KESEMPATAN UNTUK BERBOHONG

Janny dan Jenny adalah adik-kakak. Keduanya memiliki barang-barang yang sama, mulai dari pakaian hingga boneka. Jika salah satu di antara mereka tidak mendapatkan apa yang mereka ingini, maka akan timbul pertengkaran. Mau tak mau, ibunya selalu berlaku adil kepada keduanya.

Suatu kali ada tetangga yang mengirim sekantong permen. JAnny dan Jenny membukanya dan mulai berbagi. Rupanya permen itu tersisa satu dan mereka berebut untuk mendapatkannya. Ibu mereka memutuskan bahwa tak satupun akan mendapatkan sisa permen itu.

Tiba-tiba permen yang ibu simpan tidak ada di tempatnya. Ibu memanggil Janny dan Jenny. Janny tampak ketakutan sebab dialah yang memakan permen itu dan bungkusnya tidak sengaja terjatuh di kolong tempat tidur milik Jenny.

Ibu bertanya kepada keduanya, “Siapa yang mengambil permen itu?”

Keduanya terdiam. Sangat mudah bagi Janny untuk berbohong sebab bungkus permen berada di kolong saudaranya.

“Maaf, Bu. Janny yang telah memakannya. Maafkan aku ya Jen…”

Janny menangis. Kemudian Ibu dan Jenny memeluknya. Sungguh di luar dugaan, ternyata ibu dan saudaranya tidak marah kepadanya.

Di dunia ini kita ditawari banyak kesempatan untuk bisa berlari menyelamatkan diri dengan cara berbohong. Semua tergantung dari hati kita. Apakah kita ingin menghancurkan orang lain dengan cara berkata tidak jujur? Atau kita jujur dengan menanggung segala risiko yang ada?

Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.

Amsal 14:2

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber : www.renungankristiani.com

Leave a Comment