, waktu, energi, dan keahlian kita, tapi kita juga akan menemukan kepuasan dan sukacita.

* * *

Ketujuh cara ini bukanlah daftar yang lengkap untuk menghidupi kehidupan Kristen yang sukses. Itu hanyalah hal-hal yang Tuhan tekankan kepadaku di dalam perjalanan kehidupan Kristenku. Ketika aku menjalani hidupku dan mendisiplinkan diriku untuk melakukan ketujuh hal tersebut dalam hidupku, aku menemukan diriku mendekat selangkah demi selangkah kepada Kristus setiap hari.

Lebih daripada segalanya, apapun bentuknya, kehidupan yang sukses adalah ketika kita mengandalkan Tuhan dan mendekat kepada-Nya.

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment