Maryono dan Mei, Cemburu Buta Buat Rusak Rumah Tangga Mereka

Nama sang suami Maryono. Pria ini adalah seorang rajin bekerja, sampai-sampai karena totalitasnya, ia bekerja tanpa mengenal waktu. Sementara, nama sang istri adalah Mei Wulandari. Ia adalah seorang ibu rumah tangga. Mei selalu menaruh curiga kepada Maryono khususnya ketika ia berada di luar rumah.

Suatu hari, Mei yang ketika itu sedang menunggu bersama anak, menanti Maryono dengan penuh rasa gelisah. Teleponnya berkali-kali tidak diangkat oleh sang suami. Waktu padahal sudah menunjukkan ½ 12 malam.

Mei tidak bisa tidur. Ia tetap menanti di depan pintu. Maryono pun tiba. Sesampai di dalam rumah, tanpa banyak basa-basi, pertanyaan bak seorang detektif pun meluncur dari mulutnya.

“Kamu dari mana, jam segini baru pulang?” ujar Mei kepada Maryono.

Mendapat pertanyaan itu, Maryono pun menjawab bahwa dirinya dari tempat kerja. Namun, Mei tidak puas dengan jawaban sang suami. Ia terus mencercar sampai dengan masalah pakaian yang dikenakan sang suami.

Maryono yang sudah kelelahan mengatakan bahwa bajunya itu merupakan bonus dari boss kepada seluruh karyawan. Bukannya hatinya tenang, Mei justru menuduh bahwa suaminya ada main dengan pimpinan di kantornya. Disudutkan seperti itu, Maryono tetap tenang dan memilih untuk pergi tidur.

Masih marah dengan sikap Maryono, Mei pun memilih untuk tidak membuatkan sarapan untuk suaminya tersebut. Dia bahkan mendiamkan suami di hari itu.

Kecemburuan yang ada di dalam diri Mei begitu besar. Bahkan karena rasa curiga yang besar, dia sempat mendatangi tempat sang suami bekerja.   

Walaupun kecurigaannya tidak terbukti, tetapi rasa cemburunya kian hari kian besar.  Hal tersebut pun membuat Maryono pusing tujuh keliling.

“Waktu kakak saya di Pekanbaru, itu sms. Jadi saya tidak pernah mengenalkan kakak saya di Pekanbaru karena itu di luar keluarga (kandung) saya. Dia itu manggil saya, ‘say’, istri saya cemburu. Saya jelasin tidak terima,” tutur Maryono.  

Mei pun menunjukkan sikap yang kurang mengenakkan. Hal itu pun membuat Maryono jadi lepas kendali.

“Saya sudah bilang sama istri saya, tolong buktikan kalau saya punya cewek lain”

Mendapat kekerasan fisik dari sang suami, Mei meminta agar dipulangkan ke rumah orangtua mereka. Izin untuk pulang ke rumah diberikan Maryono. Namun, permintaan untuk bercerai jelas ditolak mentah-mentah oleh sang suami.

“Kamu kalau mau pulang ke rumah orangtuamu, pulang sana, tapi saya gak mau jemput”

Melihat wajah penuh babak belur, orangtua Mei marah besar. Sang bapak tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu. Keduanya pun menyarankan agar Mei bercerai saja dari Maryono.

“Paginya dia kan kerja, saya sms dia. Saya bilang saya udah gak kuat, buat apa dipertahanin. Dia itu saya tantangin berani apa ngga,” kenang Mei.

Tiba-tiba Maryono datang ke rumah orangtua Mei. Kali ini, kesabaran Maryono sudah habis. Menganggap tidak ada jalan lain lagi, ia pun mengajak Mei untuk mengurus perceraian diantara mereka.  

“Saya gak mau, itu kan hanya gertakan saya. Di rumah itu dia marah. Dia mukulin saya. Itu kondisi bapak saya masih kerja,” imbuh Mei.

Mendengar keributan di dalam rumah, ibu dari Mei pun masuk ke dalam rumah dan memarahi Maryono.  

“Saya ndak malu sama mertua saya karena istri saya sudah kurang ajar sama saya. Ya ini saya. Ini mantumu,” ujar Maryono membuat pembelaan diri.

Keributan hebat di rumah orangtua Mei pun mereda setelah Maryono pergi keluar rumah.

Pasca kejadian hebat tersebut, baik Maryono dan Mei sama-sama merenung.

“Kalau menyesal, ada. Dulu ada. Saya sempat ada kenapa saya menikah sama dia. Bener orangtua saya bilang, kamu nikah sama dia itu (kamu) dapat apa. Gak punya bapak, nikah sama dia. Tapi lama kelamaan, ya udahlah saya milih dia, saya juga harus tanggungjawab. Anak saya nanti gimana ke depannya, juga siapa yang bantu saya. Saya juga marah gak ada gunanya,” kata Mei.

Sementara itu, Maryono yang berada di rumah ibunya mendapat nasih dari sang ibu. Bukan itu, ia pun diajak oleh sang ibu untuk menghadiri sebuah ibadah. Di dalam ibadah itu, Maryono menyaksikan sebuah tayangan tentang kasih Bapa.  

“Itu langsung, langsung menyentuh hati saya,”

Ketika ada sesi tantangan yang dilakukan oleh pendeta, ia pun mengambil sebuah keputusan untuk bertobat dan komitmen berubah.  

“Ini saya, saya sering marah. Jadi memang marah itu sebuah kejahatan maka saya tidak mau lagi. Saya menyesal, saya menyesal banget telah memperlakukan istri saya seperti itu. Memukuli sampe anak-anak saya mungkin trauma. Setiap saya marah, anak saya langsung nangis. Hati saya hancur, saya terlalu jahat sama istri saya, sama anak saya.”

“Saya harus bisa mengasihi istri saya lebih lagi. Sebagai kepala rumah tangga harus bisa mengayomi istri dan anak saya.

Hari demi hari berlalu. Rasa kangen menyeruak ke dalam diri Mei. “…dia lagi apa, udah makan atau belum,” tutur Mei.

Tanpa diduga-duga, Maryono datang ke rumah orangtua Mei. Berbeda dari sebelumnya, ia kini datang dalam keadaan yang penuh kehangatan. Ia bahkan mengajak Mei untuk pergi beribadah bersama-sama dengannya.  

“Waktu itu saat suami saya ikut acara kerohanian di gereja, itu saya bersyukur sekali kepada Tuhan. Dia duduk di sebelah saya; dia minta maaf sama saya. Dia bilang, ‘mah, saya minta maaf kalau selama ini saya sudah berkata kasar, bersikap kasar sama mama,’” aku Mei.  

Permintaan maaf itu pun diterima oleh Mei dengan tulus hati. Mereka pun berikrar untuk memulai segala sesuatunya dari awal kembali.

Walau Mei mengatakan kecemburuan kepada sang suami tetap ada, tetapi perlahan demi perlahan rasa curiga itu bisa diatasi olehnya.

Sungguh pengampunan menghasilkan pemulihan. Bahkan kebenaran demi kebenaran akhirnya terungkap. Sekarang, kehidupan pernikahan semakin indah. Dibanding sebelum-sebelumnya, Maryono dan Mei kini kian mengasihi satu sama lain.

Sumber : Maryono dan Mei Wulandari

 

 

DOA Memulai Hubungan Pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus:
Saya percaya bahwa Darah Yesus Kristus yang telah dicurahkan adalah untuk penebusan atas segala hutang dosa saya.
Saya percaya hanya melalui Tuhan Yesus saya beroleh pengampunan yang kekal.
Dan mulai saat ini juga, saya menerima Engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat hidup saya pribadi.
Saya mengundang ROH KUDUS tinggal didalam hati saya untuk menuntun saya dalam setiap langkah dan pengenalan saya akan Engkau.
Saya berdoa Hanya di Dalam Nama Tuhan Yesus Kristus, AMIN.

 https://www.jawaban.com

Leave a Comment