Bawalah yang Kamu Punya

Baca: Yohanes 6:4-14

6:4 Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat.

6:5 Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?”

6:6 Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya.

6:7 Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.”

6:8 Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya:

6:9 “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?”

6:10 Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya.

6:11 Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.

6:12 Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.”

6:13 Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.

6:14 Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar nabi yang akan datang ke dalam dunia.”

Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974

Yesus berkata: “Bawalah ke mari kepada-Ku.” —Matius 14:18

“Sup Batu” adalah sebuah dongeng lama dengan beragam versi yang bercerita tentang orang kelaparan yang datang ke sebuah desa, tetapi tidak ada yang bisa menyisihkan secuil pun makanan untuknya. Lalu, orang yang kelaparan itu memasukkan sebongkah batu ke dalam panci berisi air dan memasaknya. Karena penasaran, para penduduk desa memperhatikan orang itu mengaduk “sup” yang dimasaknya. Akhirnya, datang seseorang membawa dua butir kentang untuk ditambahkan ke dalam sup, lalu orang yang lain membawa beberapa batang wortel. Seorang lagi menambahkan sebutir bawang bombai, dan yang lain memasukkan segenggam jelai. Seorang petani menyumbangkan susu. Akhirnya, “sup batu” itu menjadi sup kental yang lezat.

Kisah itu memang menggambarkan arti penting dari berbagi, tetapi juga mengingatkan kita untuk mau membawa apa saja yang kita punya, sekalipun kelihatannya tidak berarti. Dalam Yohanes 6:1-14 kita membaca tentang seorang anak laki-laki yang kelihatannya menjadi satu-satunya orang di antara kerumunan itu yang berinisiatif membawa makanan. Murid-murid Yesus tidak dapat berbuat banyak dengan bekal si anak yang hanya terdiri dari lima roti dan dua ikan. Namun, ketika makanan itu dipersembahkan kepada Yesus, Dia melipatgandakannya hingga dapat memberi makan ribuan orang lapar!

Saya pernah mendengar seseorang berkata, “Kamu tidak perlu memberi makan lima ribu orang. Kamu hanya perlu membawa roti dan ikan yang kamu punya.” Sama seperti Yesus mengambil bekal seseorang dan melipatgandakannya jauh melampaui harapan dan bayangan siapa pun (ay.11), demikian jugalah Dia akan menerima usaha, talenta, dan pelayanan yang kita serahkan kepada-Nya. Dia hanya ingin kita rela membawa apa saja yang kita miliki kepada-Nya.—Cindy Hess Kasper

WAWASAN
Memberi makan 5.000 orang adalah satu-satunya mukjizat selain kebangkitan Yesus yang dicatat dalam keempat Injil (Matius 14:13-21; Markus 6:32-44; Lukas 9:10-17; Yohanes 6:5-14). Secara kuantitas, inilah mukjizat terbesar yang pernah dilakukan Yesus, dengan kemungkinan penerima mencapai lebih dari 20.000 orang. “Yang ikut makan kira-kira lima ribu laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak” (Matius 14:21). Markus 6:35-37 mencatat bahwa mukjizat ini terjadi di tempat yang “sunyi,” dan para murid ingin menyuruh orang-orang tersebut pergi untuk membeli makanan untuk mereka sendiri. Namun, Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk memberi orang-orang itu makan. Ia menantang iman mereka—mereka tidak punya uang atau cara untuk membeli makanan—dan belas kasihan mereka. Yesus menginginkan para murid untuk menjadikan kebutuhan orang banyak tersebut sebagai tanggung jawab mereka. —K. T. Sim

Apa yang selama ini tidak ingin kamu persembahkan kepada Allah? Mengapa begitu sulit membawa bagian hidupmu tersebut kepada-Nya?

Tuhan Yesus, mampukanlah aku menyerahkan apa pun yang kumiliki kepada-Mu, karena aku tahu Engkau sanggup melipatgandakannya.

Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 39-40Matius 11

Handlettering oleh Dinda Sopamena

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment