Ingatlah Yesus yang Pernah Menderita bagi Kita

Oleh Joanna Hor, Singapura
Artikel asli dalam bahasa Inggris: Jesus Didn’t Just Come to Die

Itu adalah minggu menjelang Paskah. Namun dia begitu murung dan terlihat lelah. Meskipun kehidupannya naik-turun, aku tidak pernah melihatnya begitu murung.

Setelah kutanyakan, dia menceritakan bahwa tidak ada alasan khusus yang membuatnya murung; dia hanya merasa kehilangan sukacita. Hal-hal kecil menjadi begitu mengganggunya, dan hal-hal yang baik tidak lagi menggembirakannya. Dan meskipun dia mencoba membaca Alkitab, dia tidak dapat mendengar Allah berbicara kepadanya.

“Kupikir aku kelelahan,” rekan kerjaku itu akhirnya menyimpulkan. Aku mencoba memberinya saran dan mendoakannya. Selain itu, rasanya tidak banyak hal lain yang dapat kulakukan untuk membantunya.

Di hari yang sama, aku mendapat kabar lainnya. Seorang temanku harus mendadak pulang dari perjalanannya ke luar negeri karena ayah mertuanya tiba-tiba meninggal.

Beberapa hari berikutnya, aku mengetahui nenek temanku yang lain masuk ke rumah sakit karena kanker tenggorokannya menjadi semakin parah; dan keadaannya terdengar buruk.

Meskipun itu adalah minggu menjelang Jumat Agung, itu tidak terasa berbeda dari minggu-minggu lainnya. Aku pun mengingat apa yang terjadi di minggu menjelang Jumat Agung lima tahun yang lalu, ketika aku menghadapi masa tersulit dalam hidupku. Saat itu, ketika aku sedang merasakan tekanan yang besar di pekerjaanku, secara tiba-tiba ayahku terserang stroke yang parah.

Tidak peduli apakah itu minggu menjelang Paskah atau bukan, itu sepertinya tak ada bedanya; ujian dan kesulitan hidup terus bergulir.

Tapi siapa yang bilang itu akan berbeda? Aku tiba-tiba menanyakan diriku sendiri.

Tidak peduli apakah itu minggu menjelang Paskah atau bukan, kita masih hidup di dunia yang penuh dengan dosa, masalah, dan penderitaan. Setiap hari, banyak orang menangis, bergumul, menderita, dan meninggal—sepertinya tidak ada habisnya.

Namun apa yang menjadikannya berbeda bagaikan bumi dan langit adalah ini: Di dunia yang sama, yang penuh dengan dosa inilah Yesus datang 2.000 tahun yang lalu untuk mati di kayu salib, untuk menggantikan kita, untuk menebus dosa-dosa kita.

Kadang, karena kita terlalu terpaku dengan kematian Yesus, kita mungkin melewatkan fakta bahwa Yesus bukan hanya datang untuk mati—Dia datang untuk menderita. Selama masa hidupnya di bumi, Yesus tidak lepas dari ujian dan kesulitan yang kita alami hari ini. Penebus, Juruselamat, dan Tuhan kita, juga adalah “seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan” (Yesaya 53:3).

Dan itulah yang membuat segala penderitaan yang kita alami di hidup ini jadi terasa berbeda.

Apapun situasi yang kita alami saat ini, kita dapat yakin bahwa ada seseorang yang benar-benar tahu apa yang sedang kita hadapi. Karena Dia sendiri pernah melewati semua itu.

Jadi, kalau kamu mendapatkan diagnosa penyakit tertentu, ingatlah Yesus, yang hidup setiap hari dalam hidup-Nya dengan menyadari bahwa Dia akan mati dengan cara yang begitu kejam (Matius 16:21).

Jika kamu bergumul untuk menerima apa yang menjadi kehendak Tuhan (mungkin keadaan di rumah atau kantormu tidak berjalan seperti yang kamu inginkan), ingatlah Yesus yang memohon kepada Allah Bapa di Taman Getsemani (Lukas 22:42).

Jika teman-temanmu telah mengkhianati atau meninggalkanmu, ingatlah Yesus, yang juga dikhianati oleh Yudas, murid-Nya (Lukas 22:3-6).

Jika kamu mendapatkan tuduhan yang salah, ingatlah Yesus, yang juga mendapatkan tuduhan yang salah di hadapan Pilatus dan Herodes (Lukas 23:2, 10).

Jika kamu telah kehilangan semua yang kamu miliki, ingatlah Yesus, yang meninggalkan takhta-Nya di surga untuk datang ke dunia yang telah jatuh dalam dosa ini (Filipi 2:6-8).

Jika kamu tidak mendapatkan apa yang menjadi hakmu, ingatlah Yesus, yang tubuh-Nya didera bagi kita (Filipi 2:6-8).

Jika kamu sedang menghadapi sakit secara fisik, ingatlah Yesus yang tergantung di kayu salib (Yesaya 53:4-5).

Jika kamu merasa diabaikan oleh Allah, ingatlah Yesus, yang ditinggalkan Allah di atas kayu salib (Matius 27:46).

Ingatlah Yesus.

Ingatlah bahwa Dia telah mati untuk memberikan kita hidup.

Ingatlah juga bahwa Dia pernah hidup di dunia ini untuk menunjukkan kepada kita bagaimana seharusnya kita hidup.

Di hari Jumat Agung ini, ketika kita mengingat kematian Yesus di atas kayu salib, marilah kita juga mengarahkan hati kita kepada-Nya dan mendekat kepada-Nya dengan keyakinan bahwa Dia mengerti apa yang kita rasakan dan akan memberikan kita belas kasihan dan anugerah untuk menghadapi ujian-ujian yang kita alami (Ibrani 4:14-16).

Sumber: warungsatekamu.org

Tidak ada seorangpun dalam hidup ini yang menyukai masalah. Tetapi masalah tidak bisa kita hindari. Saat ini kami mengajak kamu untuk coba merenungkan bagaimana cara kita bisa keluar dari masalah itu . Ternyata jawabannya cuma satu. Apapun masalahnya, jawabannya ada pada Injil.

Kenapa Injil? Injil itu adalah kasih Tuhan kepada manusia. Injil disini bukan dalam konteks agama tapi kasih Tuhan kepada manusia. Siapapun orangnya,dalam hati kecilnya percaya bahwa ada Tuhan yang menjadikan semuanya.

Untuk itu saat ini kalau kamu sedang menghadapi sesuatu dalam hidup percayalah dan datanglah kepada Injil itu yang adalah Yesus Kristus Tuhan.

Dalam dunia ini tidak ada siapapun kecuali Yesus Kristus Tuhan yang pernah berkata Akulah Jalan, Akulah Kebenaran dan Akulah hidup. Semua manusia hidup kalau tidak menemui jalan berarti dia ketemu jalan buntu.Jadi bagaimanapun keadaanmu saat ini, datanglah kepada Yesus.

Kalau kamu ingin mengenal siapa Yesus lebih lagi, silahkan chat dengan kami.
Silahkan Whatsapp ke:
Whatsapp: +62 889-1466-144

Untuk kalangan sendiri

Leave a Comment