KETAKUTAN MEMBERI

Kemarin saya berbincang dengan salah satu teman lama. Tiba-tiba teman saya ini menceritakan permasalahan keuangan keluarganya. Ia telah memberi uang bulanan kepada orang tuanya, istrinya juga anak-anaknya. Ia mengaku mampu memenuhi kehidupan keluarganya meskipun pas-pasan tapi tidak pernah mengalami peningkatan. Teman saya bertanya-tanya apa yang salah dalam pengaturan uangnya.

Kemudian saya bertanya apakah dia sudah menyisihkan sepersepuluh untuk Tuhan? Dia menjawab bahwa dia tidak mempunyai uang untuk diberikan kepada Tuhan. Ia takut tidak bisa menabung dan bahkan minus.

Nah, di sinilah sebabnya mengapa teman saya atau mungkin beberapa dari kita tidak mengalami peningkatan dari sisi ekonomi. Kita menjadi takut untuk memberi. Kita takut untuk berinvestasi kepada Tuhan. Bila kita menyimpan uang di bank, maka kita akan mendapatkan bunga. “Bunga” yang lebih besar juga akan kita dapatkan ketika kita tidak kikir kepada Tuhan.

Apa untungnya kita kikir kepada Pencipta kita? Apa untungnya kita kikir pada Dia yang memberikan napas secara gratis? Apa untungnya kita kikir kepada Dia yang memelihara kita? Apa untungnya kita perhitungan kepada Tuhan sementara Tuhan sama sekali tidak pernah perhitungan kepada kita?

Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

Maleakhi 3:10

 

 

 

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:

Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN. 

Sumber : www.renungankristiani.com

Leave a Comment