Kesaksian Hidup Eka Ginting Dalam Mengenal Tuhan

Ditulis oleh: Eka Arapenta Ginting

Saya lahir dari keluarga kristen, namun saya merasa saya itu kristen hanya di KTP, saya mengenal Tuhan Yesus sejak 4 Tahun yang lalu yaitu ketika peristiwa Ibu saya mengalami sakit stroke, pada hari Jumat 4 agustus 2014, kemudian keesokan harinya saya pergi ke Gereja pada saat itu ada kegiatan katekisasi Sidi, saya berdoa di depan Altar memohon untuk kesembuhan Mama saya yang terkena stroke dan berkomitmen untuk mengenal-Nya, hari demi hari keadaan mama saya mulai membaik namun penyakit yang diderita mama saya menjadi semakin komplikasi, sejak stroke mama saya terkena penyakit Diabetes Melitus, Asam Urat,dsb,namun saya hanya pasrah, beberapa waktu kemudian ada rekrutmen menjadi pengurus Permata di Gereja saya, dan saya mengikuti dan menjadi pengurus di sana, namun saya kurang aktif karena ada beberapa hal yang menghambat, saya berfikir persoalan hidup saya sudah selesai, ternyata saya salah, dua tahun kemudian.

1 Januari 2016, Bapak juga mengalami stroke sebelah kanan, dan menyerang juga bagian otak bapak saya, sehingga sampai sekarang bapak saya menjadi seorang yang mudah tempramen, mudah sedih, mudah tertawa dsb, kondisi beliau juga semakin memburuk karena tidak ada semangat hidup dari dalam dirinya, namun saya bersyukur kepada Tuhan Yesus karena beliau masih diberikan umur yang panjang, saya juga mengira penderitaan saya telah berakhir, namun beberapa bulan kemudian, setelah saya lulus dari SMK Telkom medan, saya gagal mendapatkan Beasiswa di Telkom University.

Saya sempat depresi untuk beberapa saat, namun mama saya menasehati saya, mungkin itu belum jalan rejeki,setelah itu saya juga mengira bahwa pergumulan dalam hidup saya sudah berakhir, dua bulan kemudian, saya mengalami kecelakaan sepeda motor, pergelangan tangan kanan saya mengalami patah, dan harus dirawat selama kurang lebih satu bulan, saya menangis di kamar, saya bertanya kepada Tuhan, Tuhan mengapa setelah saya mengenal engkau hidupku menjadi kacau seperti ini dan saya berfikir Tuhan tidak peduli dengan saya, setelah itu, saya juga mengira permasalahan dalam hidup saya sudah selesai, beberapa bulan kemudian sekitar dua atau tiga bulan kemudian, saya mengalami kecelakaan ditabrak angkutan umum, saya terjatuh dan pingsan, kepala saya berdarah, dan jari kaki kanan saya mengalami patah, saya harus dirawat dan diurut, dan membutuhkan waktu perawatan sekitar  kurang atau lebih dari satu bulan, disitu rasanya saya ingin bunuh diri, dan bertanya kepada Tuhan, mengapa harus saya yang mengalami kecelakaan Tuhan, bukankah begal, penjahat dsb.

Mereka itu begitu kejam dan jahat, saya menangis di kamar, namun tetap saja saya merasa Tuhan hanya diam saja, dan setelah itu saya mengira bahwa penderitaan dalam hidup saya sudah berakhir, ternyata saya salah kaprah, awal tahun 2017 sekitar bulan februari atau maret, pagi hari nya, abang saya pulang kerumah dan memaksa orangtua saya untuk membeli mobil dengan alasan untuk bekerja sebagai supir Grab, mama dan bapak menangis karena dia, disitu saya marah dan saya berkata kepada dia “apakah kau ada otak? Kau anak paling tua, sudah tau kau orang tua mu sakit stroke, tega sekali kau meminta beli mobil, lantas setelah itu dia emosi, ia melemparkan sebuah botol minuman kaleng kepada saya, namun syukurnya tidak mengenai kepala saya, setelah kejadian itu saya meminta kepada kedua orang tua saya untuk kuliah di luar kota, karena saya tidak ingin lagi melihat wajah abang saya itu.

Singkat cerita kedua orang tua saya setuju dengan hal itu, dan saya kuliah di Jogjakarta, kampus STIE YKPN, namun saya mengira permasalah dalam hidup saya sudah selesai, sekitar satu tahun kemudian, tepatnya pada bulan februari, abang saya itu masuk penjara, di satu sisi saya senang karena dia sudah menanggung akibat dari perbuatannya, namun disisi lain saya sedih karena semua yang membiayai dia selama di penjara adalah mama saya, karena bapak saya tidak dapat lagi mengatur semuanya karena stroke yang menyerang ia.

Sejak abang saya masuk penjara sampai sekarang ini setelah dia bebas, saya khawatir kalau kuliah saya terbengkalai karena biaya, karena semua deposito mama saya telah habis untuk membeli mobil abang saya, membayar angsuran mobil, menebus ia dari penjara, saya selalu berdoa kepada Tuhan semoga suatu hari nanti ada orang yang memiliki kerendahan hati membantu saya dalam hal finansial, biaya kuliah, dan pada akhirnya saya hanya bisa bertobat, berserah diri dan Pasrah kepada Tuhan Yesus, sekarang saya mulai belajar untuk berfikir postive bahwa semua hal yang terjadi di hidup saya adalah kehendak-Nya dengan tujuan untuk mendidik saya supaya saya semakin mendekat kepada-Nya, dan untuk mengikut Yesus saya harus Memikul salib-Nya, saya berharap kesaksian saya ini menjadi berkat bagi sesama, Tuhan Yesus Mengasihi kita semua, Amin.

 

 

 

 

Mari menjadi Garam & Terang dunia melalui kesaksian hidup kita yang memberkati.

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber: www.gracedepth.com

Leave a Comment