Cerita TheDemonsNightmare — Memberitakan Firman Tuhan Melalui Sketsa

Buat saya, eksistensi manusia di nilai atau diakui dari karyanya, apa yang dikerjakannya. Saya salah satu tipe orang introvert, yang memiliki kecenderungan banyak berpikir/merenung.

Dengan pola pikir dan kebiasaan saya yang demikian, saya membuat keputusan, bahwa selama diberikan waktu (Waktu adalah hidup, bukan uang), saya akan menggunakannya dengan se-efektif mungkin.

Menemukan dan mengerti tentang identitas diri, membuat saya paham tentang siapa diri saya; makna hidup dan tujuan hidup saya. Hal inipun buah dari pemikiran saya tentang “Circle of Life”, manusia lahir, tumbuh menjadi balita, sekolah, kuliah, bekerja, menikah, beranak cucu, lalu selesai. Hal itu seolah menjadi “tempelate” hidup manusia, dan tidak ada yang baru. Lalu apa yang menjadi tujuan hidup manusia?.

Jika kita gagal mengerti rancangan Tuhan tentang mengapa kita diciptakan, kita akan hidup dalam kegagalan dan yang lebih ironis adalah kita sukses besar menurut ukuran/standard dunia, tetapi sebaliknya gagal besar dalam standard sukses rencana Tuhan bagi kita (Efesus 2:10, 5:17).

Lalu apa tujuan hidup kita? Di beberapa nas ini, saya menemukan tujuan hidup saya: Matius 5:13–16, 1 Petrus 2:9,10, Efesus 2:10. Dengan durasi hidup saya yang terbatas (Pengkhotbah 9:10), dan yang saya tidak pernah tahu kapan akan berakhir, saya harus hidup memuliakan Tuhan, saya harus menjadi pembawa damai, saya harus bersaksi tentang Tuhan Yesus Sang Juruselamat, saya harus memberitakan Injil kerajaan.

Yang menjadi pertanyaan, dengan apa atau bagaimana caranya saya memberitakan Injil?. Saya percaya, jika Tuhan menghendaki sesuatu untuk kita kerjakan, Tuhan sudah memberikan/memperlengkapi kita dengan apa yang dapat kita pakai untuk mengerjakannya. Saya terinspirasi dengan Daud muda yang mengalahkan Goliat dengan sebuah umban dan batu licin, saya juga teringat tentang tongkat Musa, saya teringat juga tentang mujizat 5 roti dan 2 ikan. Tuhan mau supaya kita memakai apa yang ada pada kita untuk memuliakan-Nya bukan apa yang tidak ada pada kita. Dan itu sudah cukup. Ditangan Tuhan, dalam kehendak-Nya; yang terbatas sekalipun, dapat Dia jadikan tidak terbatas.

Menyadari bahwa segala sesuatu adalah dari Tuhan, oleh Tuhan dan untuk Tuhan (Roma 11:36), dan setiap apa yang ada pada kita sejatinya bukanlah pemberian, tetapi tanggung jawab yang harus dikerjakan (Matius 25:14–30).

Setiap orang dipercayakan “talenta” yang berbeda-beda, menurut kesanggupannya. Dan ketika Sang Tuan kembali, Ia akan mengadakan perhitungan dengan kita hamba-hamba-Nya. Hikmat yang Tuhan berikan pada saya salah satunya adalah memberitakan Firman Tuhan melalui talenta yang Tuhan sudah percayakan pada saya untuk saya kerjakan. Saya percaya hal itu bukan hanya kepada saya, tetapi kepada semua orang percaya yang merespon untuk mengerjakan Amanat Agung. Memberitakan Firman Tuhan atau bersaksi tidaklah sulit, mulailah dengan apa yang ada padamu.

Era saat ini memasuki revolusi industry 4.0, jaman terus berubah, tetapi Firman Tuhan tidak pernah berubah. Perkembangan teknologi adalah bagian dari ilmu pengetahuan yang bertambah, dan sudah dinubuatkan dalam Daniel 12:4 bagian B. Jika dikatakan Tuhan akan datang kembali ketika Injil kerajaan sudah diberitakan kepada bangsa-bangsa (Matius 24:14), hal itu menjadi mungkin dengan perkembangan teknologi, khususnya melalui media sosial.

Jika kita mempelajari dan meneladani, Yesus selalu memilih tempat yang ramai untuk memberitakan Injil, begitu juga para rasul. Demikian juga rasul Paulus yang selalu memilih memberitakan Injil di keramaian, dimana banyak orang yang mendengarnya, sekarangpun alasan itu tetap kontekstual.

Dimanakah keramaian itu? DITANGAN KITA!. Hampir semua orang menggunakan smartphone, dan hampir semua smartphone mengakses media sosial. Apa yang kita bagikan di media sosial adalah informasi bagi orang lain (melalui mata dan telinga mereka sebagai pintu gerbang masuknya informasi tersebut). Apa yang kita bagikan di media sosial membangun atau merusak? berguna atau tidak berguna? memuliakan Tuhan atau “memuliakan” iblis? Tuhan mau kita menggunakannya untuk memuliakan Tuhan, untuk menjangkau mereka yang belum diselamatkan, bukan membangun kerajaan iblis dengan konten-konten yang merusak, postingan-postingan yang menjatuhkan.

Memberitakan Firman Tuhan tidaklah sulit, bersaksi amatlah mudah, semudah bercerita. @thedemonsnightmare memberitakan Firman kebenaran melalui sketsa. Kenali talentamu, kembangkan, dan muliakan Tuhan dengan itu. Jadilah SOLUSI bukan POLUSI.

 

 

 

Sumber: medium.com/yesheisindonesia

Dalam keberdosaan dan kelemahan kita, karya Allah sempurna untuk menolong kita. Diluar Allah, kehidupan manusia hanya sementara dan sia-sia. Oleh karena itu kita Allah mengundang kita untuk memasuki kehidupan baru bersamaNya melalui Yesus Kristus. Dengan mengenal Yesus, kita akan mengenal Allah yang menciptakan kita dan juga menerima ajakan untuk memiliki hubungan denganNya.

“Yesus menjawab, “Akulah jalan untuk mengenal Allah dan untuk mendapat hidup. Tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa kecuali melalui Aku.”
( Yohanes 14:6 )

Jika Anda mengalami kesaksian yang luar biasa dalam hidup Anda, silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 882-9116-6911

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment